Operasi Pasar Lemah Akibat Kurang Koordinasi

Foto: ilustrasi

Foto: ilustrasi

Surabaya, Bhirawa
Sejak harga sembako alami inflasi, Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperdagin) Kota Surabaya gelar operasi pasar (opas) di beberapa kelurahan di Surabaya.  Namun sayang Operasi pasar  yang digelar  sering kali tidak berkoordinasi dengan pihak kelurahan.Alhasil, seringkali, pihak Kelurahan kelabakan untuk mencarikan tempat.
Salah satu kelurahan yang mengeluhkan kondisi ini adalah Lurah Pacar Kembang, Kecamatan Tambaksari.  Trisnoningsih , Lurah pacar kembang pada Bhirawa, Kamis (5/3), dalam melaksanakan Opas Disperindagin tidak melakukan konfirmasi dan koordinasi sama sekali  dengan pihak kelurahan. Akibatnya  petugas Kelurahan kelabakan mencari tempat dan mempersiapkan lokasi.
” Jadi pagi tadi ujug-ujug ada truk dengan  tulisan operasi beras raskin bermuatan sembako (beras) datang di kantor Kelurahan Pacar Kembang untuk minta tempat. Setelah saya tanyakan pada petugas ternyata hari ini wilayah Pacar Kembang ada operasi pasar,” terang Trisnoningsih Lurah Pacar Kembang saat ditemui Bhirawa di ruang kerjanya, Kamis (5/3).
Iin sapaan akrab Lurah Pacar Kembang ini menambahkan, akhirnya mengkoordinasikan pada Kasi Perekonomian dan Fisik Prasarana untuk mencarikan tempat untuk digelarnya operasi pasar. Seharusnya, pihak Disperindagin dua hari sebelumnya ada konfirmasi bahwa akan ada operasi pasar agar pihak Kelurahan menyiapkan tempat yang banyak warga kurang mampunya.
” Minimal dua harian itu ada konfirmasi agar kita menyiapkan tempat yang sekiranya banyak warga yang kurang mampu. Selain itu juga operasi ini tepat sasaran, dan terkait tempat juga kita akan carikan yang sekiranya tidak mengganggu lalu lintas,” tandas Iin mantan Bagian Kepegawaian BKD Kota Surabaya ini.
Sementara itu, Kasi Perekonomian dan Fisik Prasarana Kelurahan Pacar Kembang, Rina Aisyah menempatkan di RW VII Kelurahan Pacar Kembang. Akan tetapi, Rina kesulitan untuk memberitahukan kepada warga sekitar terkait adanya operasi pasar.
” Jadi kami woro-worokan melalui microfone masjid untuk lebih efisien. Setelah itu kami koordinasikan pada setiap RW untuk memberikan woro-woro melalui masjid,” terang Rina.
Perempuan lulusan IAIN (UIN) ini juga menambahkan, setelah diworo-worokan satu persatu warga mendatangi lokasi operasi pasar. Pertama waktu terlihat sepi, tutur Rina, pembelian beras dibatasi maksimal tiga kantong plastik beras, yang satu kantongnya berisi 5Kg.
” Selang beberapa waktu, kita turunkan maksimal pembelian menjadi 2 kresek hingga 1 kresek, 1 kreseknya seharga Rp 7.300. Yang disediakan Pemkot hanya 5 ton beras, banyak warga yang tidak kebagian. Selain itu juga ada minyak goreng sebanyak 216 liter, dan gula ada 550Kg dengan harga Rp 8.000,” jelasnya.
Sementara itu, Kadisperindagin Kota Surabaya, Widodo Suryantoro ketika dikonfirmasi Bhirawa melalui selulernya tidak kunjung diangkat.
Selain itu, Kelurahan Bulak Banteng, Mas’ud juga membenarkan bahwa jadwal operasi pasar yang ada di wilayahnya tidak tahu. Akan tetapi, pihaknya sudah menyiapkan kupon bagi warganya jika sewaktu-waktu ada operasi pasar.
” Saya tahunya tadi sore malahan mas, dan itu dari staf saya. Setelah ditanya itu orang dari mana saya gak tahu, tapi yang jelas katanya Selasa (10/3) besok ada operasi pasar.
Mas’ud menambahkan, di wilayahnya ada sekitar 370 warga yang tidak mampu. Karena banyaknya warga menengah kebawah, dirinya berinisiatif untuk membuat kupon agar bisa merata untuk mendapatkan sembako murah, mulai dari beras, gula, dan minyak goreng. ” Kupon itu nantinya kami bagikan disaat ada operasi pasar agar semua warga tidak mampu bisa membelinya, jadi nanti 1 kupon 1 orang,” ujar Mas’ud ketika dikonfirmasi Bhirawa. (geh)

Tags: