Ning Tiwi Digadang-gadang Teruskan Kursi Wali Kota Tri Rismaharini 2020-2025

Sri Setyo Pertiwi

Surabaya, Bhirawa
Pilwali Surabaya 2020 mendatang bakal semakin berwarna. Pasalnya, sosok perempuan yang digadadang-gadang bakal meneruskan perjuangan Wali Kota Surabaya dua periode Tri Rismaharini mulai tampak.
Sri Setyo Pertiwi mengaku serius maju di Pilwali Surabaya 2020 mendatang. Perempuan yang akrab disapa Ning Tiwi ini menyebut juga telah menyiapkan slogan ‘JADI’ untuk meraih kursi nomor satu di Kota Pahlawan tersebut.
JADI merupakan kepanjangan dari Jujur, Adil, Demokratis, dan Istiqomah. “Slogan ini juga sebagai doa,” kata Ning Tiwi usai bertemu Bhirawa, Kamis (31/10/2019).
Ning Tiwi lantas menjelaskan satu persatu kepanjangan dari slogannya tersebut. Pertama Jujur, Ning Tiwi mementingkan transparansi dalam pengelolaan anggaran. Mulai dari penerimaan pajak yang didapat Kota Surabaya hingga pengelolaannya.
“Masyarakat harus tahu berapa pendapatan daerah di Surabaya hingga peruntukannya,” katanya.
Dengan mengetahui detail anggaran di Kota Surabaya, pihaknya sekaligus mengajak seluruh masyarakat melakukan pengawasan. “Jangan sampai Kota Surabaya dengan tingkat pendapatan yang besar, namun pembangunan belum merata. Tranpasransi akan sekaligus menghilangkan kasak-kusuk di tengah masyarakat,” ujarnya.
Konsep keadilan yang disiapkan oleh Ning Tiwi adalah pemerataan kesejahteraan dengan menihillkan tingkat kemiskinan di Surabaya. “Zero kemiskinan harus bisa diwujudkan di Kota Surabaya,” kata Ning Tiwi.
Hal ini bisa dilakukan mengingat potensi besar yang dimiliki Kota Pahlawan. “Sebagai Ibu Kota Provinsi sekaligus kota terbesar kedua di Indonesia, Surabaya bisa menyejahterakan warganya,” kata Ning Tiwi.
Untuk demokratis, Ning Tiwi akan menggandeng beberapa stakeholder untuk pengambilan keputusan. Bahkan, secara khusus, warga dapat memberikan masukan melalui forum “Sapa”.
“Saya tidak ingin mendengar perkembangan masyarakat hanya dari dinas-dinas. Masyarakat bisa memberikan masukan melalui forum resmi yang kami siapkan secara bergilir di beberapa daerah, dua pekan sekali,” paparnya.
Sedangkan Istiqomah memiliki makna konsistensi Ning Tiwi dalam menjaga amanah rakyat, di antaranya dengan menolak berbagai jabatan startegis lain apabila ia dipercaya memimpin Surabaya.
“Kalau ada tawaran di posisi lain ketika saya terpilih memimpin Surabaya, kami tolak. Kami kedepankan kepentingan masyarakat di atas kepentingan saya sendiri atau keluarga sekalipun,” tegasnya.
Membawa konsep tersebut, pihaknya optimistis akan mendapatkan antusias dari masyarakat Surabaya. “Kami mulai kenalkan hal ini kepada kalangan masyarakat di Surabaya,” tegasnya.
Untuk diketahui, nama Ning Tiwi mengemuka di kalangan masyarakat Surabaya akhir-akhir ini.
Ia menjadi salah satu nama yang ikut mendaftar sebagaibacawali Pilwali Surabaya di PDIP beberapa waktu lalu. Ning Tiwi selama ini dikenal sebagai sebagai pengusaha, aktif di organisasi perempuan, dan sejumlah aktivitas LSM.
Pada pemilu 2019 lalu, Ning Tiwi menjadi Caleg PPP untuk DPRD Surabaya. Pada proses pendaftaran tersebut, ia juga menegaskan bahwa ideologi PDIP cocok dengannya.
“Terutamanya dalam mempertahankan Pancasila dan NKRI,” pungkasnya. (geh)

Tags: