Nilai UNBK SMK di Kota dan Kabupaten Mojokerto ”Jeblok”

Suasana UNBK di tingkat SMK di salah satu sekolah di Mojokerto.

Kacabdindik Berdalih Tak Jadi Syarat Kelulusan
Mojokerto, Bhirawa
Alasan mengejutkan dilontarkan Dinas Pendidikan (Dispendik) Cabang Mojokerto terkait jebloknya nilai hasil Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) siswa SMK di Kota maupun Kabupaten Mojokerto. Lembaga yang menjadi kepanjangan tangan Dindik Jatim di daerah ini berasalan karena nilai UNBK tidak menjadi dasar kelulusan siswa sehingga mereka kurang serius dalam meraih nilai UNBK tesebut.
Dari 4 mata pelajaran (mapel) yang diujikan di UNBK SMK, ternyata hanya Bahasa Indonesia yang nilainya di atas standar nilai terendah.
Kepala Cabang Dindik Wilayah Jatim di Kabupaten/Kota Mojokerto Maryono, mengatakan, meski demikian, pihaknya cukup menyayangkan akan jebloknya nilai tersebut. Padahal tahun ini segala persiapan termasuk sarana dan prasarana (sarpras) sudah sangat matang.
“Standar nilai terendah itu kan 55. Tapi ada 3 mapel yang rata-rata nilainya di bawah nilai 55 itu,” ujarnya.
Maryono juga merinci, untuk hasil UNBK tahun 2019 di SMK Kota Mojokerto dengan jumlah peserta 2.211 siswa, untuk Bahasa Inggris rata-rata memperoleh nilai 43.82. Sedangkan untuk mapel Matematika rata-rata 35,46, Kelompok Mapel Peminatan (KMP) rata-rata pemperoleh 44,64.
Hanya Bahasa Indonesia yang nilai rata-ratanya di atas standar nilai terendah, yakni memperoleh 70,52. Sedangkan untuk SMK Kabupaten Mojokerto yang jumlah peserta sebanyak 7.036 siswa, Bahasa Inggris rata-rata memperoleh 42,56, Matematika 36,13, dan KMP memperoleh 45,72. Sedangkan, Bahasa Indonesia nilai rata-ratanya 66,55.
Maryono menegaskan, banyaknya nilai UNBK SMK yang anjlok itu tidak hanya terjadi di Mojokerto, juga banyak daerah di wilayah Jatim.
“Paling rendah memang selalu mapel Matematika,” tandasnya. Maryono menilai, penyebabnya karena banyak siswa yang tidak serius, juga terkesan mengentengkan UNBK. Sebab, saat ini nilai UNBK SMK memang belum menjadi syarat nilai kelulusan.
“Mereka (siswa) tidak serius. Jadi, memang harus ada niat dari pemerintah agar ke depannya UNBK ini bisa menjadi syarat kelulusan,” kilah Mariyono. [kar]

Tags: