Optimalkan Kinerja di Triwulan Pertama, Biro PBJ Kembangkan Motor Baja

Kepala Biro PBJ Indah Wahyuni melihat progres pengadaan barang dan jasa melalui aplikasi Motor Baja di ruang kerjanya, Rabu (17/3).

Pemprov, Bhirawa
Kinerja pengadaan barang dan jasa di pemprov terus dioptimalkan untuk percepatan serapan APBD tahun 2021. Dari total paket yang masuk dalam Rencana Umum Pengadaan (RUP), tercatat sebanyak 70 paket pengadaan berhasil dirampungkan. Nilainya mencapai Rp 141,94 miliar.
Kepala Biro Pengadaan Barang dan Jasa (PBJ) Indah Wahyuni menjelaskan, total paket yang telah masuk dalam RUP 2021 mencapai Rp 1,3 triliun. Dari jumlah tersebut, 140 paket pengadaan telah diproses hingga pertengahan Maret ini dengan nilai total Rp 245,6 miliar.
Dari jumlah itu, 70 paket telah rampung dilelang. “Kita sedang proses 12 paket pengadaan yang rencananya akan rampung hingga akhir Maret ini. Jadi total sudah ada 82 paket lelang yang rampung di triwulan pertama ini,” ujar perempuan yang akrab disapa Yuyun tersebut saat ditemui di ruang kerjanya, Rabu (18/3).
Yuyun lebih lanjut menuturkan, progres percepatan lelang terus dimonitor melalui inovasi yang dikembangkan Biro PBJ tahun ini. Inovasi berupa Motor Baja (Monitoring Pengadaan Barang dan Jasa) memantau secara realtime update RUP dan proses lelang yang sedang berjalan. Tahun ini, tercatat sebanyak 18.540 paket penyedia dalam RUP.
Dari jumlah tersebut, 774 paket dengan nilai di atas Rp 200 juta dilakukan melalui proses tender, tender cepat, seleksi atau penunjukan langsung. Sementara pengadaan dengan nilai kurang dari Rp 200 juta tercatat sebanyak 15.382 paket yang dilakukan dengan pengadaan maupun penunjukan langsung.
“Sejak November tahun lalu, kita sudah bersurat ke OPD-OPD agar segera melakukan lelang di awal. Khususnya untuk paket-paket pengadaan jasa seperti security, cleaning service, atau mamin,” ujar Yuyun.
Yuyun mengakui, eksekusi lelang untuk pekerjaan konstruksi paling sedikit realisasinya. Di triwulan pertama ini, dari 70 paket lelang yang telah rampung dilelang hanya empat di antaranya yang meruapkan pekerjaan konstruksi. Selebihnya 11 paket pengadaan barang, tiga paket konsultasi dan 52 jasa lainnya seperti cleaning service atau security. “Dari total Rp 141,94 miliar yang terealisasi pada 70 paket tersebut, penawaran yang masuk sebesar Rp 121 miliar atau selisih Rp 19 miliar. Jadi memang antara HPS dan penawaran selalu di bawahnya sehingga ada selisihnya,” pungkas Yuyun. [tam]

Tags: