OPD di Sidoarjo Diberi Semangat Lahirkan Inovasi Layanan Publik

Sebanyak 87 pejabat OPD di Pemkab Sidoarjo telah diberi semangat untuk lahirkan inovasi layanan publik. [ alikus/bhirawa]

Sidoarjo, Bhirawa
Semua organisasi perangkat daerah (OPD) di Pemkab Sidoarjo tiap tahun terus dimotivasi untuk bisa melahirkan inovasi pelayanan publik di tempatnya. Tujuannya, OPD punya solusi yang  tepat, cepat, mudah, aman dan nyaman dalam memberikan layanan publiknya pada masyarakat.
Kepala Bagian Organisasi Pemkab Sidoarjo, Drs Ahadi Yusuf MSi, mengatakan sejumlah inovasi yang dilahirkan dari OPD di Pemkab Sidoarjo, sudah ada yang pernah mampu menembus dalam kompetisi sistim inovasi pelayanan publik ( Sinovik), yang diselenggarakan Kemenpan RB tiap tahunnya itu.
Yusuf menyebut pada tahun 2014 lalu misalnya,  Dinas Penanaman Modal dan PTSP masuk dalam Top 99 bahkan sampai Top 40. Tahun 2016, RSUD Sidoarjo juga masuk Top 99. Dan tahun 2017, Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Sidoarjo juga masuk Top 99.
Pada tahun 2018 lalu,  menurut Yusuf,  Pemkab Sidoarjo mengusulkan delapan inovasi layanan publik dari 8 OPD kepada Kemenpan RB.  Namun, ia mengakui tidak satupun lolos masuk dalam Top 99Kompetisi Sinovik itu. Hanya masuk di tingkat Provinsi Jatim saja.
Tapi menurut Yusuf, pihak OPD jangan sampai putus asa. Tapi harus tetap semangat dan terus menyempurnakan inovasi layanan publiknya.  Sebab menurutnya, untuk bisa lolos masuk dalam kompetisi Sinovik itu,  harus lain daripada yang lain. Karena jumlah saingannya ratusan, yang berasal dari Kabupaten/Kota di Indonesia, dari lembaga  di Kementrian  dan dari  lembaga  Non Kementrian.
“Jadi inovasi yang kita lahirkan itu, manfaatnya harus betul-betul dirasakan oleh konsumen dan bisa terukur hasil positifnya, data dan fakta harus betul-betul nyata, jangan hanya proposalnya bagus tapi di lapangan ternyata hanya biasa saja,” papar Yusuf, Senin (11/3) kemarin, yang pada akhir pekan lalu, telah mengumpulkan 87 orang pejabat di OPD Sidoarjo di ruang Delta Graha Setda.
Karena itu, Yusuf sangat berharap semoga usulan inovasi pelayanan publik dari Kab Sidoarjo yang diusulkan dalam Kompetisi Sinovik tahun 2019 ini, bisa sampai menembus TOP 99 bahkan sampai lolos ke TOP 33. Yang persaingannya sudah sampai tingkat Internasional.
Karena itu, menurut Yusuf,  berbanggalah para OPD di Sidoarjo kalau sampai bisa masuk dalam Kompetisi Sinovik ini. Sebab persaingan dalam Kompetisi  inovasi ini memang susah.
Untuk membuat inovasi layanan publik, menurut Yusuf, tidak mesti harus mengeluarkan biaya yang besar dan mahal. Tapi dari pengalaman yang ada di sejumlah daerah, ada yang cukup dengan biaya murah saja.
Dari pengamatan Yusuf, inovasi yang tidak banyak dibuat misalnya masalah pangan dan masalah pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak. Serta masalah pemberdayaan lingkungan. Kalau masalah tata kelolah Pemerintahan selama ini paling banyak.
Yusuf juga nyakin,  masalah kesehatan dan masalah pendidikan di Kab Sidoarjo, bisa dilahirkan inovasi layanan publiknya.
“Jangan membuat inovasi yang itu-itu saja, yang di tempat lain juga sudah ada,”  saran Yusuf.
Yusuf lebih lanjut mengatakan,  selama ini Pemerintah Pusat telah memberikan pemasukan kepada daerah berupa Dana Alokasi Umum (DAU) dan Dana Alokasi Khusus (DAK).
Saat ini, kata Yusuf, Pemerintah juga akan memberikan Dana Insentif Daerah (DID). Salah satu ukurannya untuk bisa mendapatkannya adalah, inovasi pelayanan publik di daerah ada yang sudah mampu menembus dalam TOP 99 Sinovik.
“Maka itu kita harus bangga, karena apabila inovasi  yang kita  lahirkan nanti masuk dalam TOP 99, akan bisa memberikan kontribusi pada daerah kita, baik dari sisi pelayanan yang baik pada masyarakat juga kontribusi
pemasukan  bagi daerah,” kata Yusuf.
Selain inovasi yang sudah pernah masuk TOP 99, pertimbangan lain untuk bisa mendapatkan DID ini, kata Yusuf, diantaranya adalah pernah dapat WTP, penganggaran tepat waktu, penerapan e-purcurement, ada pelayanan perizinan satu pintu (PTSP),  juga dari nilai SAKIP. (kus)

Tags: