Ngandjoek Tempo Doeloe Jadi Agenda Tahunan

Bupati Nganjuk Drs Taufiqurrahman bersama Kadis Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Gondo Hariyono membuka event Ngandjoek Tempo Doeloe.(ristika/bhirawa)

Kab.Nganjuk, Bhirawa
Deretan bangunan bambu sederhana yang menggambarkan Kabupaten Nganjuk masa lampau menghiasi jalan Basuki Rahmad. Selama tiga hari di akhir pekan, masyarakat Kota Angin seakan diajak kilas balik melihat aneka kekayaan seni, budaya, kehidupan sosial, hingga kisah-kisah heroik era perjuangan.
Nuansa zaman dulu itu tersaji dalam zona Ngandjoek Tempo Doeloe, yang digelar oleh Pemerintah Kabupaten Nganjuk, melalui Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga.
Kegiatan unik ini sengaja dihelat, untuk menggugah hati masyarakat agar tidak melupakan sejarah budaya, seni, hingga riwayat perjuangan para pahlawan khususnya di Kabupaten Nganjuk.
Kegiatan dibuka secara langsung oleh Bupati Nganjuk beserta istri, Ita Triwibawati, jajaran forum pimpinan daerah hingga tokoh masyarakat Nganjuk. Tak kurang dari 83 stan bertema sejarah masa lalu dipamerkan di sepanjang Jalan Basuki Rachmad, sisi timur Alun-Alun Nganjuk. Tentu saja puluhan stan yang dipamerkan memiliki nilai historis (sejarah) tentang Nganjuk, mulai peralatan kuno, barang-barang pusaka, Kantor Pos tempo dulu, serta kendaraan lawas yang meliputi roda dua, roda empat, hingga kereta kencana milik kerajaan Anjuk Ladang.
Di sebagian besar stan terpajang foto-foto asli cetakan lama yang menggambarkan masa lalu daerah Kabupaten Nganjuk. Dalam foto itu tergambar bangunan lama, kendaraan lama, jembatan lama, hingga bagaimana penderitaan rakyat Nganjuk saat dijajah bangsa asing. Uniknya, penjaga stan yang memandu pengunjung semuanya menggunakan pakaian jadul, sehingga kesan Nganjoek Tempoe Doeloe begitu kental terasa.
Di tengah ribuan masyarakat yang memadati arena, Bupati Taufiqurrahman menyampaikan rasa terima kasihnya kepada berbagai pihak atas terselenggaranya kegiatan ini. Bupati Taufiq berpesan supaya masyarakat tidak sampai melupakan jasa dan perjuangan para pahlawan dalam memperoleh kemerdekaan yang sekarang bisa dinikmati. “Para sesepuh jangan sampai tidak memberitahukan kepada anak cucunya tentang perjuangan para pahlawan dalam memperjuangkan kemerdekaan. Jangan sampai generasi penerus lupa akan sejarah. Ada ungkapan bijak yang mengatakan jika bangsa yang besar adalah bangsa yang tidak melupakan sejarah dan perjuangan pahlawan,” ujarnya.
Menurut Bupati, tujuan diadakannya pameran Ngandjoek Tempo Doeloe terutama memberi pengetahuan dan pembelajaran kepada generasi penerus. Agar mereka paham dengan asal usul kota kelahirannya dan menyadari akan kekayaan warisan budaya leluhur, sehingga bersedia bersungguh-sungguh menjaga kelestariannya. Dengan menengok kembali warisan adiluhung para pendahulu, masyarakat Nganjuk dan khalayak luas akan lebih mengetahui, ada banyak potensi lain yang berasal dari riwayat masa lampau baik dari sisi kesenian, budaya, kuliner, pertanian hingga kekayaan wisata alam
Pameran yang menyajikan berbagai foto keadaan Nganjuk di awal mula pemerintahan tersebut juga diisi berbagai benda koleksi bersejarah. Mulai dari sepeda tua, motor tua, mobil, kereta kencana hingga berbagai benda pusaka. Pameran tersebut diikuti sekitar 83 peserta mulai dari koleksi milik pribadi, komunitas, kolektor, instansi hingga BUMN. Seperti misalnya dari Kosti (Komunitas sepeda tua Indonesia), yang menampilkan puluhan sepeda antik, termasuk yang tanpa rantai atau dengan sistem gardan.(advetorial)

Tags: