Nelayan Paciran Kabupaten Lamongan Keluhkan Soal Plawangan

Lokasi pengerukan plawangan.(Alimun Hakim/Bhirawa).

Lamongan, Bhirawa
Nelayan Paciran keluhkan kinerja pemerintah yang tutup mata ketika diminta bantuan pengerukan Plawangan Tambat Labuh atau dermaga perahu. Setelah sekian lama di impikan akhirnya saat ini nelayan melaksanakan pengerukan dengan biaya bantuan CSR perusahaan di Pantura.
Padahal beberapa tahun lalu melalui rukun nelayan sudah mengajukan pada Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Lamongan, namun sampai hari ini belum ada kejelasan.
Para nelayan hingga hari ini menanyakan kejelasan pengajuan yang pernah di serahkan pada pihak Dinas terkait. Bahkan,nelayan seringkali harus berputar jauh untuk menyandarkan perahunya sementara, karena belum memiliki Plawangan.
“Kami turut prihatin dengan kondisi yang dialami nelayan tersebut. Sehingga kami berupa membantu dengan melakukan lobi lobi, dan akhirnya dapat bantuan CSR dari perusahaan. Itupun untuk makan dan minum para pekerja, kami secara mandiri yang biayai” jelas Hilal salah satu perwakilan Nelayan, Kamis (14/3), seusai audiensi di Dinas Perikanan dan Kelautan.
Hilal berharap Pemerintah Daerah lebih memperhatikan nasib dan keselamatan nelayan. Karena bagaimanapun, keberadaannya akan membantu pembangunan di Lamongan.
“Ya pemerintah harus lebih peduli lagi pada nelayan Paciran. Jangan hanya di nikmati hasilnya, apalagi Lamongan kan menjadi salah satu pusat perdagangan ikan laut terbesar di Jawa Timur bahkan secara nasional” tegasnya menggerutu.
Sementara Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Lamongan Suyatmoko menjelaskan jika pengerukan tersebut, menjadi wewenang dari pemerintah Provinsi dan Pusat.
“Setelah kita ajukan, ternyata Pemprov bersedia memberikan bantuan tersebut, dengan syarat hasilnya masuk kedalam pendapatan Provinsi bukan ke Kabupaten” katanya menegaskan. [mb9]

Tags: