Optimalkan Layanan SLBN, Dindik Salurkan Mobil Jatim Cettar

Bertahap, hanya tiga lembaga yang mendapatkan mobil Jatim Cettar untuk layanan antar jemput siswa ABK.

Prioritaskan ABK dari Keluarga Tak Mampu, Terbatas Jarak dan Fisik
Dindik Jatim, Bhirawa
Optimalkan layanan pendidikan khusus, Dinas Pendidikan (Dindik) Jatim dengan salurkan tiga mobil layanan bagi siswa Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) di Jatim. Di tahap pertama ini, baru tiga mobil Jatim Cettar yang didistribusikan di tiga SLB Negeri, yakni SLBN Lawang, SLBN Jember dan SLBN Talun Blitar.
Menurut Kepala Dindik Jatim, Wahid Wahyudi, sesuai arahan Gubernur Jatim pada Dindik Jatim agar peserta didik ABK juga diberikan fasilitas yang sama dengan yang lain. Sehingga mereka juga bisa mengikuti proses pembelajaran dengan baik.
“Di akhir tahun 2020 ini melalui APBD Jatim diadakan pengadaan mobil Jatim Cettar untuk sekolah SLB,” kata Wahid, Selasa (29/12).
Lebih lanjut, Wahid menjelaskan, di tahap pertama ini mobil hanya diberikan ke sekolah dengan jumlah siswa terbanyak. Salah satunya SLBN Jember dengan jumlah siswa 144 orang. Nantinya, mobil akan diprioritaskan untuk antar jemput siswa dari kalangan keluarga tak mampu. Diharapkan bagi anak difabel yang belum mengikuti pendidikan bisa mengikuti pendidikan di SLB terdekat.
“Kami harapkan juga para alumni ABK bisa mengantarkan siswanya sehingga bisa bekerja di perusahaan dan menjadi pekerja mandiri atau perguruan tinggi. Termasuk bagi SLB yang membutuhkan tempat praktek. Bisa memanfaatkan Sarpras di SMK terdekat,” imbuhnya.
Sementara itu, Kepala Bidang PKPLK Dindik Jatim, Suhartono mengungkapkan tiga mobil layanan difabel Jatim Cettar ini merupakan program tahunan sejak tahun 2019. Di tahun sebelumnya, Dindik juga telah mendistribusikan tiga mobil layanan antar jemput difabel di tiga sekolah yang berbeda. Yakni SLBN Gedangan, SLBN Batu, dan SLBN Sampang.
“Ini tahun kedua kami mengadakan program ini. Diharapkan mobil ini bisa memberikan layanan antar jemput kepada ABK yang memiliki keterbatasan ekonomi, keterbatasan jarak dan keterbatasan fisik,” jabarnya.
Diakui Suhartono, program mobil layanan antar jemput ABK perlu dianggarkan. Mengingat salah satu kebutuhan yang mendesak bagi lembaga dalam memberi layanan pendidikan. Sehingga lembaga ini bisa mengoptimalkan layanan yang diberikan.
“Di dalam mobil sudah dimodifikasi ada dua kursi roda untuk siswa difabel. Kapasitasnya untuk lima penumpang. Jadi memang didesain dan prioritaskan untuk mereka yang kesulitan secara ekonomi, terbatas secara jarak dan fisik,” tandasnya. [ina]

Tags: