Nelayan Tak Melaut, Harga Ikan Melambung

Foto: ilustrasi

Foto: ilustrasi

Surabaya, Bhirawa
Nasib nelayan di sepanjang pantai Kenjeran Surabaya patut mendapat perhatian dari pemerintah, selain terkena dampat pencabutan solar bersubsidi, kini para nelayan tidak bisa melaut karena tingginya ombak laut. Akibatnya harga ikan di pasar tradisional melambung tinggi.
Mariati, salah satu penjual ikan laut  di Pasar Mangga Dua mengatakan, harga ikan mengalami kenaikan sebesar 30 %, dan ada beberapa ikan laut yang tidak dapat dijualnya. “ Kiriman ikan saat ini tidak cukup banyak, karena memang sudah dari nelayan yang sudah tidak mengirim ke pengepul.  Ombak dan pengaruh solar juga ikut memberikan efek mas. Kalau pun ada,  tentu harganya naik 30 % dari harga normalnya,” ujarnya, Kamis (7/8) kemarin
Seperti ikan Pari, biasanya mendapatkan harga Rp.20.000- Rp.25.000/ kg, sekarang menjadi Rp.33.500/kg nya. Sehingga banyak pembeli yang tidak tertarik dengan harga yang ditawarkan, dan berpengaruh terhadap kesegaran ikan yang dijualnya.
“Saya hanya bisa berharap untuk harga ikan laut dapat kembali normal. Sehingga saya dan penjual yang lain tidak dirugikan. Serta kebijakan pemerintah tentang solar yang dibatasi hanya bersifat sementara saja. Dan angin yang berhembus dengan kencang dapat segera hilang,” ujarnya.
Ikan tongkol, cumi, dan ikan gembung merupakan ikan yang paling banyak dicari masyarakat, tetapi dengan harga yang sudah naik, ahkirnya mengurangi niat untuk membelinya. Mariati pun sekarang tidak menjual hanya ikan laut, tetapi sekarang sudah di tambah dengan temped an tahu.
“Kalau nuruti menjual ikan laut, bisa-bisa sekeluarga tidak bisa makan. Ya saya harus menambah dengan produk seperti tahu, tempe, dan sayuran. Nanti kedepannya bisa tambah dengan bumbu masak, supaya bisa menutup kerugian ikan laut yang tidak laku,” tutupnya. [wil]

Tags: