Olah Raga Permainan Rakyat Dikendalikan IKIP Budi Utomo

Penampilan Seni tradisional menjadi salah satu penanda peresmian Pengurus KPOTI Kota Malang di Kampus IKIP Budi Utomo, Kamis (12/12) kemarin. [m taufiq]

Malang, Bhirawa
Olah Raga Tradisional di Kota Malang secara resmi memiliki kepengurusan dan dikendalikan IKIP Budi Utomo (IBU) Malang. Pernyataan ini disampaikan Ketua Pengurus Komite Permainan Rakyat dan Olah Raga Tradisional Indonesia (KPOTI) Jawa Timur, Drs Abdul Haris Ramadhan, disela-sela pengukuhan Pengurus KPOTI Kota Malang di Kampus A IKIP Budi Utomo, di Jl Arjuno, Malang, Kamis 12/12 kemarin.
Dengan adanya kepengurusan ini, diharapkan pengembangan olah raga tradisional di Kota Malang, dapat sejalan dengan program pemerintah. Yakni membangkitkan kembali kasanah budaya yang dimililki bangsa Indonesia.
“Kita memiliki olah raga dan kesenian tradisional, yang secara turun temurun telah menjadi kekayaan asli Indonesia, ini harus dipupuk dan dikembangkan lagi, sehingga menjadi kebanggaan bangsa Indonesia,” tutur Abdul Haris.
Haris menandaskan, untuk mengurus sebuah organsiasi olah raga seperti KPOTI, dibutuhkan keihlasan dan pengabdian. Karena olah raga ini jauh dari kesan glamor dan lebih dekat dengan masyarakat kecil. Ini berbeda dengan olah raga lainnya, jika olah raga lain sangat banyak yang mau mengurusi. Tetapi untuk KPOTI, benar – benar olah raga yang diurus oleh orang – orang yang dengan tulus mengabdi, untuk kepentingan bangsa.
Haris lantas meminta kepada Pengurus KPOTI yang baru, untuk segera menyusun program pelatihan, dan menjalin kerjasama dengan Pemerintah Daerah setempat, dalam pengembangan olah raga tradisional. Yang tidak kalah pentingnya, tegas lelaki yang juga pejabat Pemprov Jatim itu, Pengurus KPOTI Kota Malang harus pandai mengembangkan permainan olah raga dengan cara mengamati meniru dan melakukan modifikasi (ATM). Karena di olah raga ini ada slogan Lestari Budayaku, Bugar Bangsaku
Sementara itu, Rektor IKIP Budi Utomo Malang, Dr H Nurcholis Sunuyeko mengemukakan, dilantiknya Pengurus KPOTI Malang ini, menjadi sebuah kebanggaan. Karena itu pengurus harus mampu mewujudkan harapan dari pengurus pusat.
Menurut Nurcholis, olah raga itu ada soal kemanusiaan, tidak hanya sekedar prestasi, suportifitas, dan rohnya olah raga adalah kejujuran. Karena olah raga sangat erat kaitanya dengan persahabat.
“Kita patut angkat topi, terhadap atlet selancar Filipina Roger Cugay, yang merelakan tidak dapat medali demi menolong atlet Indonesia, Arif Nurhidayat, pada SEA Games lalu, itu sebuah kebanggaan, dan menunjukan unggul itu penting tetapi kemanusiaan itu mengalahkan segala – galanya,” kata Nurcholis.
Roh olahraga itu, lanjut lelaki yang juga Wakil Ketua Umum KONI Kota Malang itu, kemanusiaan, dan lebih luas daripada hanya sekedar prestasi. Makanya olah raga itu, mendidik kejujuran dengan suportifitas, silaturahmi dan kemanusiaan.
“Pendidikan olah raga itu arahnya kesana. Proses olah raga itu jarang diingat tetapi yang diingat saat menang saja. Padahal sebenarnya bermain dengan orang itu harusnya ada rasa bahagia,” tambahnya.
Pengurus KPOTI Malang, Drs. Sulikan menambahkan, setelah dipercaya KPOTI Jawa Timur, karena KPOTI Kota Malang dilantik pertama kali se Indonesia. Ia menyampaikan sebelumnya para pengurus, sudah pernah menjadi juri lomba gobaksodor.
“Kami akan kembangkan terus, olah raga yang bersumber pada budaya Indonesia yang sekarang makin hilang. Ada lima yang wajib, yakni Gobaksodor, Sumpitan, Trompah, Gadongan, dan Egrang,” kata Sulikan. [mut]

Tags: