Nilai Banyak Manfaat, Olah Cacing Tanah ke Bentuk Nano

Inovasi untuk Campuran Kosmetik, Pangan dan Farmasi
Surabaya, Bhirawa
Mendengar kata cacing, yang terbesit adalah hewan yang menjijikkan. Banyak masyrakat menggunakan cacing sebagai pakan ternak. Namun, apa jadinya jika cacaing diolah menjadi bentuk nano dan menjadi bahan campuran kosmetik, pangan dan farmasi?
Melalui Inkubator Bisnis Teknologi (IBT) Universitas Kristen (UK) Petra, dua mahasiswa asal Teknik Mesin Institute Teknologi Sepuluh Nopember, Rhema Adi Magiza Wicaksana dan Teknik Elektro PENS, Hezga Priyamuda menuangkan ide nano cacing untuk diolah menjadi bahan campuran kosmetik, pangan dan farmasi.
Menurut Rhema Adi, ide ini berawal dari bisnis ternak cacing yang dia jalani selama ini. Seiring berjalannya waktu, pihaknya bertemu dengan Asisten Manager IBT Petra yang memberi saran agar cacing itu diolah menjadi bubuk. Bukan tanpa alasan, Rhema Adi sendiri menyadari jika zat fibrinogen dan enzim lumbrokinase mampu meregenerasi tubuh dan mengurangi endapan negatif dari bahan-bhn kimia seperti yang ada di campuran kosmetik.
“Dari litertur yang kami dapat dari banyak manfaat yang dihasilkan cacing. Selain karena proteinnya yang sangat tinggi, cacing juga mempunyai kandungan lain yang dibutuhkan tubuh,” ujar mhasiswa semester V ini.
Maka Rhema Adi berinisiatif untuk mengolah cacing ke dalam bentuk nano. Sehingga penyerapan yang dilakukan dalam tubuh lebih maksimal. ”Di dunia farmasi cacing diolah menjadi bentuk mikro. Tapi jika diolah menjadi bentuk nano, bubuk cacing akan mengeluarkan zat anti kanker. Tapi inovasi ini masih dalam tahap penelitian,” katanya.
Sedangkan untuk campuran kosmetik, juga bermanfaat untuk meregenerasi kulit dan menyuplai zat protein ke dalam kulit. Sementara untuk pangan juga bisa untuk meningkatkan kualitas pangan. Untuk farmasi ini, masih dalam tahap uji nano. Karena jika diolah menjadi nano akan mereduksi kemungkinan adanya bakteri, dan kontaminan lebih bersih.
Kendati begitu, hingga kini pihaknya masih dalam pengembangan pengolah mikro. Pasalnya ia juga berharap dengan adanya IBT bisa menjalin banyak mitra dan mendapat dana untuk penelitian dan uji lab pengolahan cacing ke nano.
Sementara itu, Hezga Priyamuda menambahkan, kini pihaknya membutuhkan dan total Rp900 juta untuk pengembangan peternakan, penelitian, uji laboratorium hingga sertifikasi. [ina]

Tags: