Olah Limbah Garmen dan Leather Jadi Busana Komersil

Memanfaatkan limbah denim, mahasiswa UC olah jadi karya busana komersil bernilai jual tinggi.

Surabaya, Bhirawa
Sebanyak 129 karya mahasiswa Fashion Product Design & Business, Fakultas Industri Kreatif, Universitas Ciputra (UC) dipamerkan dalam “Fashionology”. Ratusan karya ini dibuat oleh mahasiswa semester 4, 6 dan 8 dan dipamerkan di Ciputra World Surabaya 2-4 Juni 2023.

Diantara ratusan karya itu, sebanyak 46 mahasiswa semester 8 menampilkan karya tugas akhir mereka, dengan tiga isu yang dikampanyekan.

Dosen Koordinator Tugas Akhir, Yoanita Tahalele mengatakan karya desain yang dibuat oleh para mahasiswa mengusung tema sesuai dengan penelitian yang dilakukan terhadap masalah-masalah sosial yang ada di masyarakat. Dari hasil itu, mereka menuangkannya melalui rancangan desain produk untuk menjawab dan memberikan solusi terhadap masalah-masalah tersebut.

“Ada tiga hal yang perlu diperhatikan mahasiswa konsep desain yang dapat menjawab tantangan dan permasalah yang ada, kreativitas dan inovasi desain, serta sisi komersial atau bisnis dari produk yang diciptakan,” ujar dia, Sabtu (4/6).

Ia menambahkan, pagelaran busana kali ini mengusung beberapa isu penting, yaitu masalah limbah di dunia fesyen, isu sosial mengenai gender equality, dan isu yang mengangkat konten lokal seperti wastra dan pelestarian budaya.

Tema yang diusung ini, kata Yoanita tak lepas dari prodi Fashion Product Design & Business UC dengan misi membawa lulusan yang dihasilkan mampu menjadi venture creator serta value creator.

“Kami berharap mampu mendidik mahasiswa agar dapat menciptakan peluang usaha baru. serta menggunakan pola pikir wirausaha di dalam menciptakan suatu nilai dan makna dalam lingkungan kerja mereka kelak,’’ pungkas dia.

Salah satu mahasiswa yang menampilkan karya dengan memanfaatkan limbah denim sisa produksi adalah Elisabet Stefanny Witjahjo dengan koleksi berjudul “Disruption”.

Karya ini menggunakan limbah denim sebagai material utama yang diolah menjadi fabric manipulation sebagai pattern and detail menggunakan teknik weaving, pintuck, serta slashing cut. Dalam proses eksplorasi, didapatkan alternatif panel seperti Box Panel, Curves Panel, Princess Panel, dan Yoke Panel.

“Dari konsep ini, saya memanfaatkan dan mengolah limbah denim menjadi produk yang memiliki nilai komersial tinggi,’’ ujar Stefanny.

Kain denim yang digunakan Stefanny diambil dari kain sisa produksi dari industri garmen Triple Jeans. Dalam satu karya buatannya ia membutuhkan setidaknya dua karung kain denim sisa produksi. Diharapkan melalui koleksi yang dibuatnya, dapat memberikan solusi bagi industri tekstil dalam mengolah limbah denim yang dihasilkan serta dapat memberikan awareness bagi masyarakat tentang konsep sustainable fashion.

“Kesulitannya, karena 80-90 persen baju menggunakan kain sisa denim jadi sulit dijahit. Dan eksplorasi teknik lagi. Banyak-banyak main eksplorasi yang memudahkan dan hasil bisa outstanding,” tandasnya.

Karya lainnya juga disuguhkan Audrey Gabriella dengan mengangkat konsep sustainable fashion dan memanfaatkan limbah kulit sisa produksi.

Karya Audrey ini merupakan suatu upaya untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi oleh industri kecil dan menengah dibidang aksesoris kulit atas limbah sisa produksi yang dihasilkan. Karya yang berjudul Rögn ini mengolah limbah leather dengan menggunakan teknik anyaman bermotif Houndstooth menjadi produk pakaian yang bernilai komersial tinggi. Teknik anyaman ini dipilih karena bersifat timeless dan tahan lama.

Ditambah lagi penggunaan material kulit dalam teknik anyaman ini dapat memanfaatkan material limbah dengan ukuran yang sangat kecil, sehingga diharapkan koleksi ini dapat menjadi solusi dalam pengurangan limbah kulit sisa produksi. [ina]

Tags: