Wali Kota Malang Nilai Tak Harga Karya

Pagar alun-alun kota malang yang hendak dibongkar

Pagar alun-alun kota malang yang hendak dibongkar

Kota Malang, Bhirawa
Jika Walikota Malang Muhammad tetap bersiteguh hendak membongkar pagar Taman Tugu, diangap tidak bisa menghargai karya walikota sebelumnya.
Pernyataan tersebut disampaikan oleh Mantan Wali Kota Malang, Peni Suparto, menanggapi rencana pembongkaran pagar Taman  Tugu, yang akan dilakukan oleh Walikota Malang Muhammad Anton.
“Membongkar pagar Taman Tugu itu sama dengan, tidak menghargai jerih payah Walikota Malang sebelumnya. Itu tidak baik, katena akan menghilangkan sejarah,”ujar Peni Suparto kepada wartawan Kamis (3/9) kemarin.
Ia menjelaskan, pada masa kepemimpinannya, tidak mengambil inisiatif membongkar pagar Taman Tugu,n lantaran menghargai hasil karya Walikota pendahulunya. Bagaimanapun yang dilakukan oleh kepala daerah saat itu, lanjut Peni Suparto sudah ada perencanaanya, dan memiliki tujuan.
” Kalau saya, apapun karya pemimpin sebelumnya, harus dipertahankan itu bentuk penghargaan hasil karya pendahulu, kalau perlu diperbaiki,”tukas Peni Suparto.
Menurut dia, pembongkaran pagar Taman Tugu itu, hanya akan menghamburkan uang saja.
“Dulu membangunnya menggunakan uang rakyat, jika harus dibongkar uang rakyat lagi yang digunakan, itu namanya buang-buang duit,”timpalnya.
Pria yang kerap disapa Ebes Inep ini mempertanyakan kepada Pemkot Malang, apakah pagar Taman Tugu menjadi prioritas pembangunan, sedang disi lain, beberapa program masih harus banyak yang belum disentuh.
“Seharunya prioritas pembangunan untuk rakyat, Pemkot harus hemat uang. Apalagi saat ini Indonesia sedang krisis keuangan, kan bisa digunakan untuk yang lain, jangan digunakan untuk merusak bangunan yang sudah ada,” tegasnya.
Mantan wali kota dua periode ini,  fungsi pagar tembok selain untuk keindahan juga melindungi tanaman yang ada disana. Pihaknya kawatir, jika saat ini yang dibongkar baru pagarnya, lambat laun Tugunya bisa dibongkar.
“Kan masih ada yang lain, Alun-alun Tugu itu ada nilai sejarahnya sebagai simbul Kota Malang, bahkan yang meresmikan saja Presiden Soekarno, kala itu,” timpalnya.
Hal senada juga disampaikan oleh Katua DPRD Kota Malang, Arif Wicaksono. Menurut Arif taman Tugu itu berbeda dengan Alun-alun Merdeka. Kalau pembongkaran pagar beralasan untuk membuka akses bagi masyarakat, pernyataan tersebut dinilai Arif hanya dibuat-buat. Sebab selama ini akses ke Alun-alun Tugu atau taman Tugu tidak pernah terhalang.
“Jangan disamakan dengan Alun-alun Merdeka, Tugu merupakan simbul kebanggaan bagi Kota Malang bahkan bahkan bagi bangsa Indonesia, karena ada sejarahnya sendir. Beda dengan taman yang lain,”urai Arif. Yang perlu di pertimbangkan dengan matang adalah keamanannya, karena lalulintas, disekitar Jalan Tugu ini, cenderung lebih kencang dibanding dengan sekitar Alun-alun. Makanya pagar sebagai pembatas masih sangat diperlukan.
“Banyak pertimbangan, kenapa kami menolak. Jika Walikota ngotot ya kami akan melawan dengan melakukan interpelasi,”pungkas Arif Wicaksono. [mut]

Tags: