Olahraga Tradisional Ajang Kebersamaan dan Kegotong-royongan

Dua peserta tari ojung, secara bergantian memukulkan rotan pada punggung lawannya dalam lomba tradisional yang digelar Formi Kabupaten Pasuruan di lapangan Nguling, Minggu (10/9). Selain tari ojung, juga digelar permainan dan olahraga tradisional seperti enggrang, terompah dan dagongan. [Hilmi Husain]

Pasuruan, Bhirawa
Federasi Olahraga Rekreasi Masyarakat Indonesia (Formi) Kabupaten Pasuruan melaksanakan kegiatan Pasuruan Olahraga Tradisional (Oltrad) di lapangan Nguling, Kecamatan Nguling, Kabupaten Pasuruan, Minggu (10/9).
Meski terik matahari yang begitu menyengat, namun ribuan peserta lomba permainan dan olahraga tradisional serta kesenian tetap semangat dengan rasa kekeluargaan dan kegotong royongan serta kebersamaan dengan menjunjung tinggi sportivitas.
Itu dibuktikan dengan antusias warga bergantian memberikan dorongan semangat dan sekaligus menjadi peserta dalam lomba sebanyak empat cabang olahraga itu.
Sejumlah olahraga dan kesenian tradional yang dilombakan antara lain ojung (cambuk rotan), dagongan (saling dorong dengan bambu), enggrang dan terompah (kelompen) gandeng.
Bahkan, gelak tawa dan canda tercuat, meskipun terjatuh saat bermain engrang, terompah maupun dagongan ternyata cukup mendatangkan kegembiraan tersendiri, baik para peserta maupun penonton.
Terlebih, meski saling pukul dengan rotan dalam tari ojung, peserta tetap tersenyum ramah kepada lawang masing-masing.
“Tradisi serta budaya yang ada di masyarakat melalui permainan rakyat sangat menunjukkan rasa kebersamaan, kegotong royongan hingga kekeluargaan yang tinggi. Karena itu, kami yang tergabung dalam Formi Kabupaten mengajak semua pihak menjaga dan melestarikan budaya serta tradisi masyarakat,” ujar Lulis Irsyad Yusuf, Ketua Formi Kabupaten Pasuruan.
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Pasuruan, Iswahyudi mengungkapkan melestarikan permainan dan olahraga tradisional merupakan cermin dari karakter Bangsa Indonesia yang sesungguhnya.
“Dalam permainan dan olahraga serta kesenian tradisional akan menjadi pengikat tali silaturahmi yang kuat. Istilah kalah menang diterima dengan sangat sportif, saling berjabat tangan dengan senyum. Meski kalah, tetap saja terbaha-bahak serta menunjukkan rasa guyub hingga gotong royong yang kuat,” kata Iswahyudi. [hil]

Tags: