NUN Dibagikan, Sekolah Lakukan Evaluasi

Para pelajar SMAN 1 Dringu melakukan persiapan UNBK.

Optimalkan SMA Jaringan, Peran MGMP hingga Latihan HOTS
Surabaya, Bhirawa
Nilai Ujian Nasional (NUN) di tingkat sekolah dibagikan Kamis (9/5) kemarin. Perolehan nilai ujian nasional jenjang SMA atau sederajat se Jatim mengalami peningkatan tahun ini. Terbukti, dari jumlah nilai di bawah 55 yang semakin berkurang. Di samping itu, perolehan nilai rerata sekolah di setiap mata pelajaran (mapel) juga menjadi perhatian khusus bagi sekolah. Kendati begitu, proses evaluasi tetap dilakukan untuk meningkatkan kualitas indeks pembangunan manusia (IPM).
Seperti yang dilakukan SMAN 15 Surabaya, yang tetap melakukan evaluasi kendati masuk dalam peringkat 5 besar nilai rerata SMA Negeri di Jatim pada mata pelajaran IPS (Ilmu Pendidikan Sosial). Dan masuk dalam 10 besar SMA Negeri dan Swasta di Surabaya.
Dikatakan Kepala SMAN 15 Surabaya, Johanes Mardijono, seperti tahun kemarin proses evaluasi tetap dilakukan dengan penguatan guru. “Kunci kita dalam evaluasi ini adalah guru. kita tingkatkan kualitas guru baru kitab masuk program yang kita gagas,”ungkap dia.
Menyiapkan kualitas SDM (sumber daya manusia), kata Johanes, itu tidak instan. Perlu ada kepedulian guru untuk mengasah kemampuannya, yang kemudian akan diterapkan dalam proses pembelajaran ke siswa.
“Kalau guru disiplin masuk dan memberi materi, cara dia mengelola satu kelas ini juga penting diperhatikan. Kalau tambah pelajaran ini memang wajib dilakukan,”imbuh dia.
Diakui Johanes, dari seluruh mapel yang diujikan (Bahasa Indonesia, IPA, IPS dan Bahasa Inggris), hanya mapel Fisika yang mempunyai nilai di bawah 55.
“Tidak banyak. Hanya beberapa, tetap kita akan lakukan evaluasi,” lanjut dia. Maka dari itu, ke depan, pihaknya mentargetkan berada di peringkat tiga besar nilai rerata SMA negeri se Provinsi Jawa Timur untuk mata pelajaran IPA.
Evaluasi tidak hanya diberlakukan di jenjang satuan pendidikan. di Instansi pemerintahan yakni Dinas Pendidikan (Dindik) Jatim juga melakukan proses evaluasi, meskipun pihaknya telah berhasil menurunkan nilai di bawah 55 yang mencapai 30 persen. Diungkapkan Kepala Pembinaan bidang SMA Dindik Jatim, Ety Prawesti untuk menurunkan nilai di bawah 55 merupakan suatu capaian dari kerja keras bersama. Hal itu tidak luput dari berbagai upaya yang telah dilakukan oleh pihaknya. Mulai dari SMA Jaringan, pelatihan MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran) dan pemantapan soal HOTS.
“Di SMA jaringan ini kita kerjasama dengan SEAMEO, Bangkok. Kita bentuk dengan dua SMA poros (SMAN 5 Surabaya dan SMAN 3 Malang ) sebagai induknya, agar bisa diimbaskan ke 116 SMA di Jatim. Dari jumlah itu juga akan mengimbaskan lagi ke seluruh SMA negeri dan swasta yang ada di Jawa Timur,”jelas dua. Sementara untuk fungsi dan peran MGMP, akan matangkan untuk membedah soal-soal model HOTS.
“Ada beberapa siswa yang mendapatkan nilai 100 di mapel matematika dan di abhasa Indonesia, di hampir semua mapel ada nilai 100 nya,” tuturnya.
Meskipun begitu, Ety menyebut, pihaknya akan terus berupaya menurunkan nilai di bawah 55. Langkah itu akan dilakukan dengan menambah jadwal program SMA jaringan. yang semula hanya empat bulan (Agustus-Desember).
“Tahun depan akan kita tambahkan full. Bila perlu hingga menjelang UNBK,” imbuhnya. Upaya lain yang perlu dilakukan, lanjut Ety, mengoptimalkan sumber daya manusia di jenjang SMA yang tidak lepas dari peran guru. terutama untuk memberikan motivasi dan pengajaran yang baik kepada para siswa. Karena itu, guru juga harus mau meningkatkan kualitas dirinya.
“Guru sangat berperan sekali. Juga kepala sekolah. inovasi-inovasi dari mereka yang kami dan anak-anak butuhkan,”pungkas dia. [ina]

Tags: