Ngaku Putra Kiai Langitan, Tipu Warga Kalimantan

6-FOTO KAKI hudTuban, Bhirawa
Mengaku salah satu putra dari almarhum KH Abdullah Faqih, Pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) Langitan, Desa Widang, Kecamatan Widang, Kabupaten Tuban, Tomo (41) warga Desa Prigi, Kecamatan Kanor, Kabupaten Bojonegoro ?tipu warga Kalimantan.
?Penipuan yang dilakukan oleh Tomo yang mengganti namanya menjadi Kiai Yusuf mengaku pada korbannya sebagai salah satu putra mendiang KH Abdullah Faqih yang bisa mengobati beragam macam penyakit. ?
“Korban adalah Samadi dan Sofyan yang selama ini bekerja di salah satu proyek yang ada di Kalimantan,” kata Kasatreskrim Polres Tuban, AKP Suharyono, (24/11).
Penipuan bermula ketika mertua dari Samadi menderita sakit dan tak kunjung sembuh. Dia bersama Sofyan kemudian mendapatkan nomor ponsel pelaku yang mengaku sebagai orang pintar dan dapat menyembuhkan segala macam penyakit.
Setelah beberapa kali komunikasi dengan pelaku, korban kemudian memutuskan untuk pergi ke Jawa dan janji bertemu di Babat Kabupaten Lamongan yang tidak jauh dari lokasi Ponpes Langitan.? “Kedua korban dijemput pelaku di Babat, kemudian diajak ke Masjid Baitur Rokim yang ada di sebelah Ponpes Langitan,” kata Suharyono.
Ketika berada di masjid, pelaku kemudian berupaya meyakinkan korban kalau dapat menyembuhkan segala macam penyakit dengan beberapa syarat. Di antaranya adalah memberikan sedekah sejumlah uang kepada anak yatim dan dititipkan kepada pelaku. “Para korban juga diajak untuk melakukan beberapa ritual, termasuk dengan cara mengunjungi makam Kyai Abdullah Faqih untuk meyakinkan korban,” kata Suharyono.
Total dari hasil penipuan yang dillakukan pelaku adalah 8 juta rupiah. Uang ini diminta setiap kali ada ritual yang dilakukan baik untuk penyembuhan, ataupun untuk menggandakan uang sampai ratusan juta rupiah. “Setelah sadar uang mereka tidak kembali korban melapor ke polisi, setelah kita cek korban bukan keluarga pesantren langsung kita ciduk ketika berada di rumahnya,” tandas Suharyono.
Sementara saat berada di Mapolres Tuban, pelaku bahkan mengaku tidak dapat membaca Alquran. Dia mengaku hanya beberapa kali mengikuti tahlil di pondok ketika KH Abdullah Faqih yang wafat tahun lalu. Menanggapi hal ini, salah satu almuni Ponpes yang tersohor pada era presiden Gus Dur, meminta pada masyarakat tidak mudah percaya kepada orang yang baru dikenal, apalagi dengan janji-janji yang tidak masuk akal.
“Semoga tersangka sadar, kami yakin, keluarga ndalem pasti memaafkan kalau tersangka minta maaf, begitu juga santri dan alumni, meski saya sendiri juga marah ketika mendengar itu,” kata M Muthohar dari Desa Jadi Kecamatan Semanding Tuban.n hud

Caption Foto ;  Kasat Reskrim Polres Tuban, AKP Suharyono saat memberikan keterangan bersama tersangka pada para jurnalis di Mapolres Tuban (24/11). (Khoirul Huda/bhirawa)

Tags: