OJK Minta BPD Lebih Kreatif

Gubernur Jatim Dr H Soekarwo menyaksikan penandatangan komitmen bersama pengguna pemilik dan pemangku kepentingan BPD se Indonesia.

Gubernur Jatim Dr H Soekarwo menyaksikan penandatangan komitmen bersama pengguna pemilik dan pemangku kepentingan BPD se Indonesia.

Surabaya, Bhirawa
Masih rendahnya kontribusi BPD (Bank Pembangunan Daerah) terhadap perekonomian daerah, khususnya pada kredit produktif yang baru mencapai sekitar 30 persen, mendapat kritikan dari Otoritas Jasa Keungan (OJK). Karenanya, kedepannya beberapa kelemahan organisasi BPD perlu dibenahi sehingga kredit produktif bisa tinggi mencapai 60 persen daripada kredit konsumtif.
Eksekutif Pengawas Perbankan-OJK, Heru Kristianto menegaskan jika BPD perlu bertransformasi untuk membenahi kelemahan structural dan memperkuat fondasi organisasi agar dapat tumbuh dan bersaing sehingga lebih berperan dalam perekonomian daerah ke depan. Diantaranya dengan membenahi tata kelola dan manajemen resiko, sumberdaya manusia, infrastruktur dan permodalan.
‘’Lemahnya daya saing BPD dengan bank nasional yang ada karena SDM yang ada rata-rata KW2, kinerja governance yang masih terbatas serta modal yang ada yang sangat kecil. Karenanya, kedepan harus ada perbaikan, diantaranya soal pembagian deviden kepada pemerintah jangan terlalu besar, sehingga dana yang ada dapat dimanfaatkan untukkredir produktif,’’tegas Heru disela acara Sosialisasi Transformasi BPD se-Indonesia di Kantor Bank Jatim, Senin (7/9).
Karenanya, ada tiga aspek yang perlu dipastikan agar transformasi BPD berhasil diantaranya dengan dukungan penuh dari Pemda selaku pemegang saham BPD untuk mentransformasikan BPD menjadi bank yang kuat, berdaya saing tinggi dan mampu memberikan kontribusi terhadap Pemda setempat. Selain kepemimpinan yang kuat dan visioner dari BPD, serta SDM yang handal dalam mendukung pengembangan bisnis yang masih rendah.
Untuk itu, OJK bersama Asosiasi Perbankan daerah (Asbanda) telah mereview permasalahan BPD dan menyusun kerangka program transformasi BPD sebagai acuan bagi BPD untuk  melakukan transformasi tersebut. ‘’Yang pasti sesuai arahan Presiden, transformasi ini nantinya BPD menjadi bank yang kuat dan berdaya saing serta kontribusinya yang signifikan bagi pertumbuhan dan pemerataan ekonomi daerah yang berkelanjutan. Atau sejalan dengan sasaran Master Plan sector jasa keuangan,’’tambahnya.
Sementara itu, Ketum Asbanda, Eko Budiwiyono mengaku dalam penanganan BPD tidak dapat disamaratakan. Mengingat problema antara satu BPD dengan BPD lain berbeda. Dimana dari 26 BPD se-Indonesia, separohnya memiliki modal hingga Rp5 tiliun, sedang separohnya lagi tidak kurang dari Rp1 triliun.
‘’Tapi yang jelas semuanya perlu dilakukan transformasi, sehingga BPD yang ada dapat bersaing dengan bank nasional yang ada. Selain itu seluruh BPD didorong untuk dapat membuka cabangnya hingga di kecamatan atau desa,’’jelas Eko dengan nada optimis.
Terpisah, Gubernur Jatim, menegaskan berdirinya  BPD  atas dukungan dari pemerintah  daerah selaku pemegang saham. Oleh karena itu, BPD perlu bertransformasi untuk membenahi kelemahan struktural dan memperkuat fondasi agar mampu tumbuh dan bersaing sehingga bisa lebih berperan aktif  dalam perkembangan dan pertumbuhan perekonomian daerah ke depan.
“ Kalau semua  itu sudah dibenahi dengan memperhatikan tiga aspek melalui transformasi  BPD  ditambah dengan adanya kerjasama BPD se Indoensia, saya yakin BPD dalam waktu dekat  mampu bersaing dan  menguasai serta menjadi pemimpin dan pelopor dalam pembangunan perekonomian di daerahnya,” jelasnya.
Gubernur  menambahkan, untuk bisa mencapai itu semua pertama-tama yang harus dilakukan adalah BPD bisa menjadi pelopor dan pemimpin perbankan di daerahnya lebih dulu. Kalau hal itu sudah dapat diraih, maka langkah berikutnya akan lebih mudah untuk mengggaet dan mengcover semua program pembangunan yang ada di daerahnya.
Dengan begitu, keberadaan BPD, benar- benar dapat dirasakan oleh masyarakat, sebab BPD sudah melakukan transformasi perbankan sehingga  bisa cepat tanggap  dalam membaca perkembangan yang ada di sekitarnya. “ Semua itu, dikarenakan BPD sudah besar,kuat modalnya dan lincah dalam memberikan pelayanan demi kelancaran serta keberhasilan pembangunan di daerah, “ jelasnya. [cty]

Rate this article!
Tags: