Optimis Perekonomian Indonesia Menjanjikan di Tahun 2018

Linda Maulidina Hakim, Direktur Departemen Kebijakan Makroprudensial dan Yunita Resmi Sari Direktur Departemen Pengembangan UMKM (pegang mic)

Jakarta, Bhirawa
Perekonomian Indonesia 2018 cukup optimis dan menjanjikan, karena cukup terjaga. Perbankan punya kredibilitas yang baik dapat mengendalikan harga sehingga akan lebih baik dibandingkan tahun 2017 ini. Demikian, Yunita Resmi Sari, Direktur Departemen Pengembangan UMKM, saat ditemui usai presentasi, Selasa (21/11) kemarin, di hall hotel Sahid Jakarta dalam acara pelatihan wartawan daerah 2017.
Menurut Yunita, kenapa optimis untuk tahun 2018 ini, karena konsolidasi ekonomi yang sudah berjalan akan berakhir pada tahun tersebut yang berjalan dengan aman. Ditegaskan pula bahwa mekanismenya juga sudah berjalan lancar, maka harus diikuti pula dengan ex officio yang independen tidak memihak diantara bank Indonesia dan Otoriatas Jasa keuangan (OJK), diantara mereka juga jangan sampai tumpang tindih antara satu kewenangan dengan yang lainnya. “Pengawasan tetap di tangan OJK untuk menjaga keseimbangan,” tandas Yunita.
Agar jangan sampai apa yang sudah dicapai pada 2018 ini tidak terjaga dengan baik, maka segala hal yang bisa menimbulkan gejolak harus dijaga dengan baik pula, termasuk UMKM yang lemah misalnya. Maka jauh sebelumnya harus dicari dan dipelajarinya di mana kelemahan tersebut terjadi dan penyebabnya.
UMKM harus ditingkatkan secara optimal jangan sampai ada yang tertinggal jika memang Sumber Daya Manusia (SDM) salah satu penyebabnya maka harus dilakukan pelatihan pelatihan terhadap mereka yang tertinggal, termasuk pelatihan E-commers sehingga tidak Gaptek.
Yunita juga meminta agar pergudangan atau gudang gudang yang mubadir tidak dipakai dan manfaatkan agar dibuka dan dimanfaatkan secara baik. Sehingga tidak ada hal yang menganggur dan mubadir karena tidak dipakai.
Sementara itu, Linda Maulidina Hakim, Direktur Departemen Kebijakan Makroprudensia, yang juga tampil sebagai nara sumber Selasa (21/11) mengungkapkan, bahwa resiko sistemik juga harus dijaga karena sistem gangguan juga bisa menimbulkan instabilitas keuangan.
Linda mengungkapkan cara makroprodensial dengan langkah langkahnya menghadapi hal tersebut, yakni, melakukan penekanan sumber resiko sistemik, seperti kredit konsumsi yang menyangkut 2 hal yakni perumahan dan motor, seperti yang sudah dilakukan pada Juni 2015 yang telah diumumkan aturan mengendalikan kredit perumahan karena kelebihan KPR, kredit perumahan dan kendaraan lebih tinggi.
Pengembangan UMKM BI ada 5 langkah strategi yakni, mendukung stabilitas rupiah, dapat UMKM yang berkualitas, kehandalan alat pembayaran (elektronik), dan penguatan kerja sama kelembagaan.
Karenanya, kata dia, seluruh bank harus dapat memberikan UMKM. [ma]

Tags: