NPK Phonska Plus Naikkan Pendapatan Petani

Dirut-PG-Nugroho-Christijanto-kanan-bersama-Walikota-Semarang-Hendrar-Prihadi-saat-tanam-padi-dengan-NPK-Phonska-Plus-di-Semarang.

Gresik, Bhirewa
PT Petrokimia Gresik (PT PG), anak usaha PT Pupuk Indonsia (Persero), bersama Pemkot Semarang menggelar tanam padi dengan sistem jajar legowo pada lahan sawah milik Kelompok Tani Loh Jinawi di Desa Gilisari, Kec Mijen, Kota Semarang.
Menurut Direktur Utama PG, Nugroho Christijanto, dalam kerjasama ini PT PG berperan sebagai pihak yang menyediakan sarana produksi lengkap mulai dari pembenah tanah, pupuk, dan pengendalian hama.
”Kerjasama ini, bertujuan untuk mempertahankan dan mengoptimalkan lahan persawahan yang ada di Kota Semarang,” ujar Nughroho.
Secara teknis, kegiatan tanam ini diawali dengan analisis tanah melalui fasilitas Mobil Uji Tanah milik PT PG. Analisis ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesuburan tanah sehingga bisa diperoleh rekomendasi dosis pemupukan yang tepat. Kini, PG memiliki empat unit Mobil Uji Tanah yang tersebar di Jateng, DI Yogyakarta, Jatim, Bali, NTT, dan NTB.
Persemaian padi menggunakan benih unggul yang dilakukan di Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kec Mijen, Semarang. Dengan menambahkan produk hayati Potensida (milik PT Petrosida Gresik, anak usaha PT PG) sebagai bentuk perlakuan benih (seed treatment). Adapun tujuan perlakuan benih untuk meningkatkan ketahanan benih atau bibit dari serangan hama dan penyakit.
Sedangkan teknis penanaman padi, Dinas Pertanian Kota Semarang menggunakan sistem tanam jajar legowo. Kata Legowo diambil dari Bahasa Jawa yang berasal dari kata Lego yang berarti luas dan Dowo yang berarti panjang. Sistem ini bertujuan untuk meningkatkan populasi tanaman dengan cara mengatur jarak tanam dan memanipulasi lokasi dari tanaman yang seolah-olah tanaman padi berada di pinggir.
Lebih lanjut, Nugroho menjelaskan, pengawalan lengkap ini telah diterapkan di berbagai daerah dan terbukti berhasil meningkatkan produktivitas padi. Sehingga PT PG mendukung upaya Dinas Pertanian Kota Semarang, untuk mempertahankan dan mengoptimalkan lahan sawahnya melalui kawalan teknologi PT PG.
”Yang terpenting bagaimana pengawalan ini dapat mendukung peningkatan produktivitas pertanian, dalam demplot menggunakan formulasi pemupukan 5:3:2, yaitu 500 kg pupuk organik Petroganik, 300 kg NPK Phonska Plus, dan 200 kg Urea untuk per hektar sawah. Dari demplot ini didapatkan rata – rata peningkatan panen sebesar 0,85 ton gabah kering panen per hektar. Atau naik 12%, jika dibanding hasil aplikasi pemupukan petani setempat,” ujar Nugroho. [kim]

Tags: