Orang Berisiko HIV/AIDS Ada di Kabupaten Sidoarjo

Pj Bupati Hudiyono hadir dalam audensi dengan ODHA di Sidoarjo. [alikus/bhirawa]

Sidoarjo, Bhirawa
Sejumlah orang yang beresiko dengan HIV/AIDS, dipetakan ada di wilayah Kabupaten Sidoarjo. Diantaranya kelompok Waria atau wanita tapi pria, LHL atau lelaki suka lelaki, wanita pekerja seks langsung (WPSL) maupun wanita pekerja seks tidak langsung (WPSTL).

Data yang diperoleh dari Komisi Penanggulangan HIV/AIDS (KPA) Kabupaten Sidoarjo, jumlah kelompok Waria pada tahu 2020 ini diestimasi sekitar 206 orang, wanita pekerja seks langsung estimasi 375 orang dan lelaki suka lelaki estimasi 551 orang.

Menurut Sekretaris KPA Kabupaten Sidoarjo, dr M.Ato’ Ilah, pada tahun 2019 lalu jumlah Waria ada 200 orang. Pada tahun 2020 ini ada penambahan 6 orang. Hotspot atau titik nongkrong para Waria ini diantaranya selain jalan juga salon. Mereka selain dari Sidoarjo, juga dari Surabaya, Pasuruan, Mojokerto dan Jombang.

Kemudian, kelompok WPSL yang pada tahun 2020 ini jumlahnya diestimasi ada 375 orang. Mereka berada di 9 wilayah kecamatan. Titik nongkrong mereka, selain di warung juga ada di jalanan.

Pendidikan mereka, mulai dari SMP sampai SMA. Selain berasal dari Kabupaten Sidoarjo, mereka juga datang dari sejumlah daerah seperti Gresik, Jombang, Lumajang, Jember, Bojonegoro, Bojonegoro, Madiun dan Lamongan.

Juga Lelaki suka lelaki, pada tahun 2020 ini diestimasi ada 551 orang. Jumlah ini naik dibanding tahun 2019 lalu. Mereka dipetakan berada di 12 wilayah kecamatan. Titik kumpul mereka diantaranya, selain di jalan, juga ada di cafe dan salon. Selain dari Sidoarjo, mereka juga berasal dari luar kota seperti Surabaya, Pasuruan, Gresik dan Madiun.

“Kita mulai melakukan pemetaan-pemetaan ini sejak tahun 2006 lalu,” kata dr Ato’ Ilah, dalam acara audensi ODHA dengan Pj Bupati Sidoarjo, Hudiyono, Rabu (25/11) kemarin, di Pendopo Delta Nugraha.

Hadir dalam acara itu, 30 orang dengan HIV/AIDS (ODHA), dan 20 yang statusnya orang hidup dengan ODHA (OHINDHA). Para undangan ini berasal dari 18 kecamatan yang ada. Sejumlah pendamping ODHA di Sidoarjo juga diundang.

Para ODHA yang hadir, dalam kegiatan kemarin, rata-rata termasuk usia produktip. Bahkan ada ODHA yang statusnya mahasiswa, tapi tidak ada orang yang tahu. Kecuali orang tertentu.

Dalam acara sehari itu, para ODHA dimotivasi. Walau mereka saat ini sedang dicoba oleh Yang Maha Kuasa dengan sakit, namun harus tetap semangat dan bisa hidup bermanfaat bagi orang lain.Kondisi seperti itu dianggap sangat berharga sekali, daripada sehat tapi malah justru menimbulkan masalah dan derita terhadap orang lain.

Dr Ato’ Ilah yang juga Kabid Pencegahan Penyakit Dinkes Kab Sidoarjo itu mengatakan para ODHA sangat mengharap dukungan pelayanan kesehatan dari Pemerintah.

Dirinya menyampaikan mulai Januri sampai Agustus 2020 ini, telah muncul kasus baru sebanyak 256 ODHA. Seacara kumulatif, jumlah ODHA di Kabupaten Sidoarjo sejak tahun 2010 sampai 2020 ini ada sebanyak 3.690 ODHA. Dengan jumlah itu, posisi Kabupaten Sidoarjo di Provinsi Jawa Timur ini, kata dr Ato’ berada dalam urutan ke-3.

Dikatakan dr Ato’, saat ini untuk pelayanan pemeriksaan kesehatan ODHA ini bisa dilakukan secara gratis di 26 Puskesmaa, RSUD Sidoarjo dan RS swata yang sudah ada kerja sama dengan Dinkes Kab Sidoarjo.

Namun kalau untuk pelayanan pemberian obat ARV, masih dengan 9 Puskesmas saja dan RSUD. Harapannya pada tahun 2021 mendatang, akan ada tambahan 2 Puskesmas lagi yang bisa melayani pengobatan ARV tersebut. (kus)

Tags: