OP Tak Menyentuh Pedesaan Disoal Dewan

Warga di sekitar wilayah Kecamatan Singosari saat mengantri pembelian bahan pokok murah yang digelar Disperidagsar Kabupaten Malang, di depan Pasar Singosari, Kec Singosari, kabupaten setempat

Warga di sekitar wilayah Kecamatan Singosari saat mengantri pembelian bahan pokok murah yang digelar Disperidagsar Kabupaten Malang, di depan Pasar Singosari, Kec Singosari, kabupaten setempat

Kab Malang, Bhirawa
Operasi Pasar (OP) yang digelar Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang selama bulan suci Ramadan dinilai belum menyentuh wilayah pedesaan masih masih terpusat di wilayah Kota Kecamatan atau perkotaan.
Anggota Komisi B DPRD Kabupaten Malang H Hadi Mustofa mengatakan OP saat ini hanya digelar di dua pasar yakni Pasar Kepanjen dan Singosari. Sehingga bahan pokok murah hanya dinikmati warga perkotaan, dan warga yang berada di pedasaan belum bisa menikmati harga bahan pokok murah yang dijual melalui OP.
“Setiap memasuki bulan cuci Ramadan hingga Hari Raya Idul Fitri harga sebagian bahan pokok melonjak. Sehingga dengan naiknya harga bahan pokok tersebut dampak yang paling dirasakan adalah masyarakat yang berada di pedesaan yang jauh dari pusat Ibu Kota Kecamatan,” terangnya.
Secara geografis, ungkap dia, wilayah Kabupaten Malang ini sangat luas, sehingga masyarakat lebih banyak tinggal di perdesaan. Dan seharusnya, dalam OP tersebut tidak hanya dilakukan di wilayah perkotaan saja, namun juga di wilayah pedasaan. Hal itu agar masyarakat di pedesaan ikut merasakan harga bahan pokok murah.
“Sehingga kenapa OP hanya dilakukan di dua pasar saja, padahal di Kabupaten Malang terdapat 33 pasar, yang tersebar di 33 kecamatan. Sehingga OP yang digelar Pemkab Malang melalui Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Pasar (Disperindasar) belum bisa merata hingga ke pedesaan,” ujar Mustofa. Dengan OP belum menyentuh pada masyarakat pedesaan, tegas dia, maka dirinya akan memanggil Kepala Disperindagsar Kabupaten Malang agar dia nantinya bisa memberikan keterangan terkait OP yang hanya di pusatkan pada perkotaan. Dan dirinya juga akan meminta kepada Disperindagsar untuk OP diperluas hingga ke pedesaan.
“Perlu diwaspadai adanya beberapa sekelompok orang yang menimbun bahan pokok murah dari OP yang digelar Disperindag untuk dijual lagi. Sehingga hal itu bisa menjadi tidak tepat sasaran. Sebab, target OP bahan pokok yakni untuk meringankan beban masyarakat,  karena terjadinya kenaikan bahan pokok di pasaran,” kata Mustofa, yang juga mantan Ketua Paguyuban Pedagang  Pasar Kabupaten Malang (P3KM).
Secara terpisah, salah satu warga Desa Bocek, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang Nurul Khotijah juga mengeluhkan OP yang hanya digelar di perkotaan. Sementara, masyarakat desa seperti saya ini sangat mengharapkan bahan pokok murah. Karena menjelang bulan suci Ramadan hingga saat ini harga kebutuhan bahan pokok sebagain naik. “Terutama gula pasir yang harganya sangat mahal, yakni dari Rp 11 ribu per kilogram (kg) kini menjadi Rp 16 ribu per kg,” jelasnya. Dirinya berharap, OP juga digelar di wilayah pedesaan, sehingga masyarakat yang berada di pinggiran kota bisa merasakan harga bahan pokok murah. [cyn]

Tags: