November, Jatim Masuki Musim Penghujan

BMKG, Bhirawa
Jatim diperkirakan memasuki musim penghujan pada dasarian ketiga November meskipun sejumlah daerah kini mulai hujan. Namun hujan yang mengguyur sebagian daerah dengan intensitas ringan ini adalah tanda masa transisi dari musim kemarau ke musim penghujan.
“Sejumlah daerah di Jatim memang sudah mulai diguyur hujan. Tapi itu merupakan hujan pada masa transisi atau pancaroba. Sedangkan musim penghujan diperkirakan baru mulai pada dasarian ketiga November,” kata staf Informasi dan Data Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Maritim Tanjung Perak Surabaya Eko Prasetyo di Surabaya, Kamis (30/10).
Sejumlah daerah di Jatim dalam beberapa hari terakhir sudah diguyur hujan, di antaranya Jombang, Bojonegoro, Malang, Madiun dan Surabaya.
Namun demikian, hujan yang mengguyur sejumlah daerah pada masa pancaroba tersebut masih bersifat sporadis. Musim hujan di Jatim diperkirakan baru akan mulai dasarian ketiga November yang diawali dari Jatim wilayah barat menyusul kemudian wilayah selatan, utara dan timur.
Karena itu, Eko mengimbau masyarakat mewaspadai potensi munculnya angin kencang atau puting beliung yang biasa menyertai datangnya masa pancaroba.
Selain itu, menurut informasi yang diterimanya dari para nakhoda kapal, belakangan ini juga sudah mulai ada tanda-tanda datangnya musim angin barat, yakni berupa angin di perairan Jatim dan Indonesia pada umumnya yang cukup kencang. “Tapi, berdasarkan perkiraan, musim angin barat baru terjadi pada Januari – Maret medatang. Pada musim seperti ini, biasanya memang kurang menguntungkan bagi nelayan untuk melaut karena gelombang laut cukup tinggi,” katanya menjelaskan.
Sementara itu, kondisi perairan Laut Jawa saat ini masih cukup kondusif untuk aktivitas pelayaran, tinggi gelombang sekitar 2,5 meter dan kecepatan angin 45 kilometer per jam. Kondisi serupa juga terjadi di Samudera Hindia atau di selatan Jawa. [geh]