Oktober, Jawa Timur Deflasi 0,02 Persen

Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Timur, Dadang Hardiwan.

Pemprov Jatim, Bhirawa
Pemantauan terhadap perubahan harga selama bulan Oktober 2020 di delapan kota IHK Jawa Timur, terjadi penurunan Indeks Harga Konsumen (IHK) atau deflasi sebesar 0,02 persen yaitu dari 103,96 pada bulan September 2020 menjadi 103,94 pada bulan Oktober 2020.

Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Timur, Dadang Hardiwan mengatakan, penghitungan angka inflasi di delapan kota IHK di Jawa Timur selama Oktober 2020, empat kota mengalami inflasi dan empat kota mengalami deflasi.

Kota yang mengalami inflasi yaitu Probolinggo sebesar 0,15 persen, kemudian diikuti Madiun sebesar 0,11 persen, Banyuwangi sebesar 0,07 persen, dan Jember sebesar 0,01 persen. Sedangkan kota yang mengalami deflasi yaitu Sumenep sebesar 0,07 persen, kemudian diikuti Malang sebesar 0,06 persen, Kediri sebesar 0,05 persen, dan Surabaya sebesar 0,02 persen.

Dikatakannya, jika dibandingkan tingkat inflasi tahun kalender (Januari – Oktober) 2020 di 8 kota IHK Jawa Timur, sampai dengan bulan Oktober 2020 Jember merupakan kota dengan inflasi tahun kalender tertinggi yaitu mencapai 1,27 persen. “Sedangkan kota yang mengalami inflasi tahun kalender terendah adalah Surabaya yang mengalami inflasi sebesar 0,62 persen,” tambahnya.

Apabila dilakukan pengamatan terhadap sepuluh komoditas yang menjadi penyumbang utama terjadinya deflasi di masing-masing kota IHK di Jawa Timur, maka dapat dilihat dari komoditas emas perhiasan menjadi penyumbang utama terjadinya deflasi di semua kota IHK di Jawa Timur. “Selanjutnya untuk komoditas mangga dan komoditas daging ayam ras juga menjadi penyumbang utama terjadinya deflasi yang berada di Jember, Malang, dan Surabaya,” ujarnya.

Sedangkan apabila dilakukan pengamatan terhadap sepuluh komoditas yang menjadi penghambat utama terjadinya deflasi di masing-masing kota IHK Jawa Timur, maka dapat dilihat dari komoditas bawang merah dan cabai merah menjadi penghambat utama terjadinya deflasi di semua kota IHK di Jawa Timur.

Komoditas minyak goreng menjadi penghambat utama terjadinya deflasi di hampirseluruh kota di Jawa Timur kecuali di Banyuwangi, Komoditas cabai rawit menjadi penghambat utama terjadinya deflasi di hampir seluruh kota di Jawa Timur kecuali di Madiun dan Surabaya.

Harga Buah Anjlok

Sementara itu, Kota Malang juga kembali mengalami deflasi di bulan Oktober 2020, yakni sebesar -0,06 persen. Penurunan harga komoditas buah menjadi penyebab utama deflasi di kota pendidikan. Dari 10 komoditas penyumbang deflasi, enam komoditas diantaranya penurunan harga buah.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Malang, Sunaryo mengungkapkan, 10 komoditas penyumbang deflasi yakni penurunan harga buah mangga sebesar 14,16 persen, daging ayam ras turun sebesar 1,89 persen, alpukat 14,46 persen, emas 1,38 persen, buah pir 14,81 persen, gula pasir 4,16 persen, buah naga 9,89 persen, telur ayam ras 1,79 persen, dan penurunan harga buah anggur sebesar 10,79 persen.

Kepala BPS Malang,kata Sunaryo, Senin (2/11) kemarin mengutarakan, Berdasarkan kelompok pengeluaran, makanan, minuman dan tembakau menyumbang deflasi Kota Malang dengan andil -042 persen, andil terbanyak harga turunnya harga buah-buahan dan daging ayam ras. “Kelompok ini yang paling tinggi dibandingkan kelompok yang lainnya,” kata Sunaryo.

Sementara untuk komoditas penghambat deflasi atau turut andil dalam angka inflasi meliputi kenaikan tarif angkutan udara sebesar 2,49 persen, cabai merah 41.71 persen, bawang merah 9,68 persen, cabai rawit 11,53 persen, tarif kendaraan roda dua online 4,71 persen, kelengkeng 11,95 persen, pisang 1,64 persen, parfum 1,42 persen, minuman ringan 4,76 persen, dan minyak goreng 6,53 persen.[rac,mut]

Tags: