Nelayan Tambang Pasir Lumajang Nganggur

Nelayan nganggurLumajang, Bhirawa
Aktivitas pertambangan ilegal di Pantai Watu Pecak Lumajang mengakibatkan sebanyak 40 nelayan terpaksa menganggur selama lebih dari 7 bulan, karena kondisi parkiran perahu yang biasa menjadi jalur melaut telah berubah menjadi tebing tinggi.
“Nelayan tidak bisa melaut karena tepat parkiran perahu jadi tebing. Sebab pasirnya dekat ke TPI (Tempat Pendaratan Ikan, red). Kalau ingin tahu faktanya, coba lihat langsung ke lokasi,” kata Mulyadi (48), warga Dusun Krajan II, Desa Selok Awar-Awar yang sehari-hari berprofesi sebagai nelayan.
Menurutnya, tebing yang terlalu tinggi di jalur perahu menyebabkan para nelayan tidak berani mempertaruhkan nyawanya untuk melaut. Bahkan, beberapa hari lalu ada 3 nelayan yang nekat berusaha melaut, kapalnya kandas diterjang ombak. “Ketiga nelayan itu nekat lantaran sudah lama tidak berpenghasilan,”katanya.
Sementara di laut sana penghasilannya menunggu. Ikan pari dan lobster yang harganya mahal memasuki musimnya. ”Sehingga nelayan kini terpaksa nekat menjaring dengan berenang di laut dengan ombak ganas seperti itu,” imbuhnya.
Sementara, para petani di wilayah itu juga mengalami kerugian karena sawahnya rusak terkena rembesan air laut. Mulyadi memastikan tahun ini para petani pemilik sawah di pinggir Pantai Watu Pecak tidak bisa memanen tanamannya. [yat]

Tags: