Olah Limbah Menjadi Karya Seni dan Syiar Pendidikan

Manager Advisor Robert Gardiner saat meninjau produk salah satu peserta ‘ Regional Student Company Competition 2018’ yang dinamakan ‘Krayon Airo’ dengan berbahan dasar olahan limbah rumah tangga dan plastik pada minggu (5/6) di Atrium Lenmark Surabaya.

Surabaya, Bhirawa
Memasuki era market budaya, Indonesia telah menyiapkan berbagai program untuk pengembangan soft skill dan hard skill generasi muda, khususnya bagi pelajar di Indonesia. Bentuk dari pengembangan tersebut adalah, upaya mengasah kemampuan siswa dalam memiliki jiwa entrepreuneurs.
Berbagai gagasan dan ide menawarkan ketertarikan, tidak hanya bernilai jual melainkan juga memiliki manfaat yang tinggi dalam kehidupan masyarakat. Hal tersebutlah yang ditawarkan SMAN 1 Waru Sidoarjo dalam kompetisi Regional Student Company, Minggu (6/5). Diungkapkan Coorporate Sekretaris Adinda Sandra jika pihaknya menawarkan krayon yang dinamakan ‘Airo’. Ia menjelaskan jika bahan utama pembuatan krayon teesebut berasal dari bahan limbah plastin rumah tangga.
“Kita sering temui, di lingkungan kita banyak sekali limbah botol yang tidak terpakai. Kita gunakan limbah seperti plastik, kertas dan lain sebagainya untuk membuat krayon berwarna ini” ungkapnya. Namun lanjut dia, dalam pembuatan Krayon ‘Airo’, pihaknya hanya memilih limbah plastik dengan kode daur ulang 5PP atau polypropylene.
“Kami sudah melakukan pengamatan, berbagai kode pembuatan. Kalau kita gunakan gelas plastik dengan kode 1PET hasilnya akan hangus, hancur dan tidak ada memiliki kekuatan,” Imbuhnya.
Sementara itu tambah dia, berbeda dengan hasil pembuatan dengan kode daur ulang 5PP yang menghasilkan warna bening dan kuat jika dipanaskan. Siswa kelas 10 SMA Negeri 1 Waru ini menjelaskan, bahwa selain meminimalisir limbah rumah tangga, pihaknya juga menilai bahwa limbah plastik dianggap lebih kuat, dan lebih aman untuk digunakan dalam pembuatan dasar Krayon.
“Semua hasil produk kita, baik dari pembuatan Krayon hingga pengemasan kita gunakan olahan limbah plastim dan rumah tangga” imbuhnya.
Misalnya saja papar dia, dalam packaging Ia bersama ke 18 temannya membungkusnya dengan kain perca yang tidak lagi digunakan oleh penjahit. Selain itu dalam pembungkusan bada Krayon ia juga menggunakan karung semen yang dilapisi stiker sebagai pelindung Krayon.
Promotion Manager Sekar Kinasih menambahkan gagasan pembuatan krayon berbahan limbah dipilih, karena pihaknya bergeram di bidang pendidikan dan seni. Ia berpendapat, jika sudah saatnya generasi muda mempunyai peran dalam mengembangkan pendidikan dan budaya di Indonesia.
“Kita ingin memberi edukasi kepada masyarakat bahwa limbah dan kain perca bisa dimanfaatkan untuk sesuatu yang bernilai ekonomis sekaligus kreatif. Ini juga bentuk kita dalam menjaga lingkungan kita” tuturnya.
Selain itu, imbuhnya, pihakya juga menyadari bahwa konteks penilaian Sociopreneurs dilihat dari sebarapa banyak, produk yang dihasilkan memberikan manfaat bagi orang lain, tidak hanya dari pihaknya sendiri.
“Dari hasil pembuatan Krayon daur ulang ini kan, kami bisa bekerjasama dengan pemulung, dan Adiwiyata di beberapa sektor, khususnya perumahan” tuturnya.
Diakui Sekar panggilan akrabnya, dalam proses pembuatan Krayon berbahan limbah plastik tersebut pihaknya mengalami kesulitan dalam mencari rasio perbandingan komposisi Krayon. “Kami terus melakukan uji coba rasio dan inovasi untuk menghasilkan perbandingan Krayon yang sesuai” sahutnya.
Tim yang berjuluk Safwana SC ini mengakui jika produk yang mereka buat bisa disebut aman. “Meskipun ini berbahan dasar plastik, kami sudah uji cobakan pada seekor tikus, dan hasilnya krayon ini tidak memberikan efek yang serius pada tikus tersebut. In sha Allah ini aman untuk digunakan” Ulasnya.
Diungkapkan sekar, jika hasil penjualan produk nantinya, akan didonasikan kepada SD Ngingas Sidoarjo. “Kami hargai produk kami dengan kisaran 30 hingga 70 ribu per pack dengan 12 macam krayon warna. Harga yang kami tawatkan tergantung packaging nya. Namun, setengah dari hasil produk kami, alan kami sumbangkan pada salah satu SD yang tertinggal di Sidoarjo, yaitu SD Ngingas” tandasnya.

Kembangkan Kewirausahaan lewat Youth Sociopreneur Initiative
Sebanyak lima sekolah dari Surabaya dan Sidoarjo mendapat kesempatan untuk mengasah kepiawaiannya dalam berbisnis pada Regional Student Company Competition yang di selenggarakan oleh Prestasi Junior Indonesia (PJI) bersama Citi Indonesia, Minggu (6/5). Lima sekolah tersebut diantaranya SMAN 1 Waru, SMAN 4 Sidoarjo, SMKN 3 Buduran, SMAN 21 Surabaya dan SMK GIKI 1 Surabaya. Manager Advisor Prestasi Junior Indonesia, Robert Gardiner mengungkapkan jika pihaknya ingin memberikan kesempatan bagi generasi muda Indonesia, khususnya yang masih duduk di bangku sekolah untuk belajar berbisnis.
“Kami ingin memberikan generasi muda kita kesempatan untuk percaya diri, saya bilang 4P untuk mendorong potensi mereka dalam berbisnis” ungkapnya
Lebih lanjut, 4P tersebut diantaranya pengetahuan lebih kuat tentang bisnis, pengalaman dalam memberikan mereka kesempatan untuk corporate tentang bisnis, dan percaya diri menjadi kesempatan bagi para siswa untuk menunjukkan kemampuannya dalam mempresentasikan produk mereka dengan menggunakan bahasa inggris.
Sisi lain, Mangement Advisor PJI Robert Gardiner juga menambahkan bahwa kompetisi kewirausahaan tersebut juga sebagai upaya dalam meningkatkan kekuatan perusahaan-perusahaan di Indonesia agar lebih maju kkedepannya
“Kalau kita tidak mengajarkan generasi kita sedini mungkin, misalnya saat ini, negara lain akan selangkah lebih maju dari negara kita” paparnya.
Dalam program Student Company ini, para siswa di bagi menjadi lima divisi layaknya sebuah perusahaan sungguhan. Diantaranya bagian Produstion, Marketing, Finance, Human Resources dan Public Keterampilan kesiapan kerja bagi siswa.
“Kita perlu melatih dan merangsang potensi kewirausahaan anak muda sejak mereka duduk di bangku sekolah. Siswa SMA dan SMK perlu didorong untuk dapat menciptakan bisnis debgan keterampilan yang dimiliki setelah lulus sekolah” lanjut dia.
Sebelumnya, Prestasi Junior Indonesia telah mencetak siswa berprestasi dengan masing-masing berada pada peringkat pertama dan kedua kejuaraan wirausaha Asia-Pasifik. Pada kejuaran Asia-Pasifik, Robert Gardiner menilai jika tim kewirausahaan dari Indonesia lebih baik, di banding negara-negara maju lainnya. Seperti Korea, Jepang, China, dan Singapore.
“Kita punya selebihnya 117 kantor di seluruh dunia, 17 kantor kita ada di kawan Asia-Pasifik. Semuanya menyuguhkan perwakilan terbaik masing-masing. Dan ini luar biasa tim Indonesia membuktikkan lebih baik gagasan dan kompetensi mereka di kancah International” tuturnya.
Yang paling menarik dalam kompetisi kita, tambah dia, adalah dominasi perempuan. Di mana menurutnya, hal tersebut menjadi sebuah kekuatan dalam merangsang peningkatan potensi kewirausahaan. [ina]

Tags: