Nu-Muhammadiyah Soroti Bantuan Pangan Nontunai

Foto: ilustrasi

Surabaya, Bhirawa
Ormas Islam Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah Jatim bersama menyoroti program Pemerintah Pusat berupa bantuan pangan nontunai yang didistribusikan kepada keluarga penerima manfaat di Indonesia.
“Program ini sangat bagus, tapi harus dipikirkan ke depan jangan sampai membuat ketergantungan,” ujar Sekretaris Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jatim Akhmad Muzakki ketika dikonfirmasi di Surabaya, Senin (6/3).
Ia berharap jangan sampai program bantuan ini justru membelenggu mereka yang menerima sehingga segan untuk bekerja keras.
Program tersebut, kata dia, merupakan salah satu langkah yang patut diapresiasi meski ada sejumlah catatan yang harus diperhatikan pengelola, salah satunya upaya agar tak membuat masyarakat bergantung kepada Pemerintah.
Selain itu, guru besar Universitas Islam Negeri Sunan Ampel tersebut berharap adanya sosialisasi maupun edukasi menyeluruh terkait bagaimana cara menggunakan bantuan pangan nontunai ini.
“Ini kan berupa kartu yang berarti tidak ada transaksi antara orang dengan orang, namun orang dengan mesin. Positifnya, informasi teknologi bisa dimanfaatkan,” ucapnya.
Hal senada disampaikan Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jatim Nadjib Hamid yang mengingatkan agar program ini tak membuat masyarakat selalu berharap atau bergantung untuk memperoleh bantuan.
Pihaknya mengusulkan kepada pemerintah lebih mengutamakan program pemberian modal usaha dibandingkan bantuan, meski tunai maupun nontunai.
“Lebih bermanfaat memberdayakan masyarakat dengan cara bantuan modal untuk usaha. Harapannya, masyarakat tidak bergantung saja, tapi bisa berusaha untuk mencapai kebutuhan hidupnya,” kata pria yang juga akademisi tersebut.
Sementara itu, bantuan pangan nontunai merupakan transformasi dari subsidi beras sejahtera (rastra) ke bantuan pangan untuk meningkatkan efektivitas dan ketepatan sasaran penyaluran bantuan sosial serta mendorong keuangan inklusif.
Besaran dana bantuan pangan nontunai setiap bulan sebesar Rp110.000 untuk setiap keluarga penerima manfaat. Terkait sistem yang dipakai dalam penyaluran bantuan ini adalah menggunakan kartu multifungsi, seperti sebagai e-wallet yang dapat menyimpan data penyaluran bantuan pangan dan berfungsi sebagai kartu tabungan.
Bantuan pangan nontunai dapat dicairkan melalui Rumah Pangan Kita (RPK) yang dikelola Bulog dan Warung Gotong Royong Elektronik (E-Warong) yang dioperasikan oleh koperasi di bawah koordinasi Kementeriaan Sosial RI. [ant]

Tags: