Operasi Zebra Semeru 2016 Kedepankan Edukasi Tertib Lalin

Kapolda-Jatim-Irjen-Pol-Anton-Setiadji-menyematkan-pita-tanda-dimulainya-tugas-dalam-Operasi-Zebra-Semeru-2016-Rabu-1611-di-Mapolda-Jatim.-[Oky-Abdul-Sholeh/bhirawa]

Kapolda-Jatim-Irjen-Pol-Anton-Setiadji-menyematkan-pita-tanda-dimulainya-tugas-dalam-Operasi-Zebra-Semeru-2016-Rabu-1611-di-Mapolda-Jatim.-[Oky-Abdul-Sholeh/bhirawa]

(Cipta Kondisi Persiapan Natal dan Tahun Baru 2017)
Polda Jatim, Bhirawa
Selama 14 hari kedepan, terhitung mulai tanggal 16-29 November 2016, Polda Jatim beserta jajaran melaksanakan Operasi Zebra Semeru 2016. Selain target terciptanya keamanan, keselamatan, ketertiban dan kelancaran (Kamseltibcarlantas), Operazi Zebra Semeru mengedepankan edukasi tertib lalu lintas (lalin).
Bertempat di Halaman Mapolda Jatim, bertindak selaku Inspektur Upacara, Kapolda Jatim Irjen Pol Anton Setiadji memimpin 2.572 personil yang bertugas dalam Operasi Zebra Semeru 2016. Kepada seluruh anggota, Anton menekankan untuk memberikan teguran dan edukasi terhadap pengendara yang masuk dalam kategori pelanggaran ringan.
“Selain cipta kondisi persiapan natal dan tahun baru, Operasi Zebra Semeru 2016 ini lebih banyak edukasi dan teguran terhadap pengendara yang jenis pelanggarannya ringan. Tapi hal itu tidak berlaku bagi pelanggar yang mengakibatkan fatalitas laka lantas, dan tetap dilakukan penegakkan hukum dengan ditilang,” kata Irjen Pol Anton Setiadji usai gelar pasukan, Rabu (16/11).
Dijelaskan Anton, untuk kategori pelanggaran lalu lintas yang mengakibatkan fatalitas lantas, diantaranya yakni berhenti disembarang tempat, mengemudikan kendaraan melawan arus, tidak menggunakan sabuk keselamatan dan menggunakan hp saat berkendara. “Pelanggaran fatalitas seperti itulah yang bisa dikenakan sanksi tegas, berupa penilangan,” tegasnya.
Sebagaimana diketahui, tahun 2015 angka kecelakaan lalu lintas di Jatim tercatat sebanyak 1.895 kasus. Sementara di tahun 2014, angka kecelakaan di Jatim sebanyak 2.024 kasus kecelakaan. Jadi, dari tahun 2015 angka kecelakaan menurun menjadi 375 kasus atau 17 persen.
Disinggung perihal target Zero Accident dalam hall aka lantas, Anton mengaku hal itu sulit dilakukan. Menurutnya, laka lantas dan kemacetan tidak bisa ditekan menjadi nol kasus. Sebab, banyaknya factor yang menyebabkan dua hal tersebut, itulah yang menjadi sulit untuk dihindari. Bukan karena kita saja faktornya, melainkan karena orang lain juga.
“Di Jatim, saya tidak berani target Zero Accident. Kalau untuk menekan angka kecelakaan dan macet menjadi berkurang, masih bisa. Karena Zero Accident itu sudah mendahului kehendak Tuhan,” tegasnya.
Sebagaimana diberitakan, pada anev Operasi Zebra Semeru 2015 lalu, factor penyebab laka lantas yang utama diantaranya yakni pengemudi ngantuk atau lelah, mabuk karena pengaruh alkohol, menerobos lampu merah, melanggar batas kecepatan, dan berpindah jalur. Sementara jenis laka lantas diantaranya yakni kasus tunggal, laka dari arah depan, laka dari arah belakang, tabrak pejalan kaki dan tabrak lari.
Sedangkan untuk waktu terjadinya laka lantas, data di Ditlantas Polda Jatim dalam Operasi Zebra Semeru 2015 lalu tercata diantaranya paling banyak terjadi mulai pukul 06.00-09.00 WIB dengan jumlah 80 kasus laka lantas dan pukul 12.00-15.00 WIB jumlah 79 kasus. [bed]

Tags: