Omzet Pedagang Cemara Turun

Foto: ilustrasi

Foto: ilustrasi

Surabaya, Bhirawa
Semakin banyaknya pedagang yang menjual pohon Natal dari plastik membuat pedagang bunga di Pasar Kayoon dan Pasar Bratang, mengaku omzetnya turun 90 persen. Padahal biasanya tiap tahun omzet pedagang pohon cemara asli mencapai 50 persen.
Fitri Rohimah pedagang bunga di Jalan Kayoon Surabaya mengungkapkan,  kondisi ini  telah terjadi sejak tahun 2010. Sebelumnya di tahun 2009, ia bisa menjual pohon cemara 50-70 pohon 2 minggu sebelum hari Natal. Sedangkan pada tahun ini hanya bisa menjual 5-8 pohon cemara saja.
“ Penjualan pohon cemara saat ini tidak sebaik tahun kemarin, omzet kami turun lebih dari 90%, kalau dibilang sudah sangat hancur-hancuran. Dari Bulan November sekarang hanya bisa kulak 5 pohon dan itu pun cuma laku 4 pohon,” terangnya pada Bhirawa, di Surabaya, Kamis (18/12) kemarin.
Ia melanjutkan, bukan hanya untung yang tidak di dapatkan dari penjualan pohon cemara. Tapi kerugian yang lebih di dapatnya. “ Saat ini balik modal saja sudah susah, apalagi dapat untung. Untuk mengembalikan modal awal sudah tidak bisa,” jelasnya.
Sedangkan Darwanti pedagang di Pasar Bunga Bratang juga mengalami nasib yang sama. 3-5 pohon saja yang saat ini baru laku terjual. Sedagkan sisa 3 pohon yang dipajangnya masih belum laku terjual, karena pohon cemara yang dijual kalah dengan pohon Natal dari plastik.
“Pohon Natal plastik saat ini lebih mendominasi, karena memang bisa dimanfaatkan secara berulang-ulang. Sedangkan pohon cemara hanya bisa digunakan satu kali dalam setahun, itupun dalam kurun waktu 1-2 minggu saja. Selebihnya dibuang,” jelas pria 65 tahun tersebut.
Untuk konsumen di Pasar Bratang tidak datang dari Surabaya saja, namun ada yang berasal dari luar pulau. Pemesanan bisa datang 1 bulan menjelang Natal, hingga H-1 pohon cemara tidak bisa terjual. “Mau gimana lagi,  saya cuma bisa pasrah. Dulu sekitar tahun 2000 hingga 2011 masih bisa jual 50 atau 60 pohon menjelang natal gini. Tapi sekarang sudah hampir natalan cuma bisa laku 1 pohon saja. Jadi biar tetep balik modal, pohonya saya jual murah saja,” katanya. [wil]

Rate this article!
Tags: