
Pemprov Jatim terus berupaya mengontrol kenaikan harga beras dengan berbagai upaya. Di antaranya ialah menggelar operasi pasar disejumlah daerah di Jatim.
Pemprov, Bhirawa
Pemprov Jatim terus berupaya mengontrol kenaikan harga beras dengan berbagai upaya. Di antaranya ialah menggelar operasi pasar, hingga bekerjasama dengan Bulog menyalurkan bantuan pangan cadangan beras tahap II periode September – November 2023.
Kendati demikian, fluktuasi harga beras di Jatim tampaknya belum dapat dikendalikan maksimal. Hal itu dapat dilihat dari pergerakan harga beras medium di Jatim berdasarkan siskaperbapo.jatimprov.go.id yang mengalami kenaikan rata-rata 0,42 % dari angka Rp 11.338 menjadi Rp 11.385 pada Senin (18/9) kemarin. Angka tersebut masih di atas HET (Harga Eceran Tertinggi) yang ditetapkan pemerintah sebesar Rp 10.900 per kilo.
Berdasarkan Siskaperbapo, dari 38 kabupaten/kota se Jatim, 32 daerah masih mematok harga beras medium di atas HET. Khususnya tiga daerah dengan harga beras termahal di Jatim ialah Kabupaten Sampang yang mencapai Rp 13.200 disusul Kabupaten Bojonegoro sebesar Rp 12.450 dan Kabupaten Sidoarjo Rp 12.250 per kilo.
Sementara beberapa daerah yang telah berhasil mengendalikan harga beras medium setara atau di bawah HET tercatat sebanyak enam daerah. Di antaranya ialah Kabupaten Magetan dengan harga beras medium Rp10.900, Kabupaten Nganjuk Rp10.900, Kabupaten Trenggalek Rp10.900, Kota Probolinggo Rp10.900, Kota Malang Rp10.800, Kabupaten Jombang Rp 10.633.
Harga beras di Jombang berada di posisi yang paling murah setelah sehari sebelumnya Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa melakukan operasi pasar di depan Pendopo Kabupaten Jombang, Minggu (17/9).
Operasi pasar yang digelar sekaligus untuk stabilisasi harga bahan pokok ini menjual beras medium dengan harga jual Rp 10.200/kg, gula pasir dengan harga Rp 13.000/kg, minyak goreng dijual dengan harga Rp 13.000/liter, telur ayam ras dengan harga jual Rp 23.000/kg, dan bawang putih dijual harga Rp 28.000/kg.
Khofifah mangatakan, operasi pasar murah di Jombang ini merupakan titik ke-16. Sehari sebelumnya ia juga meninjau langsung pelaksanaan pasar murah di Kab. Bondowoso. Rencananya kegiatan ini akan digelar secara bergilir di berbagai titik di Jawa Timur. Dimana di setiap titiknya diwajibkan ada beras, minyak goreng dan gula yang di jual murah dibawah harga di pasar.
“Kita siapkan harga sembako yang lebih murah dari harga di pasaran, kemarin kami melakukan hal yang sama persis seperti ini di Bondowoso begitu juga di tempat-tempat yang lain. Semoga ini bisa meringankan beban masyarakat,” ungkapnya.
Khofifah menegaskan, operasi pasar murah ini bertujuan untuk menjaga stabilitas harga bahan pokok utamanya beras. Karena diketahui, harga beras saat ini sedang mengalami kenaikan.
“Saat ini Pemprov Jawa Timur terus membangun sinergitas bersama untuk memberikan stabilisasi harga sembako utamanya beras. Harapannya masyarakat bisa mengakses sembako dengan harga lebih murah sehingga lebih terjangkau,” urainya.
Terkait kenaikan harga beras, Khofifah kembali menegaskan bahwa komoditas itu dipicu naiknya harga Gabah Kering Giling (GKG) dan Gabah Kering Panen (GKP) sejak masuk ke tempat penggilingan. Kenaikan tersebut membuat harga beras di pasaran mengalami kenaikan hingga diatas HET.
“Saya sampaikan bahwa GKG dan GKP sampai di penggilingan itu memang harganya sudah di atas HET. Namun, kita juga berharap kenaikan di penggilingan ini akan bisa dinikmati oleh para petani kita,” harapnya.
Lebih lanjut dijelaskan Khofifah, bahwa kenaikan harga beras di banyak wilayah membuat Jatim harus menyuplai beras di lebih banyak wilayah di Indonesia. Hal ini karena, biasanya Jatim menyuplai 16 provinsi diluar Sulawesi Selatan dan di luar Sumatera. Bahkan saat ini Riau dan Bangka Belitung juga disuplai dari Jatim.
“Jadi, saat ini kita terus melakukan berbagai ikhtiar untuk bisa menyiapkan kebutuhan warga bangsa bukan hanya untuk warga Jawa Timur,” pungkasnya.
Sebagai informasi, harga bahan pokok rata-rata di Kab. Jombang per tanggal 17 September 2023 antara lain Beras medium Rp. 10.633/kg dengan HET Rp. 10.900/kg, Minyakita Rp. 14.833/liter dengan HET Rp. 14.000/liter, Gula pasir Rp. 13.167/kg dengan HET Rp. 14.500/kg, dan Telor ayam ras Rp. 25.860/kg dengan HET Rp. 27.000/kg. [tam.iib]