Olah Rumen Sisa jadi Bahan Kertas Kerajinan

Nadya Rana Abiyya

Nadya Rana Abiyya
Mengembangkan inovasi yang sudah pernah dilakukan, Nadya Rana Abiyya tergolong siswa yang mempunyai rasa keingintahuan tinggi. Siswa kelas XII SMA 3 Muhammadiyah Surabaya ini, manfaatkan isi perut sapi yang disebut rumen. Rumen yang telah digunakan sebelumnya untuk pembangkit listrik yang dibuat oleh temannya, ia olah kembali menjadi bahan dasar kertas kerajinan.
“Saya menilai rumen ini tidak punya manfaat apa-apa. Apalagi, rumen yang saya gunakan sebelumnya telah digunakan teman saya untuk membuat energi listrik. Jadi saya gunakan rumen sisa yang sudah nggak fresh dan cenderung kering,” ungkap dia
Sebelumnya, diakui Nadya sapaan akrabnya, ada sebuah penelitian yang mengembangkan feses sapi menjadi kertas kerajinan. Sehingga dari hal itulah ia mulai melakukan penelitian dengan bahan dasar rumen.
“Sebenarnya jika menggunakan rumen yang masih fresh bisa saja. Hanya saja proses pengeringan agak lama. Selain itu, saya ingin benar-benar memanfaatkan rumen sisa ini, agar tidak menjadi sampah nantinya,” ujar dia.
Untuk pembuatannya, Nadya menjelaskan rumen sisa harus dicuci terlebih dahulu hingga bersih. Agar tidak menimbulkan bau, sebelum dicuci rumen di rendam dengan rebusan daun sirih terlebih dahulu selama 15 menit. Kemudian di jemur dibawah sinar matahari selama satu hingga dua hari.
“Kalau sudah kering, rumen diblender. Kita bedakan menjadi dua. rumen halus dan kasar. Untuk menghasilkan rumen halus, ada dua kali proses blender. Kemudian ayak masing-masing tipe rumen,” papar Nadya.
Setelah olahan rumen terbagi menjadi dua, kedua adonan kemudian dicampur dengan kertas bekas yang telah disobek. Dengan perbandingan, 160 gram kertas bekas dan 40 gram rumen kasar atau rumen halus.
“Setelah semua tercampur, tambahkan lem rajawali yang telah dicairkan dnegan air hangat dan 10 gram tepung kanji,” jelas dia
Kemudian di blender secara bersamaan dengan campuran air. Setelah itu masuk dalam tahap cetak screen. Setelah proses cetak, olahan kertas dikeringkan kembali sekitar dua hingga empat jam, tergantung sinar matahari.
“Dari kedua hasil adonan yang saya buat, saya sebut adonan A (adonan rumen halus) dan B (adonan rumen kasar) menghasilkan kekuatan dan tekstur yang berbeda,” tutur nya.
Secara tekstur, rumen halus lebih bagus. Adonan rumen halus juga unggul pada kekuatan uji gesek. Sedangakan untuk hasil adonan rumen kasar, secara warna lebih bagus dan bersih. Meskipun begitu, Nadya mengeluhkan proses pembuatan manual yang ia gunakan. Di mana hasil akhir pada sisi kertas tidak merata. [ina]

Tags: