Nutrifood Edukasi 100 Dokter Umum Puskesmas dan Poliklinik Surabaya

03-Nutrifood bekerja sama dengan Dinas Kesehatan kota Surabaya ketika memberikan materi pendiikan Pentingnya Deteksi Dini dan Pencegahan Prediabetes yang diikuti oleh 100 dokter umum puskesmas dan poliklinik wilayah Surabaya.

(Pentingnya Deteksi Dini dan Pencegahan Prediabetes)

Surabaya, Bhirawa
Nutrifood bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan RI, Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) RI, Dinas Kesehatan Kota Surabaya, Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Kota Surabaya, dan Pengurus Persatuan Diabetes Indonesia (PERSADIA) Cabang Kota Surabaya, mengadakan program edukasi ‘Pentingnya Deteksi Dini dan Pencegahan Prediabetes yang diikuti oleh 100 dokter umum puskesmas dan poliklinik wilayah Surabaya.
Prediabetes adalah pencetus penyakit Diabetes Melitus Tipe 2 (DMT2). International Diabetes Federation 2015 memperkirakan, pada tahun 2040 sebanyak 642 juta penduduk dunia akan mengalami diabetes dengan jumlah penderita prediabetes dua hingga tiga kali lipatnya.
Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 menunjukkan peningkatan prevalensi diabetes di tingkat nasional dari 6,9% pada 2013, menjadi 8,5% pada 2018. Ada pun angka kejadian diabetes di Jawa Timur juga meningkat, yaitu 2,1% pada 2013, menjadi 2,6% pada 2018.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya, drg. Febria Rachmanita, MM, mengatakan, Pemerintah Kota Surabaya memberikan perhatian khusus pada kondisi prediabetes dan diabetes yang kini tidak hanya diderita oleh kelompok usia tua, namun mulai banyak ditemukan di kelompok usia muda serta produktif.
”Kami mengajak seluruh masyarakat dan pemangku kepentingan, baik pemerintah maupun swasta, untuk bersama-sama melakukan gerakan pencegahan prediabetes melalui deteksi dini atau skrining faktor risiko Penyakit Tidak Menular di Posbindu sesuai standar yang dianjurkan oleh Kementerian Kesehatan RI,” jelasnya.
Ketua IDI Cabang Kota Surabaya, Dr. dr. Brahmana Askandar, SpOG(K) menambahkan, Tenaga kesehatan memegang peranan penting dalam menjaga kondisi prediabetes agar tidak berkembang menuju DMT2.
Prediabetes dan DMT2 adalah penyakit yang membahayakan dan erat kaitannya dengan angka morbiditas (angka kesakitan), risiko progresivitas penyakit, biaya, dan mortalitas (angka kematian) akibat komplikasi, seperti penyakit kardiovaskular dini, gagal ginjal, dan stroke.
Namun penyakit ini dapat dicegah. Melalui program ini, kami berharap kemampuan para dokter umum semakin terasah, sehingga dapat memberikan deteksi dini dan edukasi pencegahan prediabetes kepada masyarakat.
Pengurus PERSADIA Cabang Kota Surabaya, dr. Teguh Raharjo, Sp.PD menjelaskan, pertanda prediabetes secara laboratoris adalah kadar glukosa darah puasa 100-125 mg/dl dan atau kadar glukosa darah 2 jam post prandial 140-199 mg/dl.
Umumnya kelompok berisiko prediabetes adalah orang dengan obesitas/kegemukan, sering abortus, melahirkan bayi dengan berat badan 4 kg atau lebih, porsi makan besar tetapi kurang gerak, serta keluarga memiliki riwayat diabetes.
Dalam jangka waktu 3-5 tahun, 25% prediabetes dapat berkembang menjadi DMT2, 50% tetap dalam kondisi prediabetes, dan 25% kembali pada kondisi glukosa darah normal.
Upaya yang dapat dilakukan agar prediabetes tidak berkembang menjadi DMT2 adalah dengan beristirahat cukup; mengonsumsi makanan dengan gizi seimbang dan membatasi asupan gula, garam, dan lemak serta aktivitas fisik 150 menit dalam seminggu.
“Melihat data mengenai tingginya angka Penyakit Tidak Menular (PTM), terutama prediabetes dan diabetes, Nutrifood merasa perlunya kolaborasi dan sinergi berbagai pihak,” kata Head of Marketing Nutrifood, Susana.
Oleh karena itu, Nutrifood menginisiasi program edukasi Pentingnya Deteksi Dini dan Pencegahan Prediabetes, dengan menggandeng Kementerian Kesehatan RI, BPOM RI, Dinas Kesehatan, IDI, dan PERSADIA.
Program ini bertujuan mengedukasi dan mengadvokasi berbagai pihak agar proaktif dalam melakukan deteksi dini dan pencegahan prediabetes maupun diabetes. [dre]

Tags: