Nobar Pilpres, Gus Ipul Ucapkan Selamat kepada Proses Demokrasi Amerika

Wagub Jatim Drs H Saifullah Yusuf bercengkerama dengan Konjen Amerika Serikat di Surabaya, Heather Variava saat menghadiri Election Open House di Kantor Konsulat Jenderal Amerika Serikat di Surabaya, Rabu (9/11).

Wagub Jatim Drs H Saifullah Yusuf bercengkerama dengan Konjen Amerika Serikat di Surabaya, Heather Variava saat menghadiri Election Open House di Kantor Konsulat Jenderal Amerika Serikat di Surabaya, Rabu (9/11).

Pemprov, Bhirawa
Wakil Gubernur Jatim Drs H Saifullah Yusuf mengucapkan selamat kepada warga negara Amerika Serikat yang sedang menyelenggarakan pesta demokrasi. Mantan Ketua Umum GP Ansor ini berharap pemilu kali ini menjadi sebuah pembelajaran proses demokrasi bersama antara Amerika Serikat dan Indonesia.
“Indonesia dan Amerika Serikat sama-sama mempercayai bahwa demokrasi adalah jalan terbaik untuk menyejahterakan rakyat. Untuk itu, proses pemilu yang sedang berlangsung di Amerika Serikat kali ini merupakan bagian proses demokrasi untuk rakyat yang harus dihormati,” kata Saifullah Yusuf saat menghadiri Election Open House di Kantor Konsulat Jenderal Amerika Serikat di Surabaya, Rabu (9/11).
Gus Ipul, sapaan akrab Wagub Jatim, menyambut gembira proses penyelenggaraan pemilu di Amerika Serikat. Menurutnya, demokrasi di Negeri Paman Sam ini menjadi model dan inspirasi banyak negara. Di mana kompetisi sekeras apapun akan ditentukan oleh hasil akhir dalam pemilihan suara atau voting.
Ia mengatakan, siapapun Presiden Amerika Serikat yang nantinya terpilih, tidak akan mengganggu hubungan antara Indonesia dan Amerika Serikat. Ia pun percaya hal ini justru akan memperkuat hubungan kedua negara. “Saya sangat menyambut gembira proses demokrasi ini. Apapun hasilnya, siapa nantinya presiden yang akan terpilih, itu harus kita terima, kita hargai dan kita hormati,” ujarnya.
Sementara itu, Konsul Jenderal Amerika Serikat di Surabaya, Heather Variava menyampaikan terimakasih atas perhatian masyarakat Indonesia yang sejak pagi telah hadir menyaksikan hasil pemungutan suara. Kehadiran Wagub Jatim sendiri menurutnya sebagai gambaran kemitraan dan hubungan baik yang terjalin antara Amerika Serikat dan Indonesia.
“Kami sangat senang bisa merasakan proses demokrasi di Indonesia. Kita semua tahu bahwa Amerika Serikat dan Indonesia merupakan negara demokrasi. Proses penghitungan suara belum usai, tapi kita semua harus menunggu sampai hasil akhir nantinya. Siapapun Presiden Amerika Serikat yang nanti terpilih, kemitraan antara Indonesia dan Amerika Serikat tidak akan berubah,” ujarnya.
Pemilihan Presiden Amerika Serikat kali ini diikuti dua kandidat yakni Donald Trump dari Partai Republik dan Hillary Clinton dari Partai Demokrat. Dua kandidat bersaing merebut sekitar 543 electoral votes di 50 negara bagian.
Belakangan diketahui Donald Trump menjadi presiden terpilih Amerika Serikat ke-45, usai memenangi pertarungan dalam Pemilihan Presiden Amerika Serikat, Rabu (9/11) waktu Indonesia.
Kedutaan Besar Amerika Serikat di Indonesia memantau penghitungan suara pemilihan presiden Amerika Serikat. Pejabat sementara Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia, Brian McFeeters, mengatakan pemilu ini adalah pemilu yang luas di Amerika Serikat. “Seperti diketahui, yang penting untuk memenangi pemilihan presiden adalah electoral college. Untuk menang, harus mendapat minimal 270 electoral votes dan itu didistribusikan di negara bagian,” kata Brian di Jakarta.
Menurut Brian, pemilu Amerika Serikat pada 2016 ini adalah pemilu yang sangat besar. Sebab, beriringan dengan pemilihan 435 wakil rakyat (house of representatif). Tak hanya itu, pemilu ini akan memilih perwakilan 34 senat serta beberapa gubernur dan wali kota.
Karena itu, kata Brian, penghitungan suara tak hanya melihat suara popularitas (popular vote). Sebab, hasil pemilu juga akan ditentukan oleh electoral votes pada Desember mendatang.

Jaga Dunia Islam
Atas kemenangan Donald Trump, Pemerintah Indonesia tak khawatir dengan kemenangan sosok kontroversial Donald Trump sebagai presiden terpilih Amerika Serikat. Sekretaris Kabinet Pramono Anung meyakini, Trump tidak akan membuat kebijakan yang mengganggu hubungan Amerika dengan dunia Islam.
“Dalam hubungan internasional pasti ada penyesuaian antara sebelum dan sesudah terpilih. Sehingga kami tidak khawatir terhadap hal itu,” kata Pramono di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu (9/11).
Donald Trump diketahui beberapa kali melontarkan pernyataan yang kontroversial mengenai umat muslim. Presiden terpilih dari Partai Republik tersebut pernah berencana melarang muslim masuk Amerika jika ia memenangi Pilpres.
Sebelumnya, Presiden Jokowi menyatakan Indonesia akan tetap berhubungan baik dengan Amerika Serikat siapa pun presiden baru yang terpilih. “Apapun yang menjadi pilihan rakyat Amerika kita hargai. Hubungan kita akan tetap baik,” ujarnya di Istana Merdeka.
Indonesia dan Amerika memiliki hubungan dagang dan investasi yang cukup kuat. Jokowi menyebut, negeri Paman Sam tersebut tercatat sebagai investor terbesar nomor lima di Indonesia. Ia meyakini, hubungan yang erat di bidang perdagangan dan investasi itu tak akan berubah.
Sementara itu Pakar Politik Internasional Universitas Pelita Harapan Aleksius Jemadu mengatakan, kandidat presiden dari Partai Republik Donald Trump diketahui menang di tingkat akar rumput. “Kemenangan Trump di tingkat akar rumput masyarakat Amerika menunjukkan kalau akar rumput di Amerika anti imigran. Mereka takut dengan kedatangan imigran,” katanya di Jakarta.
Imigran bagi akar rumput di Amerika dinilai menganggu ketentraman mereka. Mereka tak nyaman dengan kedatangan para imigran ke negaranya. Selama ini, kata Aleksius, kerjasama AS dengan Meksiko yang dilaksanakan di era Pemerintahan Obama banyak dikritik oleh warga AS. Apalagi banyak investor AS yang menanam modalnya ke Meksiko dan Tiongkok membuat peluang lapangan kerja terbuka di negara lain bukan di AS.
Hal tersebut dinilai membuat rakyat AS merasa takut sehingga mereka lebih memilih Trump yang menjanjikan akan memproteksi AS. Trump berjanji kepada kelas menengah yang merasa dirugikan oleh perdagangan global untuk menerapkan kebijakan proteksionis. Kebijakan yang menempatkan kepentingan AS di atas kepentingan negara lain, kata dia, rupanya disukai kalangan akar rumput. Penerapan kebijakan ini akan membuat ekspor asing, termasuk barang ekspor Indonesia masuk ke AS jadi sulit.
Kalau Trump menang, ujar Aleksius, maka hubungan AS dengan Timur Tengah dan Indonesia diperkirakan kurang baik. Sebab Trump sering membuat pernyataan yang tak bersahabat dengan Islam. Namun, kata dia, hubungan AS dengan Rusia akan membaik. Sebab selama ini Trump terlihat menyukai Presiden Rusia Vladimir Putin. [iib,cty,ins]

Tags: