NU Alihkan Kiblat Islam Dunia ke Indonesia

Ketua PBNU, Prof. Dr. KH. Said Aqil Siradj saat memberikan sambutan di Pendopo Krido Manunggal Tuban dalam acara Halaqoh Pembangunan Desa Dan Pelatihan Pendampingan Dai Kehutanan kerja sama dengan Perum Perhutani dan Kementerian Desa Tertinggal. (Khoirul Huda)

Ketua PBNU, Prof. Dr. KH. Said Aqil Siradj saat memberikan sambutan di Pendopo Krido Manunggal Tuban dalam acara Halaqoh Pembangunan Desa Dan Pelatihan Pendampingan Dai Kehutanan kerja sama dengan Perum Perhutani dan Kementerian Desa Tertinggal. (Khoirul Huda)

Tuban, Bhirawa
Ajaran Islam di Negara Timur Tengah yang selama ini menjadi kiblat ajaran Islam seluruh dunia dinilai oleh Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU)  KH. Said Aqil Siradj sudah tidak layak lagi menjadi kiblat ajaran Islam.
Hal ini disampikan oleh Kiai Said saat acara Halaqoh Pembangunan Desa Dan Pelatihan Pendampingan Dai Kehutanan kerja sama dengan Perum Perhutani dan Kementerian Desa Tertinggal. “Kita alihkan kiblat Islam ke Indonesia, bukan ke Timur Tengah lagi, karena timur tengah sudah memalukan, umat disana sangat-sangat memalukan, perang saudara tidak selesai-selesai, bunuh-bunuhan tidak berhenti-henti, kita jadikan Indonesia saat ini menjadi kiblat Islam, dan islam ala NU,” kata Kiai Said (14/3).
Ketua PBNU yang barusan menyandang guru besar dari UIN Sunan Ampel Surabaya ini juga mengungkapkan, spirit untuk menjadikan umat Islam Nusantara sebagai contoh umat Islam di dunia akan dibawa ke Muktamar NU ke-33 yang akan diadakan di Kabupaten Jombang, pada tanggal 1- 5 Agustus 2015 mendatang. “Islam Nusantara (NU.red) sebagai peradaban Indonesia dan dunia, oleh karena itu dalam muktamar nanti, kita mengusung tema; ‘Mengokokhkan Islam Nusantara Sebagai Peradaban Islam Dan Dunia’,” kata Said.
Ia juga mengatakan, sudah waktunya Indonesia, dalam hal ini NU menunjukkan kepada dunia wajah Islam yang sebenarnya. Ia juga menegaskan secara terang-terangan menolak gerakan ISIS yang saat ini tengah merebak. “ISIS itu merupakan gerakan petualang, bukan pejuang,” jelas ISIS.
Said mengatakan, di Indonesia saat ini disinyalir sudah ad 514 simpatisan ISIS. Untuk itu dia meminta kepada semua warga NU untuk berhati-hati dan waspada dengan provokasi atau ajakan untuk bergabung dengan ISIS. “Kalau dari NU sejak dulu, baik itu ada gerakan radikal atau tidak, selalu mengajarkan Islam sebagai agama yang santun, berbudaya, berakhlak, dan berperadaban,” terang Ketua PBNU yang mengaku juga siap menjadi nahkoda Ormas keagamaan di Nusantara ini.
Perhutani Gandeng PBNU
Sementara itu, guna menyelamatkan kawasan hutan di tanah air, PT Perhutani melakukan kerja sama dengan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) memberikan pelatihan dan pendampingan pada 70 Dai NU sebagai ‘Dai Hutan’?.
Para pendai yang yang digembleng selama 4 hari di Hotel Wilis Tuban ini nantinya akan diperbantukan pada wilayah Perhutani dan disebar pada 14 kota dan kabupaten yang ada di Jawa Timur, juga akan disebar di kecamatan-kecamatan dan desa-desa tujuan.
“Kalau pegawai perhutani dilatih da’i kayaknya sulit berhasil, maka dari itu kami berinisiatif menggandeng kiyai NU agar selalu menyampaikan tentang wawasan lingkungan setiap melakukan dakwah dimasyarakat,” ?kata Direktur Utama Perhutani Ir Mustoha Iskandar, S.Ag saat dikonfirmasi Bhirawa (14/3).
Dirut Perhutani ini juga mengungkapkan, sebelum diterjunkan ke masyarakat para Kiai NU ini akan dilakukan training lingkungan beberapa kali, serta akan dibekali dengan buku khotbah jumat yang juga berisikan tentang pentingnya menjaga lingkungan.
“Para dai ini akan punya desa binaan, musholla binaan, dan punya santri-santi,? mereka akan mengajarkan masyarakat betapa pentingnya lingkungan, serta betapa pentingnya hutan bagi masyarakat,” terang Mustoha Iskandar.
Sedangkan sekretaris Lembaga Pengembangan Pertanian Nahdlatul Ulama (LPPNU) PBNU Iman Pituduh, saat dikonfirmasi juga mengungkapkan hal yang sama. Dia beranggapan kalau antara desa dan hutan bagaikan dua sisi mata uang yang saling membutuhkan. “Kalau desa dan masyarakat mau maju, maka hutan yang ada di sekitarnya juga harus maju,” Kata Pria berambut gondrong ini.
Di tempat yang sama  Ketua Umum PBNU, KH Said Aqil Siraj berharap para da’i kehutanan ini untuk setiap berdakwah agar selalu menyampaikan wawasan dan pentingnya menjaga hutan. Bahkan, lebih utamanya lagi bisa mempengaruhi dan mengajak masyarakat serta santrinya demi mejaga hutan dan pelestarian alam yang ada ditempat tiinggalnya. “Saya yakin kiai NU ini pasti selalu menjaga desanya, tidak mungkin merusak alam maupun hutan,” tuturnya.
Kang Said sapaan Ketua PBNU inu pun mengungkapkan, sejak dulu sebelum kemerdekaan kiyai NU selalu mejaga lingkungan tempat tinggalnya, bahkan tanah air Indonesia ini. Sebab, NU dibentuk untuk mejaga keutuhan NKRI dari segala macam perusakan, diantaranya rusaknya alam.
“Para kiai mesti bisa menjaga lingkungan alam sekitarnya meski keilmuan dan kealiman tidak seperti ulama-ulama di daerah negara Timur Tengah,” sindir ketua PBNU mengkritisi kondisi sejumlah negara timur tengah yang selalu konflik.
Hadir dalam kesempatan tersebut diantaranya selain Ketua Umum PBNU KH Aqil Siradj, Direktur Utama Perhutani Ir Mustoha Iskandar, Dirjen Kementrian Desa, Bupati Tuban H. Fathul Huda, Wakil Bupati Tuban Ir. H. Noor Nahar Husain, M.Si,  Calon Dai lingkungan, Kepala Desa se Kabupaten Tuban, serta pimpinan SKPD Pemkab Tuban. [hud]

Tags: