Nestlé Indonesia Kembangkan Koperasi

Sustainability Agriculture Development & Procurement Director PT Nestlé Indonesia R. Wisman Djaja saat menjelaskan keberhasilan peternak untuk meningkatkan hasil produksi susu. [achmad tauriq/bhirawa]

Sustainability Agriculture Development & Procurement Director PT Nestlé Indonesia R. Wisman Djaja saat menjelaskan keberhasilan peternak untuk meningkatkan hasil produksi susu. [achmad tauriq/bhirawa]

[Pastikan Pasokan Susu Segar]
Kota Malang, Bhirawa
Perusahaan makanan dan minuman PT Nestle Indonesia sangat bergantung terhadap pasokan bahan baku yang dihasilkan oleh para peternak dan petani, termasuk pasokan susu segar dari para peternak sapi perah di Jawa Timur.
Oleh karena itu, Nestlé berkomitmen mendukung para peternak untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas hasil produksi mereka dengan menghadirkan koperasi-koperasi susu.
“Untuk itu, Nestlé membangun kemitraan dengan para peternak melalui koperasi-koperasi susu yang ada di Jatim dengan memberikan pendampingan teknis dan pelatihan tentang praktik-praktik peternakan yang berkelanjutan serta bantuan finansial untuk membantu para peternak membeli peralatan peternakan,” ungkap Sustainability Agriculture Development & Procurement Director PT Nestlé Indonesia R. Wisman Djaja usai acara pemberian penghargaan Apresiasi Peternak 150 Nestlé di Pujon, Malang, Minggu (9/10) kemarin.
Wisman menambahkan, model kerja sama ini telah berhasil memastikan Nestlé mendapat pasokan bahan baku yang berkualitas dari para peternak sapi perah dan pada saat yang sama dimana para peternak mendapat kemudahan akses ke pasar dan dukungan yang diperlukan untuk membantu meningkatkan kesejahteraan mereka.
Nestle sendiri telah menjalin kerja sama dengan 27.000 peternak sapi perah di Jawa Timur, dimana memberikan pasokan sekitar 500 ribu liter susu setiap harinya untuk diolah menjadi beragam produk unggulan.
Sementara itu untuk meningkatkan produktivitas, ada tiga aspek yang harus diperhatikan. Yakni pakan yang cukup, kandang yang nyaman, bibit bobot harus dijaga.
“Ada banyak aturannya supaya produktivitas meningkat, bahkan Nestle sendiri menempatkan 15 orang di Pujon untuk mendampingi para peternak agar produktivitas meningkat. Yang utama adalah meningkatkan produktivitas sehingga jumlah susu bisa terus meningkat. Jika produktivitas meningkat maka pendapatan akan meningkat,” jelasnya.
Namun, untuk bisa memenuhi tiga aspek itu dibutuhkan peran serta pemerintah, Subsidi untuk membantu renovasi kandang penting dilakukan. Juga penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) juga penting disalurkan pada peternak sapi perah ini. “Tidak bisa dilakukan hanya oleh industri harus ada peran serta pemerintah,” tandasnya.
Jadi masih ada kesempatan untuk meningkatkan produktifitas sampai 50%, yang nantinya dapat meningkatkan pendapatan peternak hingga 30%. “Jika sekarang ada 78.000 ekor dengan tingkat produksi dibawah 10 liter. Bisa ditingkatkan jadi 15 liter,” terang Wisman. Selain itu peningkatan produksi susu juga harus didukung dengan ketersediaan pakan. Untuk satu ekor sapi setiap harinya dibutuhkan 40 kilogram hijauan.
“Jika ditotal ada 50.000 ekor sapi, ketersediaan pakan berupa hijauan akan membutuhkan jumlah besar. Tetapi masalahnya, lahan tidak ada, butuh 15.000 hektar lahan di Jawa Timur,” tutur Wisman. [riq.mut]

Rate this article!
Tags: