Optimalkan Produktivitas UKM, Ubah Tata Letak Produksi

Heri Murnawan meninjau tempat produksi UKM CV Mandiri Jaya Logam.

Surabaya, Bhirawa
Dosen Teknik Industri Universitas 17 Agustus 1945 (Untag 45) Surabaya, Heri Murnawan, mengkaji proses produksi di CV Mandiri Jaya Logam bersama dua rekannya, yaitu Putu Eka Dewi Karunia Wati dan Mulyanto Nugroho. Hal ini dilakukan karena kapasitas produksi yang belum optimal padahal banyak permintaan produknya.
“Banyak sekali limbah alumunium yang tidak terproses secara maksimal, seperti wajan bekas, panci bekas, kampas rem, kampas kopling, dan sebagainya. Sangat sayang jika tidak dibenahi,” jelas Heri.
Dikatakan Hery, Limbah ini diolah oleh CV Mandiri Jaya Logam menjadi produk pully, baling-baling perahu, pemotong singkong, grill untuk jalan, baut kupingan, dan lainnya.
“Kasir sebagai pemilik mempunyai keinginan untuk mengembangkan produk hasil produksinya yang tidak hanya berupa alumunium batangan tetapi alumunium cetakan, hal tersebut karena banyaknya pesanan alumunium cetakan,” lanjutnya.
Dikatakan Heri, berdasarkan evaluasi proses produksinya terdapat kendala belum optimalnya tata ruang produksi. Ia menilai ruang produksi terbilang sempit. Apalagi perpindahan material yang terlalu jauh dalam proses produksi membuat efektifitas dan efisiensi kerja kurang baik.
“Perbaikan tata letak fasilitas akan berdampak pada efisiensi waktu produksi dan akhirnya akan meningkatkan kapasitas produksi,” imbuh dia.
Karenanya pihaknya menawarkan perhitungan biaya produksi kepada UKM yang ternyata berdampak baik. Tak heran jika pengabdian ini mendapatkan hibah dari Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat Kementerian Riset dan Teknologi (DRPM Kemenristekdikti). Tak hanya itu, Heri dan tim juga melakukan perbaikan tata letak fasilitas dengan metode Activity Relationship Chart melalui peluasan area produksi yang memanfaatkan lahan kosong.
“Hasilnya mampu meningkatkan produksi sampai 30% dan dapat memenuhi pesanan pelanggan sehingga dapat meningkatkan keuntungan dan kesejahteraan pekerja disaat pandemi Covid 19 ini,” jabar Ketua Prodi Teknik Industri Untag Surabaya ini.
Melalui pengabdian pada UKM yang telah berdiri sejak 15 tahun ini, Heri menyadari pentingnya peranan akademisi, karena harus bisa jeli melihat kehidupan masyarakat. ”Sebisa mungkin mampu meningkatkan kesejahteraan ekonomi dari masyarakat atau UKM. Apalagi UKM bisa mendapatkan hibah melalui perguruan tinggi, jadi kita harus merangkul dan membantu para pelaku UKM,” pungkas dia. [ina]

Tags: