Normaliasi Sungai Pasuruan Butuh Rp 1 Triliun

Kadis (PU) Sumber Daya Air Provinsi Jawa Timur, Dahlan bersama Kepala DLH Kabupaten Pasuruan, Muhaimin saat akan menanam pohon di acara kegiatan Hari Air Dunia di Desa Cowek, Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Pasuruan, Kamis (22/3).

Pasuruan, Bhirawa
Pemprov Jatim mengajukan anggaran Rp 1 triliun ke pemerintah pusat untuk mengantisipasi banjir tahunan di Pasuruan. Antisipasi dilakukan sebagai upaya tanggung jawab besar akibat luapan air sungai.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Sumber Daya Air Provinsi Jawa Timur, Dahlan menyampaikan, sungai-sungai yang berada di wilayah Kota dan Kabupaten Pasuruan merupakan kewenangan pusat. Karena itu, pihaknya mendesak untuk secepatnya melakukan normalisasi.
“Sungai-sungai yang ada di Pasuruan perlu dinormalisasi. Nilainya mencapai Rp 1 triliun. Supaya banjir tahunan di Pasuruan bisa teratasi,” papar Dahlan di sela-sela kegiatan Hari Air Dunia di Desa Cowek, Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Pasuruan, Kamis (22/3).
Menurut Dahlan, normalisasi sungai perlu dilakukan, mengingat sungai di wilayah Kota dan Kabupaten Pasuruan, mengalami pendangkalan. Sungai-sungai itu antara lain, Sungai Welang, Kedunglarangan, Wrati, Rejoso di wilayah Kabupaten Pasuruan. Sedangkan Sungai Gembong dan petung berada diwilayah Kota Pasuruan.
“Normalisasi itu berdasarkan studi hingga kajian. Tapi, selain pendangkalan, yang menjadi prioritas adalah mengembalikan fungsi daerah resapan air dengan upaya penanaman pohon. Termasuk juga, harus ada dukungan dari Pertanian, Perhutani hingga lainnya,” tandas Dahlan.
Dahlan menegaskan, saat ini ia ingin sebuat badan yang menaungi sungai, terutama sungai di Pasuruan sampai Banyuwangi. Lantaran, sejauh ini masih ada dua badan, diantaranya badan yang menaungi sungai Brantas dan Bengawan Solo.
“Harapan kami supaya terbentuk dengan cepat. Supaya langkah kami bisa semakin fokus dan tertata,” tambahnya.
Kepala DLH Kabupaten Pasuruan, Muhaimin mengungkapkan menjaga ekosistem dan daerah resapan air saat ini masih tetap menjadi fokus kegiatannya dengan upaya penanaman pohon. Namun, semuanya itu harus dilakukan bersama-sama semua pihak.
“Makanya, menjaga lingkungan untuk masa depan dan kelestarian air untuk generasi di masa yang akan datang harus terus digelorakan,” kata Muhaimin. [hil]

Tags: