Nutricia Sarihusada Kampanye Indonesia Merdeka dari Diare

Kampanye Nutrisia Indonesia Merdeka Diare.

Surabaya, Bhirawa
Diare adalah saiah satu penyakit yang umum di derita oieh anak, sehingga sering kali lbu menganggap permasalahan diare pada anak dapat diatasi sendiri. Berdasarkan data dari Riskesdas 2013, 1 dari 7 anak Indonesia pernah mengalami diare dengan frekuensi 266 kali dalam setahun. Melihat angka kejadian ini, ibu perlu mengetahui penanganan diare dengan tepat, karena bila diare berkelanjutan akan berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak antara lain berat badan anak.
“Nutricia Sarihusada melalui kampanye ‘Indonesia Merdeka Diare’ adalah langkah nyata komitmen perusahaan terhadap nutrisi untuk bangsa agar anak Indonesia dapat menjadi anak generasi maju. Kami berharap melalui kampanye edukasi ini akan membuat banyak ibu yang semakin mengerti penanganan tepat diare pada anak,” kata Nabhila Chairunissa, Digestive Care Manager Nutricia Sarihusada Kamis (14/9) kemarin.
Lebih jauh dikatakan, penyebab diare yang paling umum adalah infeksi pada usus yang disebabkan oleh virus, bakteri atau parasit. Namun, penyebab terbanyak diare pada anak adalah Rotavirus, dan penelitian menemukan bahwa sebagian (30%) anak Indonesia yang mengalami diare karena Rotavirus juga mengalami intoleransi laktosa.
Pertama, penelitian di negara iain bahkan mendapatkan angka kejadian intoleransi iaktosa yang Iebih tinggi, yakni sekitar 67% pada diare karena Rotavirus dan 49% pada diare nonRotavirus. Kedua, pada saat diare terutama oleh Rotavirus, terjadi kerusakan jonjot usus, sehingga produksi beberapa enzim di jonjot usus yang berguna untuk proses pencernaan nutrisi, di antaranya enzim iaktase, akan berkurang. Enzim Iaktase berguna untuk mencerna gula alami (laktosa) yang terdapat pada susu. Laktosa yang tidak tercerna akhirnya tidak dapat diserap sehingga menyebabkan diare semakin berat, kembung, dan tinja yang berbau asam. Kondisi ini disebut sebagai ‘intoieransi laktosa’.
Saat diare, ibu periu memperhatikan agar anak tidak mengalami dehidrasi dan kekurangan gizi. Untuk itu ada beberapa hal yang dapat ibu lakukan untuk mengatasi diare pada anak. Di antaranya, untuk anak yang masih mendapat ASI. Teruskan pemberiannya karena ASI adalah yang terbaik. Cegah dehidrasi dengan iarutan oralit. Konsultasikan ke tenaga medis, dan jaga kebersihan tubuh dan lingkungan si kecil. Pada beberapa keadaan, nutrisi bebas iaktosa diberikan atas rekomendasi dokter.
Apabila anak tidak mau makan dan minum, ,orangtua perlu mengusahakan asupan bernutris mudah diterima oleh anak. AS! dan cairan rehidrasi oral (oralit) adalah yang utama selain tam! zinc. “Selain itu, asupan nutrisi yang baik dapat mempercepat pemulihan fungsi usus termasuk kemampuan untuk mencerna dan menyerap makanan yang masuk, serta membe energi untuk mempercepat proses pemulihan,” ujar dr. Andy Darma, SpA(K).
Kepekaan orang tua terhadap keadaan anak saat diare sangat penting, karena saat diare, by badan anak akan berkurang. Oleh karena itu diperlukan asupan nutrisi yang baik saat dan sete diare, sehingga anak dapat mengejar pertumbuhan fisiknya.
“Kami berharap, informasi penting yang dapat ibu jadikan sebagai pedoman atasi diare pada ar dapat dijadikan pengingat bagi ibu saat anak mengalami diare. Dengan pengetahua’n yang memac ibu dapat memberikan penanganan yang tepat saat anak menderita diare untuk tetap menja tumbuh kembang yang optimal agar anak Indonesia dapat menjadi anak generasi maju ya merdeka dari diare.” tutup Nabhila. [ma]

Tags: