Normalisasi Kali Marengan Sumenep Terganjal Bangunan

Normalisasi Kali Marengan Sumenep Terganjal BangunanSumenep, Bhirawa
Normalisasi Kali Marengan, Sumenep terkendala ratusan bangunan rumah warga di sempadan kali. Akibatnya, alat berat untuk melakukan pengerukan kali tidak bisa masuk.
Kepala Dinas PU Pengairan, Pemkab Sumenep, Eri Susanto mengaku kesulitan melakukan pengerukan atau normalisasi kali marengan yang menyebabkan terjadinya luapan air saat volume hujan tinggi. Sulitnya normalisasi kali marengan itu disebabkan adanya ratusan bangunan rumah warga disepanjang kali tepatnya pasar kayu, Desa Pabian hingga jembatan Marengan Daya, Kecamatan Kota Sumenep.
“Alat berat tidak bisa masuk untuk normalisasi. Sementara ini, pembersihan kali hanya dilakukan secara manual dengan mengangkat sampah-sampah yang ada di kali,” kata Eri Susanto, Minggu (8/2).
Menurut Eri, selain alat berat tidak bisa masuk, warga yang bermukim disepmadan kali itu sengaja membuang sampah langsung ke kali, akibatnya air sulit mengalir. Sebab, kali marengan ini merupakan satu-satunya kali yang menampunga air dari Kota.
“Kami tidak bisa berbuat banyak, karena kalau normalisasi kali itu dikerjakan dengan manual seperti cangkul tidak mungkin karena kondisi kali sudah dangkal, jadi harus menggunakan alat berat,” ujarnya.
Ia mempertanyakan, legalitas bangunan rumah warga yang ada di sempadan kali itu, sebab sesuai aturan yang berlaku, bangunan rumah tidak boleh terlalu dekat dengan kali. Apalagi, di sepanjang kali Marengan posisi belakang bangunan warga dengan kali jaraknya tidak sampai satu meter.
“Informasinya, sejumlah bangunan rumah warga sudah memiliki sertifikat. Padahal kan seharusnya tidak boleh,” jelasnya.
Sebelumnya, ratusan rumah warga di desa Marengan Laok, Kecamatan Kalianget dan Desa Marengan Daya, Kecamatan Kota terendam air akibat luapan air kali Marengan. Luapan air itu terjadi di saat terjadi hujan diseputar kota. Karena semua air dari kota mengalir ke Kali Marengan, ditambah air laut terjadi pasang. [sul]

Tags: