OP Mampu Kendalikan Inflasi di Jatim

Surabaya, Bhirawa
Inflasi Jatim di Bulan Juni menurut data dari  Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim hanya mencapai 0,49 persen lebih rendah dari inflasi nasional 0,69 persen. Rendahnya inflasi pada Juni 2017 atau pada Puasa hingga Lebaran merupakan hasil kerja keras dari berbagai elemen Pemprov Jatim dan pemerintah pusat.
Kepala BPS Jatim Teguh Pramono mengatakan, rendahnya inflasi ini berkat kerja keras pemerintah dalam mengendalikan kenaikan harga atau inflasi menjelang puasa hingga sampai lebaran dengan mengadakan berbagai kegiatan pasar-pasar murah, operasi pasar (OP) dan Disperindag. ketersediaan pangan oleh Dinas Pertanian serta lancarnya distribusi bahan pokok dari produsen ke konsumen.
Keberhasilan pengendalian inflasi tersebut juga tidak terlepas dari kerja keras Tim Pengendali Inflasi daerah (TPID) Jatim yang secara proaktif mengambil langkah antisifasi stabilisasi harga. “Stabilisasi harga TPID cukup berhasil melalui program gerai stabilitas pangan permanen, gerai pangan situasional, OP mandiri yang dilakukan oleh distributor bahan pokok. Program TPID cukup ampuh meredam gejolak harga bisa terkendali selama Puasa hingga lebaran,” kata Teguh Pramono saat jumpa press di kantornya, Surabaya, Senin (3/7).
Sementara penghitungan angka inflasi di 8 kota Indeks harga Konsumen (IHK) di Jatim selama Juni 2017 seluruh kota mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Probolinggo yaitu mencapai 0,70  persen, diikuti  Madiun 0,68 persen, Surabaya sebesar 0,52 persen, Banyuwangi sebesar 0,47 persen, Kediri dan Jember sebesar 0,44 persen, Sumenep sebesar 0,40 persen, dan yang terendah adalah Malang sebesar 0,37 persen. Walaupun semua kota mengalami inflasi namun komoditas yang memicu terjadinya inflasi tidaklah sama untuk semua kota.
Kelompok pengeluaran yang mengalami inflasi tertinggi ialah Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas, dan Bahan Bakar yang mencapai 0,98 persen, sedangkan inflasi terendah ialah Kelompok Bahan Makanan sebesar 0,10 persen. Tidak ada kelompok pengeluaran yang mengalami deflasi pada bulan Juni 201.
Komoditas utama yang memberikan andil terbesar terjadinya inflasi di Jatim bulan Juni 2017 adalah naiknya tarif listrik untuk 900 Watt , daging ayam ras, dan tarif kereta api. Sedangkan komoditas yang memberikan andil terbesar deflasi ialah turunnya harga komoditas cabai rawit, bawang putih, dan cabai merah.
Laju inflasi tahun kalender Jatim di bulan Juni 2017 mencapai 2,97 persen, angka ini lebih tinggi dibanding tahun kalender Juni 2016 yang  hanya sebesar 1,08 persen.
Laju inflasi tahun ke tahun (yoy) Jatim di bulan Juni 2017 mencapai 4,66 persen, angka ini jauh lebih tinggi dibanding Juni 2016 yang  hanya sebesar 2,93 persen. [jnr]

Inflasi Bulan Juni 2017 di Ibukota di Pulau Jawa
No.   Kota      Inflasi
1  Bandung     0,99  persen  
2  Serang     0,84 persen
3  Yogyakarta     0,61 persen
4  Surabaya     0,52 persen
5  DKI Jakarta     0,46 persen
6  Semarang     0,37 persen

Rate this article!
Tags: