Nutricia Sarihusada Edukasi 13 Juta Bunda untuk Delapan Daerah

Prawira Winata (kanan), Gisella Tani Pratiwi (tengah) dan dr Nur Ramadhan (kiri) saat jumpa pers di RS Wafa Husada Kepanjen, Kab Malang.

Kab Malang, Bhirawa
Perusahaan susu formula untuk bayi dan anak yakni Nutricia Sarihusada telah melakukan upaya kampanye terkait alergi protein susu sapi pada bayi dan anak. Sedangkan kampanye itu dilakukan yaitu untuk memberikan edukasi pada ibu-ibu di wilayah Malang Raya, agar memahami sejak dini alergi pada buah hatinya jika sebelumnya memberikan susu sapi sebagai nutrisi tambahan selain Air Susu Ibu (ASI).
Allergy Care Manager Nutricia Sarihusada Prawira Winata, Sabtu (30/7) pagi, saat jumpa pers di Rumah Sakit (RS) Wafa Husada Kepanjen, Kecamatan Kepanjen, Kebupaten Malang menjelaskan, kampanye yang kita lakukan ini yakni untuk memberikan edukasi kepada ibu-ibu yang memiliki bayi yang saat ini masih memberikan asupan susu baik melalui ASI, susu formula maupun susu sapi. Sedangkan dalam kampanye kali ini dirinya mengedukasi melalui Bunda Tanggap Alergi dengan Kenali, Konsultasikan dan Kendalikan (3K) agar si kecil tetap ceria.
Dengan kita melakukan kampanye Bunda Tanggap Alergi, kata dia, maka diharapkan para ibu-ibu mendapatkan pengetahuan yang tepat mengenai alergi pada si kecil melalui 3K. Karena pengetahuan terkait alergi susu sapi sangatlah penting diketahui dan dipahami, agar ketika bayi atau anaknya alergi terhadap susu sapi, tentunya mereka akan memeriksakan ke dokter. “Karena untuk memahami tentang alergi, orang tua juga harus mengenali diri sendiri dan  sifat si anak itu sendiri. Dan bahkan, dilingkungan sekitar mereka juga harus bisa mengelola tantangan yang dihadapi dengan pola asuh yang tepat,” tegasnya.
Menurut Prawira, pada tahun 2016,  kami telah mengedukasi lebih dari 13 juta ibu melalui Bunda Tanggap Alergi dengan melalui 3K. Sehingga untuk tahun 2017 ini, dirinya kembali ingin kembali memberikan edukasi yang lebih mendalam mengenai alergi pada si anak melalui kampanye Si Kecil Tetap Ceria Karena Bunda Tanggap Alergi dengan 3K. Dan target kampaye untuk tahun ini, minimal Nutricia Sarihusada juga bisa memberikan edukasi pada ibu seperti di tahun sebelumnya. Sehingga untuk tahun 2018 mendatang dirinya akan meningkatkan target kampanye Bunda Tanggap Alergi.
“Kampanye Bunda Tanggap Alergi dengan melalui 3K, sudah kita lakukan didelapan kota dan kabupaten, yaitu Jakarta, Medan, Surabaya, Makasar, Bandung, Yogyakarta, Bali, dan Malang. Dan kampanye yang kita lakukan kali ini, kita kemas dengan seminar kesehatan bertajuk Si Kecil Tetap Ceria Karena Bunda Tanggap Alergi dengan 3K,” terangnya.
Ditempat yang sama, salah satu dokter ahli ilmu biomedik dari RS Wafa Husada Kepanjen dr Nur Ramadhan, SpAM Biomed menjelaskan, gejala akibat alergi susu sapi ini dapat menyerang sistem gastrointestinal sebesar 50-60 persen, kulit 50-60 persen, dan juga sistem pernapasan 20-30 persen. Sedangkan reaksi alergi dapat timbul berupa eksim pada kulit, saluran napas, kolik, diare berdarah, hingga konstipasi. “Jika tidak segera ditangani dan dibiarkan, maka keadaan itersebut dapat menganggu optimalisasi tumbuh kembang si anak dan juga akan memberi dampak jangka panjang terhadap kesehatan di usia dewasa,” ungkapnya.
Sementara, lanjut dia, penyebab alergi pada susu sapi salah satunya adalah tingginya protein yang dihasilkan pada susu sapi tersebut. Sedangkan alergi susu sapi dampaknya ada berbagai macam gangguan tumbuh kembang yang mungkin terjadi pada si anak, jika alerginya tidak tertangani dengan baik. Karena anak bisa tumbuh menjadi picky eaters sehingga mempengaruhi berat badan ideal dan juga pertumbuhan fisiknya. Serta gangguan hormon akibat alergi juga berisiko memunculkan kegemukan atau obesitas, yang jika tidak dikendalikan akan meningkatkan risiko penyakit jantung koroner dan diabetes di masa mendatang. .
Sementara itu, Psikolog Anak dan Keluarga Gisella Tani Pratiwi MPsi menambahkan, anak terkena alergi susu sapi rentan mengalami stres dan kecemasan berlebihan. Karena tidak maksimalnya kondisi si anak bisa jadi membuatnya kurang ceria dan mengalami gangguan bersosialisasi, serta tidak bisa selalu hadir di sekolah dan bermain dengan teman-temannya. Sehingga orangtua dianjurkan untuk dapat menangani alergi protein susu sapi pada si anak dengan tepat disertai dengan memberikan asupan nutrisi yang sesuai dengan kebutuhannya, agar si anak menjadi ceria dan dapat tumbuh kembanya dengan optimal.
“Reaksi alergi yang dialami oleh si anak juga dapat membuatnya kurang tidur, sehingga tubuh mudah lelah dan sulit konsentrasi ketika belajar, yang secera otomatis akan menurunkan rasa percaya diri si anak dilingkungan sosial,” tandasnya. [cyn]

Tags: