Ning Lia Ingin Kawasan Konservasi Terjaga Baik di Surabaya

Bacawali Surabaya Lia Istifhama saat melakukan penanaman pohon mangrove di Wonorejo, Surabaya..

Surabaya, Bhirawa
Bakal Calon Wali Kota (Bacawali) Surabaya Lia Istifhama ingin agar kawasan konservasi yang ada di Kota Surabaya terjaga baik, tidak diubah menjadi kawasan bisnis. Sebab keberadaan kawasan konservasi seperti kawasan mangrove di Wonorejo sangat penting untuk lingkungan hidup.
“Saya berharap agar kawasan-kawasan penanaman bibit atau pohon mangrove bisa terus ada. Kalau bisa terus bertambah. Jangan semua kawasan dijadikan lahan bisnis, utamanya kawasan konservasi. Agar kesimbangan lingkungan hidup tetap terjaga baik di Surabaya,” ujar Ning Lia terkait momen Hari Menanam Pohon Indonesia yang jatuh pada, Kamis (28/11).
Perempuan yang juga menjabat sebagai Ketua Perempuan Tani HKTI Jatim ini mengatakan, kawasan seperti di Wonorejo memang sudah harusnya menjadi kawasan lindung ataupun pengembangan perikanan. “Lingkungan sehat, ikan tercukupi, itu akan sangat mensuplai pertumbuhan kesehatan dan kecerdasan generasi mendatang,” ujarnya.
Menurut dia, mengkampanyekan agar lingkungan sehat sangat penting karena memang kebersihan udara, kesehatan ekosistem memberikan pengaruh pada kesehatan psikis dan fisik manusia. “Jika ingin negeri ini banyak generasi hebat di masa mendatang, banyak generasi cerdas, tentu mulai sekarang harus disiapkan dengan baik,” ungkap Ning Lia.
Pengurus Fatayat NU Jatim ini memberikan apresiasi kepada para pecinta lingkungan yang secara rutin melakukan penanaman bibit mangrove. Sebab melakukan penanaman mangrove tidak gampang dan mudah seperti yang dibayangkan. Tapi membutuhkan perjuangan, tidak sekadar menanam.
“Minggu lalu, saya bersama teman-teman Komunitas Surabaya Ceria, Wartawan Pecinta Lingkungan, siswa dan mahasiswa yang aktif di Pramuka melakukan penanam bibit mangrove. Saya merasakan sendiri, kalau ternyata hal tersebut tidak mudah. Selain harus memanjat, tentu harus berkotor-kotor di bawah terik matahari, dan yang paling tidak disangka adalah gigitan nyamuk di area penanaman bibit,” tuturnya.
Hal-hal seperti itu, kata Ning Lia, tidak bisa diremehkan karena penanaman memakan waktu beberapa jam. “Tapi mereka semua yang melakukan penanaman, merupakan volunteer bahkan kita swadaya bersama untuk bibitnya. Jadi plus-plus ikhtiar sukarelanya. Ini yang harus diapresiasi,” ujarnya.
Ning Lia mengatakan, langkah penanaman bibit selama ini tak lain demi terwujudnya lingkungan yang sehat. Tanah tidak rusak dan mencegah abrasi, pengikisan pantai di pesisir Surabaya. Dalam hal ini Wonorejo, wilayah ujung timur Surabaya, yang berbatasan dengan laut.
“Kepedulian pada lingkungan yang sehat justru harus kita miliki sebagai masyarakat yang tinggal di Kota Metropolitan. Sebenarnya konsep apartemen atau rumah susun yang layak di tengah kota itu sudah bagus, karena memang itu sudah konsekuensi perkotaan yang padat penduduk. Jadi jangan sampai tanah sejenggal pun semuanya ingin dihabiskan untuk membuat perumahan baru. Karena itu tadi, sangat penting menyisakan lahan untuk kawasan konservasi lingkungan, terutama yang dekat laut,” tandasnya. [iib]

Tags: