Orang Tua ‘Abal-Abal’ Jemput Hasil Razia Valentine

16-penjemput Liponsos. gehSurabaya, Bhirawa
Permasalahan sosial yang ada di Kota Surabaya butuh perhatian lebih dari semua pihak terutama  orang tua .  Hasil  razia yang dilakukan Satpol PP menunjukkan masyarakat dan  orang tua di Surabaya semakin permisif bahkan pasif dengan tindakan yang dilakukan anak.
Razia Satpol PP pada malam Hari Valentine ,Sabtu (14/2)  terjaring  339 pasangan mesum di berbagai hotel terutama kelas melati di seantero Surabaya. Tidak hanya kasus asusila, narkoba juga ditemukan dalam razia tersebut, Saat ini masih diproses di Polrestabes Surabaya.
Namun bukan pemandangan keprihatinan yang terlihat saat proses penjemputan oleh keluarga di Liponsos.  Dari pantauan Bhirawa, Minggu (15/2) di UPTD Lingkungan Pondok Sosial (Liponsos) Keputih memang suasana penuh dengan orang-orang yang menjemput dengan berbekal Kartu Keluarga (KK)
Namun ternyata, dari ratusan orang yang menjemput, mayoritas bukan dari orang tua kandungnya. Bahkan terlihat ada yang mengaku dari Wartawan, dan ada juga dari pihak penegak perda (Satpol PP) Provinsi Jatim juga menjemputnya.
Selain itu, terlihat juga perempuan yang seusai dijemput sama sekali tidak ada rasa penyesalan. Bahkan masih bisa tersenyum tanpa ada rasa malu seusai terjaring razia di hotel kelas melati yang bukan pasangan suami istrinya itu.
” Mana orang tuanya? Kok sampeyan yang menjemputnya? sampeyan jangan melindungi orang yang selingkuh ya,” seru Kepala Liponsos Sri Supatmi kepada Banpol Satpol PP Jatim atas nama Wahyu K yang masih lengkap mengenakan seragamnya, Minggu (15/2).
Suasana Liponsos Keputih yang biasanya sepi, mendadak ramai dipadati pengunjung. Mereka datang untuk menanyakan keluarganya yang terjaring razia valentine day yang dilakukan gabungan Satpol PP, Linmas, TNI-Polri. Hotel kelas melati itu antara lainnya Hotel Dahlia, Hotel Istana Permata, Hotel Kenjeran, serta homstay.
” Kami mendahulukan yang orang tuanya asli menjemputnya, kalau mengaku saudaranya kami kesampingkan dulu mas. Pokoknya yang di luar prosedural langsung saya sendiri yang menangani,” ujar Sri pada Bhirawa.
Sebelumnya, ratusan pasangan mesum yang terjaring razia Satpol PP ini didata terlebih dahulu di Mako Satpol PP setelah itu diserahkan ke Liponsos dengan menggunakan tujuh truk besar milik Satpol PP Kota Surabaya.
Sebelumnya, razia besar-besaran ini digelar untuk memberantas pesta seks di hari valentine. Pasangan mesum yang didominasi kaum muda dijaring dari sejumlah hotel short time di Kota Surabaya. Hingga Pukul 01.00 Wib Minggu (15/2) dini hari, jumlah pasangan bukan suami istri yang terjaring lebih dari 300 orang.
Terpisah, Kasatpol PP Kota Surabaya, Irvan Widyanto mengatakan, Razia besar-besaran ini perintah langsung dari Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini. ” Instruksi Bu Wali agar hari valentine tidak dipakai untuk mesum. Ini tindakan preventif untuk melindungi generasi muda,” kata Irvan.
Dari 189 orang, terdapat tiga perempuan di bawah umur dan seorang pemuda yang diduga menggunakan narkoba. Uniknya lagi tertangkap basah satu pasangan yang usianya di atas 52 tahun dan 66 tahun. ” Razia ini untuk memerangi kemaksiatan di hari Valentine. Selain itu, Satpol juga menyita banyak kondom, bir, cokelat serta alat tes kehamilan yang dijual dengan ditata satu rak di minimarket,” tambahnya. (geh)

Tags: