OP SDA Terus Tingkatkan Pembangunan Infrastruktur Pengairan

Pembukaan acara Wirakarya Operasional dan Pemeliharaan Sumber Daya Air di Graha ITS Surabaya, Rabu (02/05) lalu. [achmad tauriq/bhirawa]

Surabaya, Bhirawa
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air melalui Direktorat Bina Operasional dan Pemeliharaan Sumber Daya Air (OP SDA), Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) saat ini telah melakukan upaya untuk meningkatkan pembangunan infrastruktur pengairan. Di antaranya dengan menjalin kerjasama dengan 10 perguruan tinggi di Indonesia di tahun ini, namun sebelumnya di tahun sudah terjalin kerjasama dengan 15 perguruan tinggi.
Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kementerian PUPR, Ir Lolly Martina Martief MT saat dikonfirmasi Bhirawa di Surabaya, Kamis (3/5) kemarin mengungkapkan total perguruan tinggi yang terjalin kerjasama adalah 25 perguruan tinggi.
“Dengan kerjasama ini diharapkan nantinya ada pemberian sharing knowledge (berbagi ilmu pengetahuan) yang dimiliki perguruan tinggi kepada masyarakat. Perguruan tinggi itu ada banyak inovasi-inovasi, ini yang kami harapkan dibagikan kepada masyarakat luas,” jelasnya.
Lolly menambahkan untuk mengatasi masalah OP SDA ini tidak bisa pemerintah sendiri yang menangani, melainkan harus banyak pihak. Baik itu pemangku kepentingan dalam hal ini pemerintah daerah, komunitas terutama perguruan tinggi.
“Peran perguruan tinggi sangat-sangat penting, sebab untuk bisa melakukan OP SDA dengan baik memang dibutuhkan teknologi-teknologi baru yang tepat guna. Peran kampus juga memberikan tambahan ilmu bagi petugas-petugas OP SDA khususnya yang bertugas di irigasi,” terangnya.
Menurut Kepala Sub Direktorat OP Irigasi dan Rawa, Direktorat Bina OP Dirjen Sumber Daya Air, KemenPUPR, Arief Rachman mengatakan Wirakarya Nasional OP SDA, bertujuan untuk menggugah kepedulian semua pihak.
“Baik itu pemangku kebijakan, masyarakat untuk menjaga sumber daya air. banyak pihak yang hanya membangunsumber daya air tanpa melakukan perawatan lebih lanjut. Sehinggasumber daya air yang ada menjadi rusak,” ujarnya.
Sampai saat ini luar irigasi di Indonesia mencapai 7,2 juta hektar, yang menjadi tanggung jawab pemerintah hanya 2,3 juta hektar. Sisanya adalah tanggung jawab pemerintah provinsi dan kabupaten. “Karena itu kami undang semua pemangku kepentingan di Grha ITS ini agar semuanya lebih peduli,” kata Arief selaku Ketua Panitia Wirakarya Nasional yang di gelar di Graha ITS Surabaya.
Sedangkan Jatim bakal melakukan pengayaan sumber daya air dengan membangun lima waduk di Trenggalek, Pacitan, Ponorogo, Nganjuk dan Bojonegoro sebagai target menjadi lumbung padi nasional. Langkah ini bertujuan untuk meningkatkan produksi pangan naik hingga 13 juta ton pertahun kendati sebelumnya sudah mencapai 8 juta ton saat ini.
Asisten II Bidang Perekonomian Pemprov Jatim, Fattah Yasin mengatakan, kendati Jatim merupakan area hilir sungai, pihaknya optimis Jatim mampu mengelola sumber daya air secara maksimal. “Angka tersebut mampu mendorong produksi tanaman pangan di Jatim menjadi provinsi penghasil terbesar di Pulau Jawa. Pengelolaan sumber daya air di Jatim saat ini masih bagus, apalagi program pembangunan infrastruktur strategis pengairan di Jatim ini termasuk rencana startegis pembangunan tersebut,” pungkasnya. [riq]

Tags: