Nilai Ujian Nasional Tak Laku di SNMPTN

Warek I Unair Prof Achmad Syahrani (tengah) menjelaskan mekanisme SNMPTN 2015 bersama Humas SNMPTN ITS dan Universitas Trunojoyo

Warek I Unair Prof Achmad Syahrani (tengah) menjelaskan mekanisme SNMPTN 2015 bersama Humas SNMPTN ITS dan Universitas Trunojoyo

Surabaya, Bhirawa
Para peserta Ujian Nasional (UN) tahun ini tak perlu cemas dengan nilai yang akan didapatkan. Karena selain tak jadi penentu kelulusan, nilai UN juga tidak akan laku sebagai pertimbangan dalam Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN).
Karena tidak diperhitungkan, maka berapapun nilai UN-nya tidak akan mempengaruhi hasil dalam SNMPTN. Wakil Rektor I Universitas Airlangga Prof Achmad Syahrani bahkan menegaskan, siswa yang  nilain UN-nya jelek atau dibawah standar kelulusan sekalipun, masih sangat mungkin masuk PTN. “Yang penting peringkat nya di SNMPTN bagus tetap bisa masuk. Tidak perlu lagi mempertimbangkan nilai UN,” terang Syahrani saat ditemui di Media Center Kantor Manajemen Unair, Rabu (21/1).
Menurut Syahrani, penilaian SNMPTN ini mengacu pada nilai sekolah dan nilai siswa diantaranya nilai raport mulai semester 1 hingga 5. Selain itu, masing-masing perguruan tinggi juga memiliki penilaian khusus yang itu ditentukan setelah parameter nasional. Termasuk penilaian portofolio untuk beberapa prodi khusus, seperti seni dan olahraga.
Seluruh nilai sekolah dan siswa tersebut mulai hari ini, Kamis (22/1), sudah dapat dikirimkan oleh pihak sekolah dengan melakukan pengisian pangkalan data sekolah dan siswa (PDSS). “Dalam proses ini, siswa bisa memverifikasi nilai raport yang sebelumnya sudah diisikan kepala sekolah. Apakah data itu benar atau tidak bisa diverifikasi siswa sendiri,”katanya. Bagi siswa yang tidak melakukan verifikasi, maka data yang diisikan kepala sekolah dianggap benar dan tidak dapat diubah setelah masa verfikasi berakhir.
Setelah pengisian PDSS tuntas, mulai 13 Februari hingga 15 Maret 2015 siswa sudah bisa mendaftar. Masing-mnasing siswa bisa memilih maksimal dua perguruan tinggi negeri (PTN). Apabila memilih dua PTN, maka salah satu PTN harus berada di provinsi yang sama dengan SMA asalnya. Kalau hanya memilih satu PTN, dia bebas memilih semua PTN di provinsi manapun.
Sementara program studi yang dipilih maksimal tiga dengan ketentuan satu PTN maksimal satu prodi. Untuk pemilihan prodi ini, Syahrani berharap siswa memilih sesuai dengan jurusannya. Artinya jurusan IPA memilih prodi IPA seperti kedokteran. “Kalau IPS memilih kedokteran, terus bagaimana kami menilainya karena mata pelajaran yang jadi acuannya Biologi,”kata guru besar kelahiran Balikpapan.
Dalam mekanisme PDSS tahun ini, Syahrani mengatakan sekolah tidak perlu lagi mencantumkan Nomor Pokos Sekolah Nasional (NPSN). Sebagai gantinya, sekolah cukup menulis provinsi, kabupaten/kota dan nama sekolah yang sudah tercantum di laman PDSS. “Kalau nama sekolahnya tidak tercantum, silahkan melapor ke desk SNMPT, kita akan fasilitasi,” tutur dia.
Perubahan ini cukup beralasan, mengingat pengalaman PDSS tahun lalu banyak sekolah yang kesulitan lantaran tidak memiliki NPSN. Dengan perubahan ini, seharusnya sekolah lebih mudah karena cukup mencari data sesuai letak wilayah.
Di SNMPTN tahun ini, kuota Unair mencapai 2.608 mahasiswa. Jumlah ini merupakan 50 persen dari total kuota yang akan diterima tahun ini sebanyak 5.215 mahasiswa baru. Jumlah ini meningkat dibandingkan tahun lalu yang hanya 4.800 mahasiswa. “Tahun ini kami membuka prodi baru Teknologi Industri Hasil Perikanan dengan kuota total 90 mahasiswa. Selain itu, empat prodi luar domisili di Banyuwangi juga akan diikutkan SNMPTN,” kata dia.
Empat luar domisili tersebut antara lain Akuntansi, Kesehatan Masyarakat, Budidaya Perairan serta Kedokteran Hewan.  Masing-masing prodi kuotanya tetap 50 mahasiswa baru.
Berbeda dengan Unair, kuota SNMPTN di Universitas Trunojoyo Madura (UTM) tahun ini justru menurun dibanding tahun lalu dengan jumlah prodi yang sama. Terdapat 1.797 kuota atau 50 persen lebih dari total kuota yang akan diterima tahun ini sebanyak 3.330 mahasiswa. “Kami tetap membuka 22 prodi seperti tahun lalu. Tapi kuota penerimaan mahasiswa baru tahun ini turun karena keterbatasan sarana,”terang Kepala Humas UTM Suci Suryani.
Sementara itu, hingga kemarin ITS belum merilis kuota total mahasiswa baru maupun kuota SNMPTN. Humas SNMPTN dari ITS Bekti Cahyo Hidayanto mengatakan, kuota ini baru dirilis menjelang proses pendafatran. Saat ini kami masih fokus untuk proses pengisian PDSS dahulum, yang pasti sebelum pendatran sudah kami rilis,”terangnya. [tam]

Tags: