Ngulek Rujak Bareng, Wali Kota Berpesan Jaga Warisan Budaya dan Kebersamaan

Wali Kota Tri Rismaharini bersama jajaran Forpimda ngulek rujak bareng, Minggu (14/5). [trie diana]

Surabaya, Bhirawa
Keinginan Pemkot Surabaya untuk mengemas tampilan Festival Rujak Ulek 2017 menjadi lebih heboh dan semarak dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, benar adanya.
Agenda tahunan yang digelar sebagai bagian untuk menyemarakkan Hari Jadi Kota Surabaya (HJKS) ke-724 ini benar-benar semarak. Kawasan jalan legendaris, Kembang Jepun Surabaya yang menjadi lokasi Festival Rujak Ulek 2017, pada Minggu (14/5) pagi, berubah menjadi lautan manusia.
Ribuan warga, baik peserta rujak ulek maupun masyarakat dari Surabaya dan luar kota, tumplek blek di sana. Mereka ngulek rujak bareng.
Di tiap stan, sebanyak 300 grup peserta yang berasal dari kelurahan/kecamatan, Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Pemkot Surabaya, BUMD, hotel dan media, juga  tamu kehormatan perwakilan negara sahabat, tidak hanya sibuk ngulek rujak.
Dengan memakai kostum unik, mereka juga berjoget dan meneriakkan yel-yel masing-masing. Ada yang memakai pakaian tradisional, kostum vampir, hingga super hero.
Begitulah potret keriuhan suasana Festival Rujak Ulek 2017 yang tahun ini merupakan gelaran ke-15 kalinya.
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengatakan kegiatan ini untuk mengingatkan masyarakat Surabaya, utamanya generasi muda bahwa Surabaya memiliki kuliner legendaris yang tidak boleh dilupakan.
Bahwa rujak ulek merupakan bagian dari warisan budaya para pendahulu di bidang kuliner. Sebelumnya, wali kota  berkeliling di sepanjang kawasan Kembang Jepun untuk melihat langsung kehebohan para peserta.
“Festival ini untuk mengenang dan menjaga budaya kita. Salah satunya rujak ulek. Mungkin anak-anak kita tidak tahu. Kita bangkitkan lagi bahwa kita punya kekayaan luar biasa di bidang kuliner, yakni rujak ulek,” kata Risma.
Wali kota juga mengajak warga Surabaya agar perayaan HJKS ke-724 menjadi momentum untuk mempererat kebersamaan antar warga. Di usia yang sudah sangat matang, wali kota mengibaratkan Surabaya sudah terbang.
Karenanya, pantang untuk kembali turun  hanya karena mengungkit-ungkit perbedaan yang memicu perpecahan. Justru, warga Kota Pahlawan harus bersama menjaga situasi kota, serta terus bekerja keras dan terus belajar demi masa depan yang lebih baik.
Seusai sambutan, Risma bersama konsulat jenderal negara sahabat yang ada di Surabaya, Forum Pimpinan Daerah, komunitas masyarakat dan juga pengusaha membunyikan sirine pertanda dimulainya festival. Setelah itu, mereka ngulek bareng di layah berukuran jumbo.
Setelah rujak hasil ngulek bareng itu jadi, wali kota lantas membagikan sepiring rujak ulek ke masyarakat. Sempat berjalan beberapa menit untuk mencari orang pilihannya, wali kota akhirnya memberikan rujak tersebut kepada anak perempuan yang ikut menyaksikan kehebohan Festival Rujak Ulek 2017.
Festival tahun ini memang lebih heboh dibanding tahun sebelumnya. Itu terlihat dari animo masyarakat yang luar biasa. Dan itu menjadi bukti bahwa ajang yang digelar sejak 2002 dan telah dua kali memecahkan rekor MURI untuk kategori pembuat rujak ulek terbanyak mendapat apresiasi masyarakat.
Festival ini mampu menjadi magnet yang menarik animo warga Surabaya. Bahkan juga warga dari luar Kota Surabaya. Salah satunya Febri Ariyanti dari Sidoarjo. Ibu muda ini datang bersama suami dan puteranya.
“Saya tahu nya acara ini dari media sosial. Mumpung hari ini (kemarin, red) suami libur kerja, jadi saya ajak kesini. Acaranya ramai. Kita juga bisa ikut nyicipi rujak ulek nya,” ujarnya. [dre]

Tags: