Optimalisasi Peran Ayah dalam Pendidikan Anak

Refleksi Hari Ayah Nasional Ke 13, 12 November 2019

Oleh :
Yudha Cahyawati
Guru SDN Wates 2 Kota Mojokerto

Selain menghormati peran ibu dengan peringatan hari ibu yang jatuh setiap tanggal 22 Desember, Indonesia juga memberi penghormatan dan penghargaan yang sama kepada peran penting ayah dalam keluarga, yakni dengan lahirnya hari Ayah Nasional yang pertama kali jatuh pada tanggal 12 November tahun 2006 di Solo. Setelah itu, setiap tanggal 12 November, secara nasional diperingati sebagai hari Ayah Nasional. Selain ibu, ayah juga memiliki peran yang sangat penting dan strategis dalam pendidikan anak dan keluarga. Ayah menjadi nahkoda dan penanggung jawab utama dalam menahkodai sebuah kapal keluarga dalam mengarungi kehidupan. Dia menjadi tulang punggung, sandaran, dan pelindung dalam sebuah rumah tangga.
Sebagai kepala keluarga, tugas seorang ayah tidak hanya mencari nafkah semata. Ayah juga mempunyai peran yang sangat penting dalam pendidikan keluarga. Di masyarakat kita, mendidik anak dalam keluarga cenderung diserahkan kepada ibu. Sedikit sekali ayah yang turun langsung berinteraksi dengan anak. Kesibukan ayah bekerja, membuat tugas utamanya dalam mendidik anak terabaikan. Maka tidak heran, jika anak remaja sekarang tidak memiliki moral yang baik. Anak usia SMP-SMA merokok dianggap hal yang biasa. Kenakalan remaja dianggap wajar. Siapa yang paling bertanggung jawab dalam hal ini ?. tentu saja jawabannya adalah ayah.
Sejak dalam kandungan, pengasuhan ayah ini memberikan dampak yang sangat signifikan. Maka yang harus dilakukan oleh seorang ayah adalah melakukan pendekatan secara emosional dengan anak. Ayah merupakan sosok yang istimewa bagi anak. Kedekatan secara emosional ini akan memberikan dampak positif pada perkembangan anak. Anak yang dekat dengan ayahnya cenderung menjadi anak yang cerdas. Memiliki ketenangan dan rasa tanggung jawab ketika menghadapai masalah. Tentuh saja hal ini akan terjadi jika ayah merupakan sosok yang penuh tanggung jawab juga dan menjadi teladan bagi anak dan keluarganya..
Optimalsiasi Peran Ayah
Bagaimanapun keteladanan dari seorang ayah adalah kunci dari optimalisasi peran ayah dalam mendidik anak. Kedekatan emosional ini bisa dilakukan salah satunya dengan mengantar anak ke sekolah, makan bersama anak, bermain bersama anak, dan aktifitas lainnya.
Pertama, ayah harus memastikan bahwa anak-anak mendapatkan hak-haknya secara penuh. Hak makan, kesehatan, perlindungan rasa nyaman, dan hak bermain. Dalam hal ini tentu saja ayah tidak bisa melakukannya sendiri. Nah, ada peran ibu di sana. Membantu peran-peran ayah ketika ayah tidak bersama anak-anak. Ayah memastikan kebutuhan materi anak-anaknya terpenuhi. Kebutuhan fisik tercukupi. Selanjutnya hak secara immateriil juga harus dipenuhi. Anak punya hak untuk bermain bersama ayah. Bercengkrrama dan bertukar pikiran. Tantangan zaman sekarang adalah ayah dann ibu lebih sibuk dengan gawainya. Meraka kadang lupa ada hak anak yang terampas akibat ayah terlalu sibuk dengan gawainya.
Kedua, ayah mempunyai tugas untuk menjadikan anak mandiri dalam kehidupannya kelak. Tentu saja hal itu harus dilakukan sedini mungkin. Pembiasaan yang dilakukan di dalam keluarga akan sangat mempengaruhi pola pikir anak dalam bertindak. Pola asuh orang tua di rumah adalah sebuah proses pembentukan karakter yang sesungguhnya. Karena anak lebih banyak waktu di rumah dari pada di sekolah. Oleh karena itu ayah sebagai kepala keluarga memang harus mempunyai strategi bagaimana menerapkan kemandirian pada anak. Proses ini pun harus mendapat dukungan penuh dari ibu.Ibu sebagai pelaksana harian. Meskipun ibu lebih banyak berinteraksi dengan anak, tetapi ayah tetap mempunyai kewajiban penuh sebagai penanggung jawab.
Ketiga, ayah harus memberikan teladan. Semua perilaku anak merupakan cerminan dari perilaku orang tuanya. Memberikan teladan sangat berbeda dengan pencitraan. Teladan bahwa apa yang dilakukan ayah adalah suatu aktifitas yanng melekat pada sosok ayah tersebut. Misalnya jika ingin anak disiplin waktu, maka ayah harus memberikan contoh disiplin terhadap waktu terlebih dahulu. Ketika orang tua menginginkan anaknya untuk tidak merokok, maka ayah harus tidak merokok. Ingin anaknya menjadi pribadi yang rajin beribadah, maka ayah harus rajin beribadah terlebih dahulu. Ketika ingin anaknya rajin membaca, maka ayah harus sering membaca di depan anak. meskipun tidak semua hal harus kita lakukan agar dicontoh oleh anak. Akan tetapi ada beberapa karakter dasar yang harus kita tunjukkan kepada anak agar dapat ditiru. Anak adalah peniru ulung. Dan orang tuanya khususnya ayah, merupakan sosok yang setiap hari dilihatnya.
Keempat, ayah harus memastikan bahwa anaknya mendapat bekal ilmu agama yang cukup. Ayah harus mempersiapkan anaknya menjadi pribadi yang siap menghadapi kehidupannya sendiri kelak. Jadi orang tua sebenarnya menyiapkan anak untuk berpisah dengan ayah dan ibunya. Bekal keimanan ini adalah hal yang paling penting. Jangan sampai mengejar dunia semata dan melupakan akhirat. Ketika ayah sudah tidak lagi bisa memberikan kontribusi baik materi maupun non materi, maka pedoman agama ini lah yang menjadi rujukan sepanjang hayat si anak. Tugas ini tidak mudah. Di era milineal dan era revolusi industri yang dijejali dengan segudang aplikasi sangat mudah untuk memalingkan anak pada hal yang bersifat materi oriented. Satu-satunya jalan yang dapat digunakan untuk memastikan bekal agama adalah melauli pendidikan. Pendidikan agama suatu hal yang niscaya. Maka ayah memastikan anak-anaknya untuk meraih kesuksesan dunia tanpa melupakan tujuan hidup yang abadi kelak.
Perjuangan seorang ayah memang berat. Tuntutan ekonomi yang kian sulit. Maka jangan sekali-kali meremehkan peran ayah. Meski masih banyak ayah di luar sana yang masih belum layak disebut ayah. Masih banyak ayah yang lari dari tanggung jawabnya sebagai ayah. Ayah membutuhkan support penuh dari ibu. Keharmonisan rumah tangga juga merupakan tanggung jawab ayah. Teruslah berjuang bagi para ayah di seluruh Indnesia. Sejarah akan menorehkan tinta bahwa dirimu merupakan bagian dari kesuksesan pendidikan anak-anak di seluruh negeri Indonesia ini.

———– *** ————–

Tags: