Nelayan Kota Probolinggo Adakan Lomba Manuver Perahu

(Agar Pandai Menghadapi Gelombang Besar Saat Melaut)
Kota Probolinggo, Bhirawa
Nelayan Kota Probolinggo mempunyai cara yang unik untuk mengungkapkan rasa syukur kepada Tuhan YME. Cara unik itu adalah dengan menggelar lomba manuver perahu di lautan saat mencari ikan.
Dengan hiasan aneka warna, sedikitnya 30 perahu milik nelayan beradu ketangkasan dalam lomba manuver perahu. Lokasinya berada di perairan laut utara Pelabuhan Perikanan Mayangan, Kota Probolinggo.
Para Nelayan mempertunjukkan cara bermanuver menggunakan perahu, saat tengah mengejar gerombolan ikan di lautan. Manuver yang kerap dilakukan nelayan Probolinggo itu, dikatakan untuk mempermudah nelayan saat menangkap ikan dengan jaring.
“Manuver perahu ini sangat diperlukan saat mencari ikan. Biasanya dalam manuver ini, kami juga menebar jaring yang digunakan untuk menangkap ikan. Kalau lamanya tergantung, kadang dilakukan selama 15 menit atau lebih, hingga ikan terkumpul,” ujar Abu Hasan, salah satu nelayan, Minggu 12/11 sore usai lomba.
Dalam lomba maneuver perahu inipeserta dituntut memiliki skill dan kemampuan yang baik, saat mengendalikan perahu. Tak hanya itu, dalam lomba ini, nelayan juga harus memiliki kemampuan dalam menghias perahunya, agar nampak cantik dan unik.
“Tidak salah rasanya, jika kami mengungkapan rasa syukur kami sebagai seorang nelayan dengan cara ini. Hitung-hitung juga sebagai latihan, karena akan meningkatkan skill kami,” timpal Ahmad, rekan sejawat Abu Hasan.
Pelaksana tugas (plt) Kepala Dinas Perikanan Kota Probolinggo Budi Krisyanto, menyampaikan, lomba manuver perahu merupakan cara meningkatkan kecintaan nelayan Probolinggo terhadap perahunya. Karena dengan perahu itu, mereka memperoleh penghasilan dari mencari ikan.
“Diharap juga bisa menjadi wadah bagi para nelayan Probolinggo, yang hendak belajar bermanuver perahu. Tujuannya, bisa pandai saat menghadapi gelombang besar, saat melaut,” paparnya.
Sementara itu Ketua Paguyuban Nelayan Putra, Samudra Hambali mengatakan, pada kondisi normal, nelayan dengan menggunakan jukung saat melaut bisa mendapatkan hasil rata-rata 15 kilogram sampai 20 kilogram. Tapi kali ini paling banyak nelayan kalau memiliki peruntungan hanya mampu memperoleh ikan kurang dari 10 kilogram.
Jumlah tangkapan itu bila diukur dengan rupiah, maka pendapatannya menurun. Jika sebelumnya mengantongi sedikitnya Rp100 ribu, sekarang yang diperoleh hanya pada kisaran Rp 20 ribu sampai Rp 40 ribu, sekali melaut.
“Angin Gending mengakibatkan ikan-ikan menjauh dari perairan Probolinggo dan terpaksa harus melaut ke luar daerah hingga ke perairan Madura dan Bali. Penurunan hasil tangkap sekitar 50 persen karena apabila sekali berlayar biasanya kami mendapatkan satu ton ikan, namun sejak sekitar sepekan ini hanya mendapat tiga hingga empat kuintal,” ujarnya.
Agar hasil tangkapannya bisa menutupi biaya melaut, karena selama angin gending melanda nelayan sering merugi akibat hasil tangkapan mereka tidak sebanding. Sejak bulan Mei lalu angin gending mulai berhembus di wilayah Pajarakan dan Tongas dan diprediksi akan berhembus hingga bulan November.
“Angin gending berhembus di wilayah Pajarakan dan Tongas, di luar wilayah itu masih belum ada, namun apabila angin gending berhembus besar bisa sampai ke Madura. Sekarang ini memang sudah waktunya ombak tinggi dan di sisi dermaga sifat ombaknya landai, sedangkan dari arah utara sifat ombaknya kencang,” tambahnya.(Wap)

Foto: Para nelayan lakukan manuver perahu di Pelabuhan Probolinggo.(Wap)

Tags: