Nurainiah, Peracik Jamu Pencegah Covid-19 Asal Bondowoso

Nurainiah saat meracik jamu empon empon sebagai pencegah virus corona di kediamannya di Desa/Kecamatan Tapen Kabupaten Bondowoso. [sawawi]

Punya Ilmu Khusus Membuat Dosis Jamu, Pelanggan Antri hingga dari Bali
Kab Bondowoso, Bhirawa
Ini bukan soal mencari untung disaat negeri sedang bingung, karena sebaran virus corona atau Covid-19. Justru sebaliknya, apa yang dilakukan Nurainiah dapat membantu warga dalam mencegah tidak terpapar virus yang kini tengah melanda dunia. Ya, Nurainiah yang sehari-hari menjabat Kepala TK Dinar Nasyiah Kecamatan Tapen, Bondowoso, memiliki keahlian meracik dosis aneka jamu. Berkat ilmu khusus yang dimiliki tersebut, kini jamu buatan Nurainiah mulai kebanjiran order sebagai pencegah Covid-19 ?.
Saat itu, cuaca Desa Tapen, Kecamatan Tapen, Kabupaten Bondowoso sedikit panas. Rumah Nurainiah berada sekitar 100 meter di utara perempatan lampu merah Kecamatan Tapen. Begitu Bhirawa tiba di rumahnya, pintu pagar sudah terbuka. Ada seseorang yang sedang menyapu sampah di halaman rumahnya. Sesaat kemudian, keluar Nurainiah dengan pakaian khasnya yang berhijab. “Masuk mas,” ujar Nurainiah, wanita lulusan PGAN Situbondo tahun 1992 itu.
Setelah bertemu, Nur-panggilan karibnya, mulai menceritakan awal kisahnya menyukai pembuatan aneka jamu. Sejak remaja memang kerapkali melakukan eksperimen dalam pembuatan jamu tradisonal.
Nur pertama kali membuat jamu, selepas PGAN Situbondo, beberapa puluh tahun silam. Hasil buatan jamu Nur, kala itu hanya khusus dikonsumsi keluarganya.”Tapi lama kelamaan ada saudara yang pesan. Jadinya terus diketahui para tetangga dekat,” ujar Nurainiah.
Seiring dengan berjalannnya waktu, ramuan hasil racikan Nurainiah sedikit mulai dikenal warga Desa setempat. Karena memiliki aroma khas dan rasa yang berbeda, ramuan jamu bikinan Nur Ainiah mulai tersebar luas.
Puncaknya, jamu buatan Nur selalu menjadi pesanan rutin para guru dan orang tua murid di TK Dinar Nasyiah Kecamatan Tapen Bondowoso. “Setiap hari ada saja guru dan orang tua murid TK yang memesan jamu buatan saya. Kalau ditolak ya kasian juga. Akhirnya ya saya buatkan,” kenang Nur Ainiah.
Singkatnya, Nur Ainiah menceritakan hasil dari pembuatan jamu tersebut. Setelah dikenal ditingkat sekolah TK Dinar Nasyiah Tapen, hasil karya jamu Nur juga diketahui atasannya di Kantor Kecamatan Tapen dan Kantor Dinas Pendidikan Kabupaten Bondowoso.
Setiap ada momen kegatan besar, lanjut Nur, tidak sedikit para pejabat ikut memesan jamu buatan wanita energik tersebut. “Baru baru ini ada acara PKK. Saya diminta menyiapkan beberapa jamu untuk ibu ibu pejabat. Meski agak sedikit capek membuat jamu, tapi ada kebanggaan tersendiri,” tutur Nur.
Disaat kini negeri dilanda bencana penyebaran virus corona, hati dan pikiran Nurainiah terugah untuk membuat terobosan baru dalam meracik jamu tradisional. Wanita yang selalu aktif mengikuti seminar dan workshop pendidikan hingga ke berbagai daerah di Indonesia itu, akhirnya mampu membuat ramuan khusus empon empon untuk pencegahan virus corona. Ada berbagai bahan yang disiapkan Nurainiah untuk membuat jamu yang kini sedang ngetren tersebut.
“Saya menyiapkan jahe, sirih, serai, kunir, temulawak, kunyit, kayu manis, kapulaga, buah mengkudu dan aneka dedaunan. Itu semua untuk membuat jamu. Satu diantaranaya untuk jamu pencegah virus corona,” tegas Nur.
Buah kedisplinan dan ketekunan Nurainiah dalam membuat jamu ternyata tidak bertepuk sebelah tangan. Melalui fasilitas tehnologi modern saat ini seperti media sosial, Nurainiah memulai memasang dalam status miliknya. Pertama, katanya, hanya ada beberapa orang yang memesan jamu buatan Nur melalui WahtApps.
Hari demi hari, ungkap Nur, jamu buatannya hingga tembus dipesan warga yang ada di Denpasar Bali. “Sampai sekarang orang Bali itu menjadi pelanggan tetap. Dia masih terus memesan jamu buatan saya. Alhamdulillah masih dipercaya sehingga saya sangat bersyukur,” paparnya.
Selain memiliki kekhasan tersendiri, lanjut Nurainiah, jamu buatan dirinya memiliki takaran dan dosis yang berbeda seperti pembuat jamu yang lain. Tak pelak, hingga saat ini Nurainiah tidak memakai jasa tangan orang lain dalam meracik jamu karena kawatir ilmu khusus yang ia miliki akan ditiru.
Meski orderan jamu bertambah, aku Nurainiah, ia belum ada niat untuk memakai jasa pekerja. “Itu kan untuk menjaga rahasia takaran dosis saya. Kalau nanti saya pakai jasa orang lain bisa ketahuan rahasianya,” ujar Nurainiah.
Suami Nurainiah bernama Sutrisno, ikut bangga dengan keahlian istrinya dalam meracik jamu tradisional, termasuk bisa membuat jamu pencegah virus corona. Bagi Sutrisno, yang kesehariannya menjadi Guru PPKN di SMPN 1 Bondowoso itu mengatakan, ilmu yang dimiliki istrnya merupakan suatu keberkahan tersendiri.
Karena, urai Sutrisno, jarang ada pendidik atau kepala sekolah yang piawai memiliki keahlian ganda membuat jamu tradisional. “Saya kadang ikut memasarkan hasil jamu buatan istri. Tiap hari rutin teman teman guru di SMPN 1 Bondowoso ada yang memesan. Ini rejeki tambahan bagi keluarga saya,” aku Sutrisno.
Lelaki yang dikenal piawai sebagai MC (master of ceremony) serta pandai mendendangkan lagu lagu dangdut itu tak malu memiliki isteri yang ahli membuat jamu. Dimata Sutrisno, justeru malah sebaliknya, ilmu yang dikuasai isterinya dibidang meracik jamu merupakan suatu kebanggaan tersendiri bagi keluarganya.
“Disampingi bisa membantu ekonomi keluarga, dengan membuat jamu ini anak anak saya sekarang sudah ada yang menempuh pendidikan jenjang S2. Uniknya lagi, jamu buatan isteri saya ini sudah sampai di meja kerja Wakil Bupati Bondowoso (Irwan Bahtiar), untuk dikonsumsi dan dibantu mengenalkan kepada masyarakat,” pungkasnya. [Sawawi]

Tags: