Ning Ema Sosialisasikan Empat Pilar Kebangsaan pada WPP Jombang

Anggota MPR-RI, Ema Umiyyatul Chusnah (Ning Ema) saat memberikan materi sosialisasi 4 Pilar Kebangsaan kepada WPP Kabupaten Jombang, Sabtu (14/11). [arif yulianto/bhirawa].

Jombang, Bhirawa
Anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR-RI) Ema Umiyyatul Chusnah (Ning Ema), memberikan sosialisasi 4 Pilar Kebangsaan yakni, Pancasila, Undang-Undang Dasar (UUD) 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), dan Bhinneka Tunggal Ika kepada 150 Wanita Persatuan Pembangunan (WPP) Kabupaten Jombang di Aula TK Muslimat, Tambak Beras, Jombang, Sabtu (14/11).

Acara sosialisasi 4 Pilar Kebangsaan ini juga dihadiri Bupati Jombang yang juga sekaligus Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Kabupaten Jombang, Hj Mundjidah Wahab. Tampak pula Ketua PC WPP Kabupaten Jombang, Siti Maslahah.

Pada sosialisasi ini, Ning Ema memaparkan pemikiran fikih kebangsaan Kiai Abdul Wahab Hasbullah (Mbah Wahab) mencakup beberapa unsur penting, seperti meletakkan semangat cinta tanah air sebagai manisfestasi keimanan (Hubb al-wathan min al-iman).

“Cinta tanah air tersebut di antaranya diwujudkan dalam bentuk perjuangan merebut kemerdekaan serta menggalang persatuan nasional,” kata Ning Ema.

Ning Ema yang juga merupakan anggota Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR-RI) ini menambahkan, unsur lain dsri fikih kebangsaan Mbah Wahab yakni, meletakkan politik sebagai medium (Al-wasilah), dan agama sebagai tujuan (Al-maqasid).

“Dan selanjutnya menerima Pancasila sebagai ideologi perekat dan pemersatu bangsa Indonesia, dengan keyakinan bahwa Islam telah menjiwai dan menjadi bagian tak terpisahkan dengannya. Dan terakhir, menempatkan budaya Nusantara sebagai identitas nasional dan jati diri bangsa,” papar Ning Ema.

Ning Ema membeberkan, dari keempat unsur fikih kebangsaan Mbah Wahab tersebut memiliki peran, cinta tanah air sebagai ruh kebangsaan, raganya adalah institusi politik bernama negara, Pancasila sebagai alat perekat dan pemersatunya, sedangkan budaya Nusantara sebagai identitas bersama yang membedakannya dari bangsa-bangsa lainnya.

“Semua unsur tersebut, selain memiliki dasar fikih yang kuat, juga diperlukan demi memelihara keselamatan dan keutuhan bangsa serta negara, supaya tercapai masyarakat yang adil dan makmur di bawah naungan rahmat dan rida Tuhan Yang Maha Esa,” ucap Ning Ema.

Ning Ema melanjutkan, menurut Kiai Whab Hasbullah, kemerdekaan adalah hak setiap bangsa. Penjajahan ataupun perbudakan tidak sejalan dengan Islam.

Dipaparkannya, terdapat 4 macam kemerdekaan yang diperjuangkan Kiai Wahab Hasbullah yakni, 1. Kemerdekaan politik, artinya, berupaya menghapus praktik kolonialisme (Al-hurriyah’an al-istibdadiyah). 2. Kemerdekaan ekonomi (Al-hurriyah al-iqtisadiyah) melalui gerakan perkoperasian. 3. Kemerdekaan pendidikan (Al-hurriyah ‘an al-jahalah) melalui upaya pemerataan akses pendidikan secara adil, murah, dan berkualitas. 4. Kemerdekaan berideologi Pancasila, dalam arti bahwa, Indonesia selamat dan bebas dari pengaruh paham-paham ekstrem intoleran (Al-hurriyah ‘an tatarruf wa al-afkar al-munharifah) baik berbaju komunisme, puritanisme (wahabisme), atau yang lainnya.

“Memperjuangkan 4 varian kemerdekaan di atas penting dilakukan dalam rangka mengamankan tujuan beragama dan bernegara (Hirasat al-din wa al-bilad). Kemerdekaan di atas tidak mungkin diraih tanpa adanya persatuan. Menurut Kiai Wahab, persatuan adalah senjata paling ampuh untuk menghapus penjajahan,” papar Ning Ema.

Selain itu Ning Ema juga menyampaikan ada 4 persatuan yang diperjuangkan Kiai Wahab Hasbullah. Yakni, 1. Ukhuwah Nahdiyah (solidaritas sosial atas dasar ikatan ke-NU-an). 2. Ukhuwah Islamiyah (solidaritas sosial atas dasar ikatan keislaman). 3. Ukhuwah Wataniyah (solidaritas sosial atas dasar ikatan kebangsaan). 4. Ukhuwah Insaniyah (solidaritas sosial atas dasar kemanusiaan).(rif)

Tags: