NU Manut Kyai, Muhamadiyah Gelar Diskusi

(Calon Ormas di Pilgub Jatim)
Pemprov Jatim, Bhirawa
Meski belum resmi masuk dalam proses Pemilu, namun pertarungan politik mulai menguat dalam kontestasi Pilgub Jatim 2018, termasuk dua Ormas besar Nahdatul Ulama (NU) dan Muhamadiyah. Kalangan NU diharapkan mematuhi keputusan para kyai dan ulama se jatim yang mengusung Saifullah Yusuf, sementara Muhamdiyah masih akan menggelar diskusi untuk mematangkan kader yang bakal diusung.
Munculnya tokoh-tokoh  kuat Nahdatul Ulama (NU), dalam geliat Pemilihan Gubernur Jatim 2018 tidak boleh menjadi faktor pemecah kalangan Nahdliyin. Keputusan para kyai harus dimaknai sebagai upaya menjaga umat dari perpecahan.
Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Ampel Surabaya Prof Abd A’la minta semua tokoh NU bisa berbagi peran dalam membangun bangsa. Bagi peran diperlukan karena banyak tokoh NU yang kini sudah duduk di pemerintahan dan terbukti mampu berperan dalam memajukan bangsa.
Jangan sampai yang sudah duduk di posisi pemerintahan pindah ke posisi lain dan malah berebut dengan sesama tokoh NU. “Warga NU itu ada di mana-mana dan ini yang harus dijaga,” kata Prof Abd A’la, Senin (17/7).
Di Jatim, kata dia, persatuan warga NU sedang diuji karena kini sedang menghadapi proses pemilihan Gubernur. Seluruh emelen NU harus tetap bersatu, jangan sampai kondisi Jawa Timur memanas seperti di Pilkada DKI Jakarta.
Para Kiai di Jatim sendiri, kata dia, sebenarnya telah berusaha membentengi persatuan umat dengan mengeluarkan surat pernyataan bersama tentang calon gubernur yang harus didukung. Pernyataan para Kiai ini harus dimaknai sebagai upaya untuk menjaga umat. “Kiai memutuskan sesuatu, pasti sudah melalui istikharah yang panjang,” ujarnya.
Sementara itu menanggapi pernyataan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar yang berharap hanya ada satu calon dari NU dalam Pilkada Jawa Timur juga harus dimaknai sebagai upaya untuk menjaga Jawa Timur serta menyatukan tokoh-tokoh NU untuk satu suara menjaga persatuan umat.
Di lain pihak, Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur bersiap mengusulkan nama kandidat gubernur-wakil gubernur yang akan didukungnya pada pilkada mendatang. Rekomendasi tersebut akan diberikan setelah melalui proses diskusi bertema membangun Jatim ke depan.
Ketua Lembaga Hikmah Kebijakan Publik PWM Jatim, Jatim Suli Da’im, menyebut, diskusi tersebut merupakan salah satu media untuk mengakomodasi ide maupun usulan dalam membangun Jatim ke depan.       Termasuk terkait masukan dalam memilih figur pemimpin berpotensi yang akan diusungnya.
“Bahkan kalau memungkinkan, kami juga menawarkan kepada partai politik. Sebab, mereka ini yang mempunyai tugas dalam mengusung calon kepala daerah,”tegas pria yang juga Wakil Ketua Komisi E DPRD Jatim ini, Senin (17/7).
Suli mengatakan, pihaknya telah menyediakan beberapa kader yang akan direkomendasikan kepada partai politik untuk diusung. Baik untuk posisi calon gubernur maupun wakil gubernur. Namun, ia enggan menyebut nama-nama yang juga telah menjalin komunikasi dengan beberapa partai tersebut.
Meskipun akan merekomendasikan nama kandidat, Suli menampik anggapan bahwa manuver yang akan dilakukan pihaknya tersebut dilakukan untuk menyaingi kandidat yang sebelumnya telah direkomendasikan oleh Nahdlatul Ulama (NU). Sebagaimana diketahui, 19 kiai NU memang telah merekomendasikan mendukung Saifullah Yusuf sebagai bakal calon gubernur.
Sebalilnya, PWM justru mendorong kemungkinan untuk menduetkan calon dari kadernya dengan NU. Sebab, sebagai ormas dengan basis kader mayoritas di Jatim, kombinasi di antara kedua kader tersebut akan memperbesar peluang menang di pilkada mendatang.
“Saat ini, dua ormas terbesar di Indonesia kan NU dan Muhammadiyah. Apabila keduanya bersatu, kami optimis bisa mewakili mayoritas suara di Jatim nantinya,” sebut politisi Partai Amanat Nasional (PAN) ini.
“Kemudian, apabila bisa tercipta satu kesatuan nantinya akan tercipta Jatim lebih kondusif, bermartabat, berkeadilan dan membangun lebih bagus lagi,” urai anggota DPRD Jatimi ini.
Untuk saat ini, pihaknya tengah merancang tempat, waktu, maupun bentuk acara yang dibuat. Ia berharap, seluruh bakal calon yang selama ini telah bergaung di berbagai media, dapat mengikuti proses diskusi tersebut.
“Kami menungu ruang yang tepat untuk mengumumkan itu. Setidaknya, siapapun yang dimunculkan, dapat memberikan representatif keinginan masyarakat Jatim pada umumnya,” ungkap anggota Komisi E DPRD Jatim ini. [iib.cty]

Tags: